Penulis

Lihat Semua
Jennifer Benson Schuldt

Jennifer Benson Schuldt

Tulisan Jennifer Benson Schuldt pertama kali muncul di Our Daily Bread pada bulan September 2010. Ia juga menulis untuk buku renungan Our Daily Journey. Ia tinggal di pinggiran kota Chicago dengan suaminya, Bob, dan anak-anak mereka. Ia suka melukis, membaca puisi dan fiksi, dan berjalan-jalan bersama keluarganya.

Artikel oleh Jennifer Benson Schuldt

Yesus yang Benar

Keramaian percakapan berangsur-angsur mereda dan suasana menjadi sunyi ketika sang pemimpin grup diskusi buku menyampaikan ringkasan isi novel yang akan mereka diskusikan. Kawan saya, Joan, mendengarkan dengan saksama, tetapi tidak mengenali alur ceritanya. Akhirnya, ia sadar telah membaca buku nonfiksi yang judulnya mirip dengan karya fiksi yang dibaca teman-teman sekelompoknya. Meski menikmati membaca buku yang “salah”, ia tidak dapat mengikuti pembicaraan teman-temannya saat mereka mendiskusikan buku yang “benar”.

Keajaiban Natal

Di sebuah acara cuci gudang, saya menemukan seperangkat hiasan gua Natal dalam sebuah kardus bekas. Saat memegang patung bayi Yesus, saya memperhatikan ukirannya yang sangat teperinci. Patung bayinya tidak terbungkus selimut dengan mata terpejam. Sebaliknya, matanya terbuka lebar, selimutnya sedikit tersibak, dan kedua lengannya terentang. Seakan-akan bayi itu berkata, “Aku datang!”

Gunakan Suara Anda

Lisa menderita gagap sejak usia delapan tahun. Hal itu membuatnya takut menghadapi situasi-situasi sosial yang mengharuskan dirinya berbicara dengan orang lain. Namun, setelah mengikuti terapi wicara yang berhasil mengatasi gagapnya, Lisa memutuskan menggunakan suaranya untuk membantu orang lain. Ia pun melayani sebagai relawan konselor melalui telepon untuk menolong orang yang mengalami tekanan emosional.

Tanda-Tanda Kehidupan

Ketika putri saya mendapat hadiah sepasang kepiting untuk dipelihara, ia mengisi akuarium dengan pasir sehingga makhluk itu dapat memanjat dan menggali. Ia menyediakan air, protein, dan sisa-sisa sayuran sebagai makanan favorit mereka. Karena kepiting-kepiting itu tampak bahagia, kami sangat terkejut ketika suatu hari mereka menghilang. Kami mencari hewan itu ke mana-mana. Akhirnya, kami tahu bahwa kemungkinan besar mereka berada di bawah timbunan pasir, dan akan terus di sana sekitar dua bulan untuk menanggalkan cangkangnya.

Ke Mana Harus Berpaling

Semua orang di SMA mengagumi sikap ramah dan keterampilan Jack dalam berolah raga. Ia merasa paling bahagia saat melayang di udara, di atas luncuran berbentuk setengah lingkaran—dengan satu tangan memegang skateboard, dan tangan yang lain terentang untuk menjaga keseimbangan.

Sekuat Besi

Hewan kumbang besi dikenal karena lapisan kulit luarnya yang sangat keras, yang melindunginya dari pemangsa. Salah satu jenis kumbang besi bahkan memiliki kekuatan luar biasa saat berada di bawah tekanan. Alih-alih retak, kulit luar yang keras itu justru melentur dan menyatu. Dengan bentuknya yang datar dan rendah, kulit kumbang besi tidak mudah patah. Uji coba yang dilakukan para ilmuwan membuktikan kumbang besi dapat menahan tekanan nyaris 40.000 kali lipat bobot tubuhnya. 

Allah Tahu

Ketika tengah mengagumi sebuah lukisan abstrak berukuran besar, sepasang kekasih melihat kaleng cat tanpa tutup dan kuas di bawahnya. Mengira bahwa lukisan itu “karya yang belum selesai” dan siapa saja diundang untuk ikut melukis, pasangan itu pun menggoreskan beberapa warna, lalu pergi. Namun, sebenarnya sang seniman memang sengaja meninggalkan peralatan lukisnya di sana sebagai bagian dari pajangan karya yang telah selesai. Setelah meninjau rekaman video dari insiden tersebut, pihak galeri mengakui adanya kesalahpahaman dan tidak mengajukan tuntutan kepada pasangan tadi.

Keberanian yang Tidak Lazim

Pada tahun 1478, Lorenzo de Medici, penguasa kota Firenze, Italia, berhasil lolos dari serangan yang ditujukan kepadanya. Anak buah Lorenzo mencoba membalas serangan itu sehingga timbullah perang. Ketika situasi memburuk, Raja Ferrante I dari Napoli yang kejam pun semakin memusuhi Lorenzo. Namun, satu tindakan Lorenzo yang gagah berani mengubah segalanya. Ia mengunjungi sang raja seorang diri tanpa membawa senjata. Keberanian ini, ditambah dengan karisma dan kecerdikannya, membuat Ferrante kagum dan mengakhiri perang di antara mereka.

Ditarik ke Tempat Aman

Seorang gadis kecil berjalan mengarungi sungai yang dangkal sambil diawasi ayahnya. Sepatu bot karetnya setinggi lutut. Ketika berjalan ke hilir, air semakin dalam dan akhirnya masuk ke sepatu botnya. Ketika tidak bisa melangkah lagi, ia berseru, “Ayah, aku tidak bisa jalan lagi!” Secepat kilat, sang ayah sudah berada di sisi anak gadisnya lalu menariknya ke tepi sungai. Gadis itu melepaskan sepatu botnya dan tertawa sambil menumpahkan air dari dalam sepatunya ke atas tanah.