Suami saya mendapat tugas yang mengharuskannya pergi selama sebulan penuh. Saya pun langsung kewalahan menghadapi tugas-tugas untuk mengurus pekerjaan saya, rumah kami, dan anak-anak kami. Ada tenggat penulisan yang semakin dekat. Ada alat pemotong rumput yang rusak. Ada anak-anak yang sedang libur sekolah dan butuh hiburan. Bagaimana saya bisa mengerjakan semua tugas itu seorang diri?
Namun, saya segera menyadari bahwa saya tidak benar-benar seorang diri. Teman-teman dari gereja datang untuk membantu. Josh datang untuk memperbaiki alat pemotong rumput. John membawakan saya makan siang. Cassidy mengurus cucian. Abi mengajak anak-anak saya bermain bersamanya sehingga saya dapat menyelesaikan pekerjaan saya. Allah bekerja melalui setiap dari mereka untuk mencukupi kebutuhan saya. Mereka adalah wujud nyata dari suatu komunitas yang digambarkan Paulus dalam Roma 12. Mereka mengasihi dengan tulus (ay.9), mengutamakan kebutuhan orang lain daripada kebutuhan mereka (ay.10), memberikan bantuan saat saya sedang membutuhkannya, dan menunjukkan keramahtamahan (ay.13).
Karena kasih yang ditunjukkan teman-teman itu, saya dapat tetap bersukacita “dalam pengharapan” dan bersabar “dalam kesesakan” (ay.12), bahkan saat saya mengasuh sendiri anak-anak selama sebulan. Saudara-saudari dalam Kristus itu telah menjadi perwujudan Allah bagi saya. Mereka menunjukkan ketulusan kasih yang sepatutnya dibagikan kepada setiap orang, terutama kepada yang seiman dengan kita (Gal. 6:10). Saya berharap dapat semakin meniru teladan mereka.
Wawasan
Bermurah hati menyambut orang asing merupakan salah satu pengajaran yang penting dalam Perjanjian Baru. Yesus meminta para murid-Nya untuk bergantung pada kemurahan hati orang yang mereka layani (Matius 10:11; Lukas 10:7-8). Yesus juga menerima kemurahan hati orang lain (Markus 2:15; 14:3; Lukas 7:36). Maria dan Marta membuka rumah mereka bagi Yesus (Lukas 10:38), dan kemungkinan Yesus tinggal di sana setiap kali Dia datang ke Yerusalem (lihat Matius 21:17). Lukas menyebutkan sekelompok wanita yang “melayani rombongan [Yesus dan kedua belas murid-Nya] itu dengan kekayaan mereka” (Lukas 8:3). Rasul Yohanes memuji Gayus karena kemurahan hati dan sambutannya yang penuh kasih kepada para pengajar firman Tuhan yang membutuhkan tempat tinggal dalam pelayanan keliling mereka (3 Yohanes 1:5-8).Ketika kita dengan penuh kasih memberi dukungan nyata bagi orang-orang yang melayani, kita sedang mengambil bagian dalam pekerjaan mereka untuk kebenaran (ay.8). Karena itu, Paulus mendesak kita, “Tolonglah mencukupi kebutuhan orang-orang Kristen lain dan sambutlah saudara-saudara seiman yang tidak Saudara kenal, dengan senang hati di dalam rumahmu (Roma 12:13 BIS). Senada dengan itu, Petrus memberi nasihat, “Tetapi yang terutama, kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain ..... Dengan sukacita berilah tumpangan bagi mereka yang membutuhkan makanan atau tempat tinggal (1 Petrus 4:8-9).
rubi prasetyo pada 28/05/2018 at 4:22 am
Komunitas yang saling menolong & membangun satu dengan yang lain adalah perwujudan kasih Allah