Sofyan Lie

Ketika sebuah restoran cepat saji meluncurkan menu BTS Meal, para penggemar boyband dari negeri Korea pun menyambutnya dengan sangat antusias—antrean mengular di banyak gerai, sampai-sampai beberapa gerai akhirnya ditutup karena menyebabkan kerumunan. Antusiasme ini tidak hanya melanda mereka yang menyebut diri sebagai Army, fans setia dari BTS, tapi juga sebagian orang yang membeli karena rasa ingin tahu atau karena ingin menjual kembali kemasan menu yang dianggap spesial.

Melihat fenomena bagaimana para Army bersusah payah untuk mendapatkan menu spesial idolanya membuat saya berpikir kembali akan bagaimana seseorang berjuang demi sosok idola mereka. Saya teringat akan pesan firman Tuhan yang saya dengarkan mengenai perbedaan antara penggemar dan murid.

Sebagai orang Kristen, apakah kita “penggemar” atau “pengikut” (murid) Yesus?

KBBI mengartikan penggemar sebagai orang yang menggemari/menyukai (kesenian, permainan, dan sebagainya). Dalam pengertian lebih jauh, penggemar adalah mereka yang sangat memuja seseorang atau sekelompok orang. Penggemar mempunyai gambaran tertentu tentang idola yang terbentuk dalam pikiran mereka. Mereka mempercayai idola mereka adalah sosok yang paling ideal sesuai gambaran mereka. Tak jarang akhirnya mereka akan meniru dan melakukan apa yang idola mereka lakukan dan sampaikan.

Sekilas, definisi ‘penggemar’ tampaknya baik jika diasosiasikan pada cara kita berelasi dengan Kristus. Namun, ketika Yesus mengundang kita untuk mengikuti-Nya, Dia tidak mengharapkan kita sekadar menjadi penggemarnya. 

Sekilas, definisi ‘penggemar’ tampaknya baik jika diasosiasikan pada cara kita berelasi dengan Kristus. Namun, ketika Yesus mengundang kita untuk mengikuti-Nya, Dia tidak mengharapkan kita sekadar menjadi penggemarnya.

Mari kita lihat kejadian yang dicatat dalam Yohanes 6. Dalam bagian itu diceritakan bagaimana orang banyak berbondong-bondong mengikuti Yesus, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus melayani dan mengajar mereka, kemudian di penghujung hari tersebut Dia menyediakan makanan bagi mereka dengan mukjizat. Terpesona oleh tindakan-tindakan Yesus, mereka ingin menjadikan Dia sebagai Raja mereka. Namun, keesokan harinya mereka tidak menjumpai Yesus di tempat itu dan menyadari Dia telah pergi. Mereka berusaha mencari Dia dan akhirnya menemukan Dia di Kapernaum. Ketika mereka bertanya kepada Yesus kapan Dia tiba, Yesus menjawab mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang” (Yohanes 6:26). Alih-alih memenuhi keinginan mereka untuk terus menyediakan makanan jasmani, Dia memberi tahu mereka agar mencari roti dari surga yang memberikan hidup yang kekal.

Yesus menerangkan bahwa Dialah roti hidup itu dan Dia telah datang dari surga untuk melakukan kehendak Bapa. Mereka yang percaya kepada-Nya akan beroleh hidup yang kekal (ay.40). Namun, banyak orang yang mendengarkan Dia tidak percaya dan bersungut-sungut. Karena yang ditawarkan Yesus tidak seperti yang diharapkan, mereka akhirnya pergi meninggalkan Dia. Lalu, kepada kedua belas murid-Nya, Yesus bertanya apakah mereka tidak mau pergi juga. Namun, murid-murid-Nya berketetapan hati untuk setia mengikut Dia dan melayani bersama-Nya.

Kisah ini menunjukkan bahwa Yesus tidak mementingkan popularitas. Dia tidak menginginkan orang banyak mengikuti Dia hanya sekadar ingin melihat dan menikmati mukjizat yang Dia lakukan. Dia menginginkan mereka menjadi pengikut alias murid-Nya.

Seorang penggemar bisa dengan segera meninggalkan idolanya ketika harapan atau keinginan yang terdapat dalam hatinya tidak lagi terpenuhi atau bahkan luluh lantak. Bisa juga gambaran ideal yang dibentuk dalam pemikirannya ternyata jauh dari kenyataan sang idola. Ada banyak kisah bagaimana seseorang yang awalnya begitu menggebu-gebu melakukan berbagai pelayanan di gereja demi nama Yesus akhirnya memutuskan untuk meninggalkan-Nya karena kekecewaan atau berbagai tekanan. Meminjam istilah dari salah satu artikel yang pernah ditayangkan, mereka memberikan kecupan perpisahan pada Kristus.

Menjadi seorang murid perlu komitmen, keintiman, fokus, dan kerelaan dipimpin oleh Roh Kudus. Itulah keunikan menjadi seorang murid.

Keinginan Yesus agar semua orang menjadi murid-Nya terlihat juga saat Dia akan naik ke surga dan memberikan perintah yang kita kenal sebagai Amanat Agung. “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku” (Matius 28:19). Tentulah hal ini bukan sesuatu yang mudah dilakukan. Menjadi seorang murid perlu komitmen, keintiman, fokus, dan kerelaan dipimpin oleh Roh Kudus. Itulah keunikan menjadi seorang murid. Kita belajar untuk menjalankan apa yang ditunjukkan oleh Sang Guru. Mengenal apa yang menjadi kehendak-Nya dan kerinduan-Nya. Menjadikan Dia satu-satunya fokus dalam kehidupan kita serta rela dipimpin oleh Roh Kudus yang diutus-Nya.

Merenungkan kembali hal ini membuat saya menanyakan diri, bagaimana hubungan saya dengan Yesus. Apakah saya seorang murid atau hanya penggemar? Apakah saya sungguh menginginkan Dia sendiri, Sang Roti Hidup, lebih daripada kecukupan jasmani dari-Nya? 

Ketika saya melakukan suatu pelayanan demi nama-Nya, apakah itu ditujukan untuk menyenangkan diri saya sendiri atau sungguh demi melayani dan menyenangkan Dia? 

Jujur, saya perlu datang kepada Tuhan dan memohon agar Dia menilik hati saya. Kiranya Tuhan yang memberi saya kepekaan untuk mendengarkan jawaban-Nya.


Baca Juga:

Dimuridkan oleh Yesus

Bagaimana kita dapat mengikut Yesus dalam suatu hubungan yang didasarkan pada kasih dan kepercayaan? Temukan pelajaran dari kehidupan Maria Magdalena dan pertemuannya dengan Sang Juruselamat, supaya iman Anda dikuatkan oleh kuasa-Nya, kehendak Anda diselaraskan dengan kehendak-Nya, dan hidup Anda dipimpin Kristus dalam setiap langkah Anda.


Pelayanan Our Daily Bread Ministries di Indonesia didukung terutama oleh persembahan kasih dari para pembaca, baik individu maupun gereja di Indonesia sendiri, yang memampukan kami untuk terus membawa hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup kepada banyak orang di dalam negeri.