Month: Juli 2020

Mengelola Dunia Milik Allah

“Mengapa Ayah harus berangkat kerja?” Pertanyaan itu diutarakan anak perempuan saya karena ia ingin terus bermain dengan saya. Saya pun lebih senang tidak pergi agar bisa menghabiskan waktu bersamanya, tetapi banyak pekerjaan di kantor yang membutuhkan perhatian saya. Namun, itu pertanyaan yang bagus. Untuk apa kita bekerja? Apakah hanya untuk memenuhi kebutuhan kita dan orang-orang yang kita cintai? Bagaimana dengan pekerjaan yang tidak dibayar—mengapa kita melakukannya?

Dikhianati

Pada tahun 2019 diselenggarakan berbagai pameran seni di seluruh dunia untuk memperingati lima ratus tahun wafatnya Leonardo da Vinci. Meski banyak gambar dan penemuan ilmiahnya dipamerkan, tetapi sebenarnya hanya ada lima lukisan yang diakui luas sebagai karya da Vinci yang telah tuntas, dan salah satunya lukisan The Last Supper (Perjamuan Terakhir).

Bertekunlah!

Allah senang memakai orang-orang yang mungkin diabaikan oleh dunia. William Carey dibesarkan di sebuah desa kecil di abad ke-18 dan tidak memiliki pendidikan formal yang tinggi. Ia kurang berhasil dalam pekerjaan dan hidup miskin. Namun, Allah memberinya dorongan untuk memberitakan kabar baik dan memanggilnya menjadi misionaris. Carey belajar bahasa Yunani, Ibrani, dan Latin hingga akhirnya dapat menerjemahkan Perjanjian Baru untuk pertama kalinya ke dalam bahasa Bengali di India. Sekarang Carey dikenal sebagai “bapak gerakan misi modern,” tetapi dalam surat yang ditulisnya untuk keponakannya, ia menilai kemampuan dirinya dengan begitu rendah hati: “Yang bisa kulakukan adalah bekerja keras dan bertekun.”

Di Saat Aku Bergumul, Allah Saja Sumber Warasku

Vaksin Covid-19 masih dalam proses uji klinis. Seluruh rakyat Indonesia menantikan dengan penuh harap. Tak terkecuali, kita sebagai umat Tuhan pun turut berharap pandemi ini akan segera berakhir dengan ditemukannya vaksin itu.

Bekas-Bekas Luka-Nya

Setelah mengobrol dengan teman saya, Grady, baru terpikir oleh saya mengapa ia lebih senang menyapa dengan saling membenturkan tinju daripada berjabat tangan. Berjabat tangan akan memperlihatkan bekas luka di pergelangan tangannya yang disebabkan oleh upayanya menyakiti diri sendiri. Kita terbiasa menyembunyikan luka-luka kita—baik yang terlihat dari luar ataupun yang ada di dalam batin—yang disebabkan oleh orang lain atau diri kita sendiri.