Category  |  Santapan Rohani

Terang Kristus Bercahaya

Kota Highland Park, Michigan, pernah menghadapi masa-masa sulit ketika mereka tidak memiliki dana untuk membayar penyediaan listrik. Perusahaan listrik memadamkan lampu jalan dan mencopot bohlam dari 1.400 tiang lampu. Keadaan ini membuat warga merasa tidak aman dan berada dalam kegelapan. “Coba lihat anak-anak yang sedang berangkat ke sekolah itu,” kata seorang warga kepada kru berita. “Karena tidak ada penerangan, mereka terpaksa mengambil risiko saat menyusuri jalan.”

Bermitra dengan Allah

Saat kawan saya dan suaminya berjuang untuk memperoleh keturunan, para dokter menyarankan agar ia menjalani prosedur medis tertentu. Kawan saya ragu untuk mengikuti saran tersebut. “Bukankah doa saja cukup untuk menjawab masalah kami?” katanya. “Apakah saya benar-benar perlu melakukan prosedur itu?” Sebenarnya kawan saya sedang belajar untuk memahami peranan tindakan manusia dalam menggenapi karya Allah.

Bersyukur di tengah Pencobaan

Saya sering mengikuti dan mendoakan seorang rekan penulis yang rajin menceritakan perjuangannya melawan kanker di dunia maya. Ia tidak hanya membagikan tentang perkembangan penyakit dan tantangan yang dihadapinya, tetapi juga menyampaikan permohonan doa disertai ayat-ayat Alkitab dan pujian bagi Allah. Senyumnya yang tegar, baik saat menunggu perawatan di rumah sakit maupun di rumah dengan bandana yang menutupi kepalanya, sungguh mengagumkan. Dalam setiap tantangan yang dihadapinya, ia tak pernah lupa mendorong orang lain untuk mempercayai Allah di tengah pencobaan.

Perubahan Karakter

Dominique Bouhours adalah seorang ahli tata bahasa dari abad ke-17. Menjelang ajalnya, konon ia berkata kepada keluarganya, “Sebentar lagi aku akan mati, atau aku akan segera mati—kedua ungkapan ini sama-sama benar.” Adakah yang peduli dengan tata bahasa dalam keadaannya yang sekarat? Hanya orang yang menggeluti tata bahasa seumur hidupnya.

Agen-Agen Pembawa Shalom

Pada 2015, berbagai organisasi pelayanan di Colorado Springs, Colorado, bersatu membentuk COSILoveYou untuk melayani kota itu. Melalui CityServe yang diadakan tiap musim gugur, mereka menggerakkan orang-orang percaya untuk berkontribusi pada komunitas mereka.

Mengambil Keputusan Bijaksana

Mempertimbangkan untuk menjual rumah mendiang ibu saya merupakan keputusan yang berat. Kenangan bersamanya masih sangat mengikat perasaan saya. Meski demikian, saya dan saudara perempuan saya menghabiskan dua tahun merawat dan memperbaiki rumah tersebut, sebelum akhirnya memutuskan untuk menjualnya. Namun, resesi ekonomi global di tahun 2008 membuat rumah itu tidak laku. Kami terpaksa menurunkan harganya berkali-kali, tetapi tidak satu tawaran pun masuk. Lalu, suatu pagi, saat membaca Alkitab, ayat ini menarik perhatian saya: “Jika tidak ada sapi, palungan menjadi bersih, tetapi panen yang melimpah didapat melalui kekuatan sapi” (Ams. 14:4 ayt).

Janji Temu

Pada tanggal 22 November 1963, Presiden AS John F. Kennedy, filsuf dan penulis Aldous Huxley, serta pembela iman Kristen, C. S. Lewis, sama-sama meninggal dunia. Ketiganya adalah orang-orang terkenal dengan cara pandang terhadap dunia yang sangat berbeda. Huxley, seorang agnostik, masih mempelajari mistikisme Timur. Kennedy, meski beragama Katolik Roma, menganut filosofi humanistik. Sementara itu Lewis, seorang mantan ateis yang berjemaat di gereja Anglikan, terang-terangan menyatakan imannya kepada Yesus Kristus. Namun, kematian tidak membeda-bedakan orang, karena ketiga orang terkenal itu menemui ajal mereka pada hari yang sama.

Beritakan Yesus kepada Orang Lain

Ketika Paulus pergi ke Bait Allah untuk mengikuti upacara penyucian Yahudi (Kis. 21:26), beberapa penghasut yang mengira ia mengajarkan ajaran yang melanggar Taurat berusaha membunuhnya (ay.31). Para prajurit Romawi segera turun tangan dan menangkap Paulus, mengikatnya, dan membawanya keluar dari area Bait Allah sementara massa berteriak, “Enyahkanlah dia!” (ay.36).

Dukungan yang Kuat dalam Kristus

Seorang pelari dalam London Marathon mengalami mengapa sangat penting untuk tidak berjuang sendirian dalam perlombaan besar seperti itu. Setelah berlatih intensif selama berbulan-bulan, tentu ia berharap dapat menyelesaikan perlombaan dengan baik. Namun, kelelahan yang sangat hampir menggagalkan usahanya di akhir lomba. Sebelum ia pingsan dan rubuh ke tanah, dua peserta maraton lainnya menyambar lengan kiri dan kanannya, dan kemudian membantunya untuk mencapai garis finis.