Ketika sekelompok anak kecil ditanya, “Apa itu cinta?” ada jawaban mereka yang serius, tetapi ada juga yang menggelikan:
“Cinta berarti semua orang punya keluarga,” kata Adam, 4.
Jasmine, 6, berkata, “Cinta itu waktu aku bilang ke temanku kalau bajunya bagus, lalu ia pakai baju itu setiap hari.”
Anak lain berkata, “Waktu nenekku sakit punggung, ia tidak bisa lagi membungkuk dan mengecat kuku kakinya. Jadi sekarang kakek yang mengecat kuku nenek, walaupun tangan kakek juga sakit.”
Contoh indah dari pengorbanan yang dilakukan sang kakek mengingatkan kita kepada kisah luar biasa dalam Alkitab. Yesus, yang tahu bahwa kebersamaan-Nya dengan para murid akan segera berakhir karena penangkapan dan penyaliban-Nya, mengambil kain lenan dan mengikatnya pada pinggang-Nya (Yohanes 13). Dia menuang air ke dalam baskom dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya. Petrus yang risih menganggap tindakan itu tidak patut: Masakan Tuhan dan Guruku membungkuk untuk membasuh kakiku yang kotor? Namun, untuk mengajarkan mereka arti melayani sesama, Yesus berkata, “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu” (ay.12,14).
Setelah mengajar murid-murid-Nya selama tiga tahun, Tuhan Yesus menyerahkan nyawa-Nya demi dosa-dosa kita. Kerendahan hati dan pengorbanan adalah natur sejati dari cinta kasih.
Jadi, bagaimana kita dapat belajar untuk menunjukkan kasih yang rela berkorban? Mulailah dengan meminta petunjuk dari Allah. Dialah yang menciptakan Anda dan menganugerahi Anda dengan karunia-karunia yang dapat dipakai untuk melayani orang lain.
- Bukalah mata dan hati Anda untuk memperhatikan orang-orang di sekitar Anda.
- Tolonglah seseorang dalam kebutuhan atau pekerjaan mereka.
- Layanilah keluarga Anda sendiri.
- Sediakanlah makanan bagi orang tak dikenal atau tetangga yang berkekurangan.
- Doakanlah seseorang yang selama ini jarang Anda perhatikan.
Bagaimana Anda akan “membasuh” kaki sesama Anda hari ini? –Anne Cetas, penulis Our Daily Bread
Baca Juga:
Kala Pengampunan Terasa Mustahil
Konsep Allah tentang kasih sangatlah jauh berbeda dengan konsep kita. Kita ingin apa yang menyenangkan hati tetapi menghindari segala sesuatu yang menyakitkan. Sebaliknya, Allah bersabda, “Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik” (Roma 12:9). Bagaimana kita bisa tetap mengasihi dengan tulus dan rela mengampuni sesama, sekalipun hal itu mungkin merugikan kita?
Persembahan kasih seberapa pun dari para pembaca di Indonesia memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup. Kami tidak didanai atau berada di bawah kelompok atau denominasi apa pun.