Penulis

Lihat Semua
Dennis Fisher

Dennis Fisher

Dennis Fisher bergabung dengan RBC sejak tahun 1998 dan menjabat sebagai editor pengelola ChristianCourses.com. Ia mempunyai dua anak dan seorang cucu. Ia dan istrinya, Janet, saat ini tinggal di De Witt, Michigan.

Artikel oleh Dennis Fisher

Firman Allah yang Kekal

Di awal Perang Dunia II, serangan bom udara meluluhlantakkan sebagian besar isi kota Warsawa, Polandia. Balok-balok semen, pipa yang meledak, dan pecahan kaca berserakan di seluruh kota tersebut. Namun di pusat kota, sebagian besar dinding dari sebuah bangunan yang sudah rusak masih berdiri dengan kokoh. Itulah kantor pusat British and Foreign Bible Society (Lembaga Alkitab Britania dan Luar Negeri) di Polandia. Pada dinding yang masih bertahan tersebut tertulis kata-kata berikut: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Mat. 24:35).

Salib di Bukit Hollywood

Salah satu ikon yang paling dikenali di Amerika Serikat adalah penanda bertuliskan “HOLLYWOOD” yang terdapat di California Selatan. Orang dari seluruh penjuru dunia datang ke kota penuh gemerlap itu untuk melihat cetakan kaki para bintang di atas semen dan berharap dapat berpapasan dengan sejumlah selebriti. Penanda yang menjulang dari kaki bukit dekat kota itu tidak mungkin terlewatkan oleh para pengunjung.

Jangan Menyerah!

Pada tahun 1952, Florence Chadwick berusaha berenang hampir sejauh 42 km dari pantai California ke Pulau Catalina. Setelah berenang selama 15 jam, kabut tebal mulai menghalangi pandangannya. Ia pun kehilangan arah dan menyerah. Ia sangat menyesal setelah menyadari bahwa ia berhenti ketika tujuannya hanya tinggal 1,5 KM lagi.

Bunga Es

Ketika masih berusia lima belas tahun, Wilson Bentley terpikat oleh keindahan dari serpihan salju. Dengan menggunakan mikroskop tua pemberian ibunya, ia mengamati serpihan salju itu dengan rasa kagum dan membuat ratusan sketsa dari beragam bentuknya yang luar biasa. Namun serpihan salju itu terlalu cepat meleleh sebelum detailnya dapat terlihat jelas. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1885, Bentley mendapat ide untuk menempelkan kamera bellows di mikroskopnya. Setelah mengalami banyak kegagalan, akhirnya ia berhasil memotret serpihan salju pertamanya. Sepanjang hidupnya, Bentley memotret 5.000 serpihan salju dan masing-masing memiliki bentuk yang berbeda. Ia menamainya “keajaiban mungil yang indah” dan “bunga es”.

Gerbang Surga

Seniman asal Italia, Lorenzo Ghiberti (1378–1455) menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk memahat dengan indahnya lukisan tentang kehidupan Yesus pada pintu-pintu perunggu dari gedung Florence Baptistery di Italia. Relief perunggu tersebut begitu menggetarkan jiwa sampai-sampai Michelangelo menyebutnya sebagai Gerbang Surga.

Terbang di Udara

Dalam bukunya yang berjudul On the Wing (Di Atas Sayap), Alan Tennant menceritakan usahanya untuk melacak migrasi burung alap-alap kawah (Peregrine Falcon). Pemangsa yang dikagumi karena keindahan, kegesitan, dan kekuatannya itu dahulu menjadi sahabat berburu bagi para kaisar dan bangsawan. Sayangnya, maraknya penggunaan pestisida DDT pada dekade 1950-an mengganggu siklus reproduksi burung tersebut dan menjadikannya sebagai salah satu spesies yang terancam punah.

Charity Island

Charity Island adalah pulau terbesar di Teluk Saginaw yang menjadi bagian dari Danau Huron di Michigan. Selama bertahun-tahun pulau tersebut menyediakan sebuah mercusuar sebagai alat bantu navigasi dan pelabuhan yang aman bagi para pelayar di perairan tersebut. Nama Charity diberikan oleh para pelaut karena mereka percaya bahwa pulau itu ada di sana “karena kemurahan (charity) Allah.”

Sukacita dalam Hadirat-Nya

“Tujuan utama manusia adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selamanya,” menurut Katekismus Westminster. Sebagian besar isi Kitab Suci menyerukan manusia untuk bersyukur kepada Allah yang hidup dengan hati yang penuh sukacita dan pengagungan. Ketika kita menghormati Allah, kita mengagungkan Dia sebagai Pemberi dari segala kebaikan yang kita terima.

Bermain Api

Saat saya masih anak-anak, Ibu memperingatkan saya untuk tidak bermain api. Namun suatu hari, saya memutuskan untuk melihat apa yang akan terjadi jika saya melakukannya. Dengan membawa sekotak korek api dan beberapa lembar kertas, saya pergi ke halaman belakang rumah untuk bereksperimen. Dengan jantung berdebar kencang, saya berlutut, menyalakan korek api, dan membakar kertas yang saya bawa.