Month: September 2019

Berkenan di Mata Allah

Sebuah perusahaan konsultan teknologi mempekerjakan saya setelah lulus kuliah meskipun saya tidak bisa menulis kode komputer dan belum tahu banyak soal usaha teknologi informasi. Dalam proses wawancara untuk mengisi posisi pemula, saya baru tahu bahwa ternyata perusahaan ini tidak terlalu melihat pengalaman kerja. Sebaliknya, kualitas pribadi seseorang seperti kreativitas dalam menyelesaikan masalah, ketajaman dalam menilai sesuatu, dan kesanggupan bekerja sama dalam tim adalah hal-hal yang jauh lebih penting. Perusahaan menganggap bahwa para karyawan baru dapat diajari keterampilan yang dibutuhkan selama diri mereka memiliki kualitas sesuai dengan apa yang dicari oleh perusahaan.

Perisai yang Melindungi Saya

Gereja kami mengalami kehilangan yang menyakitkan ketika Paul, pemimpin pujian yang sangat berbakat, meninggal dunia dalam usia tiga puluh satu tahun karena kecelakaan kapal. Paul dan istrinya, DuRhonda, sudah tidak asing lagi dengan penderitaan; beberapa kali janin dalam kandungan sang istri meninggal sebelum sempat dilahirkan. Sekarang, ada kubur baru di dekat makam anak-anak mereka. Peristiwa memilukan yang dialami keluarga itu sangat mengguncang orang-orang terdekat mereka.

Bertumbuh dalam Pengenalan

“Kamu akan ikut dalam program pertukaran pelajar!” Waktu itu saya berumur tujuh belas tahun dan sangat senang mendengar kabar bahwa saya diterima menjadi peserta program pertukaran pelajar di Jerman. Namun, saya hanya mempunyai waktu tiga bulan sebelum keberangkatan dan belum pernah mengikuti les bahasa Jerman sama sekali.

Nama di Atas Segala Nama

Nama Antonio Stradivari (1644–1737) telah melegenda dalam dunia musik. Biola, selo, dan biola alto yang dibuatnya bernilai sangat tinggi karena kualitas karya dan kejernihan suaranya sehingga banyak di antaranya diberikan nama masing-masing. Contohnya, salah satu biola diberi nama Messiah-Salabue Stradivarius. Setelah pemain biola, Joseph Joachim (1831–1907) memainkannya, ia menulis, “Bunyi biola Strad, si unik “Messie”, yang begitu lembut nan agung itu terus terngiang dalam ingatan saya.”

Tinggal pada Pokok Anggur

Emma baru saja melewati musim dingin yang sangat berat dengan membantu menjaga seorang anggota keluarganya yang sakit keras. Pada musim semi tahun itu, Emma merasa dikuatkan setiap kali melewati sebatang pohon ceri dekat rumahnya di Cambridge, Inggris. Di atas kuntum-kuntum bunga merah muda, tumbuh kuntum-kuntum bunga putih. Seorang tukang kebun yang pintar telah mencangkokkan bunga putih pada pohon ceri itu. Setiap kali Emma melewati pohon unik itu, ia ingat Yesus pernah berkata bahwa Dialah pokok anggur dan para pengikut-Nya adalah ranting-rantingnya (yoh. 15:1-8).