Ruth Wan-Lau
Diterjemahkan oleh Grace Suryani

Dengan menyebarnya COVID-19, Anda bisa menggunakan tips-tips ini untuk berbicara kepada anak Anda tentang hubungan antara penyakit dan iman Kristen.

Penyebaran virus novel corona (COVID-19) membawa dampak yang sangat signifikan tidak hanya di Tiongkok, tempat asal virus ini (tepatnya di kota Wuhan, ibu kota provinsi Hubei), tetapi juga sampai ke seluruh dunia.  

Di berbagai negara, pemerintah bergerak cepat untuk menetapkan berbagai macam standar untuk kesehatan dan keselamatan masyarakat. Masker dibagikan, pertemuan dengan jumlah peserta yang besar dibatalkan, dan berbagai kebijakan SDM dijalankan untuk menekan penyebaran virus.  

Setelah akhir Januari 2020 WHO mengumumkan Darurat Kesehatan Masyarakat Internasional (PHEIC), virus baru ini masih terus didiskusikan maupun diperdebatkan oleh banyak orang.  

Anak Anda mungkin mempunyai pertanyaan mengenai COVID-19 maupun sakit-penyakit lain pada umumnya. Perbincangan kita dengan mereka bisa menjadi kesempatan yang sangat baik untuk menjelaskan bagaimana hal ini berkaitan dengan iman Kristen. Apa kata Alkitab, dan hikmat Alkitab apa yang bisa kita bagikan kepada anak-anak supaya pandangan mereka terarah kepada Yesus di masa-masa sulit sekarang ini?  

Berikut ini adalah beberapa tips:

1. Allahlah Sumber Penghiburan dan Kekuatan Kita.  

Cobalah bertanya kepada anak Anda tentang apa yang sudah mereka dengar tentang COVID-19 dan bagaimana perasaan mereka tentang penyebaran virus tersebut. Apakah mereka khawatir? Dengarkan dan biarkan mereka membagikan perasaan dan pendapat mereka.  

Tuhan Yesus adalah sumber utama ketenangan dan harapan kita di dalam Allah.

Seperti kita mengakui kenyataan bahwa virus ini menyebar dengan sangat cepat dan potensi bahaya dari virus ini, kita juga harus mengakui dengan jujur kepada anak kita bahwa sakit-penyakit tidak mudah untuk dimengerti. Tidak ada seorang pun yang tahu segalanya. Selain itu, kita belajar hal-hal baru tentang sakit-penyakit, virus, dan bakteri dari waktu ke waktu.  

Namun, ini yang kita tahu dan percaya 100%. Allah menyertai kita—dan Dia peduli.  

TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? —Mazmur 27:1

Kita tidak perlu takut kepada virus apa pun karena kita tahu Allah sangat sanggup untuk menyertai anak-anak-Nya melewati sakit-penyakit bahkan kematian. Singkatnya, Allah adalah sumber penghiburan dan kekuatan kita saat menghadapi masa-masa sulit.  

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. —Mazmur 23:4  

2. Kematian Datang Dari Dosa

Perhatian yang besar terhadap COVID-19 bisa menjadi kesempatan untuk berdiskusi dengan anak-anak kita tentang asal mula kematian, dan apa yang Alkitab katakan tentang sakit-penyakit. Anda dapat bertanya kepada mereka, “Apakah kamu pernah bertanya mengapa orang jatuh sakit? Mengapa orang meninggal?”

Kepada anak-anak kita, prinsip Alkitab yang kita bagikan adalah perlunya mereka memperhatikan orang lain. Dengan kata lain, kasih kepada sesama.  

Anda bisa membaca Kejadian 3 bersama-sama keluarga Anda. Allah menciptakan dunia yang sempurna dan menyatakan segala sesuatunya sungguh amat baik, tetapi Hawa, perempuan pertama, dicobai oleh ular dan memakan buah yang dilarang Allah untuk dimakan. Adam pun demikian. Roma 5:12 menjelaskan bahwa melalui inilah, dosa masuk ke dalam dunia, dan dengan dosa, masuk pulalah kematian.  

Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. —Roma 5:12

Kematian, bersama kerusakan dan kerapuhan fisik karena sakit-penyakit, masuk ke dalam dunia karena dosa. Kematian adalah penghakiman Allah atas dosa.

Alkitab juga mengatakan bahwa Iblis juga bisa menyebabkan penderitaan (lihat Lukas 13:16).

Alkitab juga menunjukkan bahwa terkadang penderitaan juga bisa terjadi kepada orang baik. Ayub adalah contoh bagaimana seorang yang benar dan saleh dapat mengalami penderitaan dengan borok-borok hebat yang menggerogoti seluruh tubuhnya. 

Hal paling penting yang harus kita tekankan kepada anak-anak kita adalah bahwa sekalipun kematian adalah penghukuman Allah atas dosa, Dia tetap memegang kendali dan Dia mempunyai rencana untuk menyelamatkan kita. Inilah poin yang ketiga. 

3. Allah masih memegang kendali dan Dia mempunyai rencana untuk menyelamatkan kita

Dosa, kematian, sakit-penyakit, dan penderitaan mungkin menjadi bagian dari dunia kita yang berdosa dan pengalaman manusia di dalamnya. Namun, ini bukan akhir dari segalanya.  

Sebagai orang Kristen, kitalah yang paling mampu dengan yakin dan sukacita berbagi dengan anak-anak kita tentang akhir yang indah dari segalanya: Allah memegang kendali. Dia selalu dan masih mengasihi dunia serta manusia yang berdosa. Dia membuktikan ini dengan mengirimkan Anak-Nya yang tunggal, Yesus, untuk menjadi manusia, menanggung dosa kita, dan mati bagi kita di atas kayu salib. Melalui kematian dan kebangkitan Yesus, kita telah dibebaskan dari dosa dan kematian (Roma 6:17).

Artinya, dengan mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita tidak hanya menerima penghiburan dan ketenangan untuk menghadapi masa-masa sulit, kita juga mempunyai pengharapan terbesar, yaitu sekalipun tubuh kita mati, kita akan hidup selama-lamanya di surga bersama dengan Allah.  

Allah tidak meninggalkan kita berjuang sendirian dalam ketakutan dan keputusasaan di tengah dunia berdosa yang penuh dengan sakit-penyakit, virus, dan bakteri.  

Allah memberi jalan keluar kepada kita: suatu vaksin yang membuat kita imun terhadap kematian kekal; obat yang menyembuhkan kita dari konsekuensi kekal dosa, yaitu Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Dia berkata:

“Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” —Yohanes 16:33

Tuhan Yesus pun menjanjikan bahwa ketika bumi dan surga baru datang,  

“Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” —Wahyu 21:4

Sangat penting untuk membagikan berita Injil kepada anak-anak kita di tengah masa-masa yang tidak menentu ini. Tekankanlah bahwa sakit-penyakit bukan akhir dari segalanya. Allah di dalam kemurahan-Nya telah membuat rencana yang baik (bahkan sedari awal di Kejadian 3:15) untuk menyelamatkan kita dari dosa dan kematian.  

Karena itu, kita dapat berharap kepada Allah. Tidak ada alasan untuk takut atau putus asa.   

4. Tetaplah Tenang dan Terus Berharap  

Doronglah anak-anak untuk tetap tenang dan percaya, bahkan ketika mereka melihat orang lain mengeluh, putus asa dan panik. Tanyakan kepada mereka, “Bagaimana kita bisa menunjukkan sikap tenang dan percaya? Apa yang kita lakukan?” Bahaslah cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengingatkan satu sama lain agar tetap tenang dan percaya.  

Doronglah anak-anak kita untuk tetap tenang dan percaya, sekalipun mereka melihat banyak orang mengeluh, putus asa, dan panik. 

Tetap ingatkan anak-anak agar terus melihat rancangan besar yang sudah Allah kerjakan untuk menyelamatkan kita. Pengharapan mereka di dalam Allah adalah dasar yang teguh untuk tetap tenang dan percaya.  

Secara praktis, berikut ini beberapa ide yang bisa kita lakukan dengan anak-anak kita.

A) Berdoa

Berdoa untuk para dokter, perawat, dan tenaga medis yang bekerja di garis depan. Berdoalah agar kesehatan mereka dipelihara oleh kasih karunia dan perlindungan Allah.

Berdoa untuk para ilmuwan yang menganalisa virus dan berusaha membuat vaksin atau obat yang dibutuhkan. Berdoa agar belas kasihan dan hikmat dari Allah terus memimpin mereka. 

Berdoa untuk orang-orang yang mencari kebenaran dan yang skeptis terhadap Allah agar mereka membuka hati bagi Injil, yaitu rencana Allah untuk menyelamatkan mereka dari dosa dan kematian. Berdoa supaya masa-masa sulit ini mendorong semakin banyak orang untuk mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka.  

Berdoa untuk kesehatan keluarga, sahabat, dan tetangga kita. Berdoa untuk kasih karunia Allah dan perlindungan atas mereka.  

B) Jadilah Pribadi yang Bertanggung jawab  

Pelajarilah fakta-fakta, dan tidak menyebarkan rumor serta berita sesat yang bisa menyebabkan kepanikan yang tidak perlu. Perilaku tersebut tidak menunjukkan kasih dan menjadi berkat bagi orang lain, dan Allah menginginkan kita umat-Nya mengasihi sesama kita dengan tidak menyebarkan kebohongan.  

Berdasarkan fakta-fakta yang semakin kita ketahui tentang cara penyebaran virus ini, rajinlah mencuci tangan dan jangan menyentuh wajah Anda dengan tangan yang kotor. Jika belum mencuci tangan, hindari sentuhan dengan orang lain. 

Kurangi kontak dengan orang lain jika Anda kurang sehat. Tinggallah di rumah dan jagalah kondisi kesehatan Anda.  

Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. —Filipi 2:4  

C) Percayalah kepada Allah

Bagikanlah tips dan ayat-ayat Alkitab yang telah dibahas di atas agar orang lain juga mengalami pengharapan yang sejati di dalam Allah.  

  • Pengharapan dan kepercayaan kita adalah kepada Allah. Dia bersama dengan kita dan sangat sanggup menyertai kita melewati masa-masa yang sulit.
  • Kematian, bersama sakit-penyakit, masuk ke dalam dunia karena dosa. Dunia ini telah jatuh dalam dosa dan kita adalah manusia berdosa. Penderitaan adalah konsekuensi yang nyata.
  • Namun, Allah masih memegang kendali dan Dia mempunyai rencana untuk menyelamatkan kita. Dia mengirimkan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, untuk menebus dosa-dosa kita dengan mati di atas kayu salib. Ketika kita mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita akan dibebaskan dari dosa dan kematian. Kita akan memiliki hidup yang kekal dengan Allah di surga.

Yesus adalah alasan utama kita bisa tetap tenang dan percaya kepada Allah. Marilah kita berdoa, mengasihi dengan bertanggung jawab, dan terus berharap kepada-Nya!