Berbalik Arah

Kita tidak asing dengan berbagai kisah tentang perubahan dramatis yang dialami seseorang. Murid yang kurang mampu mendapat tawaran beasiswa. Pasien yang sekarat diselamatkan karena mendapat donor organ dari orang yang tak terduga. Narapidana menerima pengampunan di saat-saat terakhir. Meskipun situasi mereka terlihat suram dan tak tertolong lagi, mereka mendapat kesempatan lagi untuk memulai hidup yang baru, sesuatu yang tak pernah mereka bayangkan atau bahkan layak mereka terima.

Sejak zaman Adam dan Hawa, umat manusia telah terhilang dalam dosa. Kita menjadi korban dari kebodohan dan kebejatan kita sendiri, tetapi kita tak berdaya melepaskan diri dari belenggu kuasa dosa. Keadaan kita jauh di bawah standar Allah. Kita layak dibinasakan karena kejahatan kita dan terpisah dari Allah selama-lamanya (Rm. 3:23, 6:23).

Namun Allah menjangkau kita, dan pengorbanan Yesus, yang tak terbayangkan dan tak layak kita terima, telah mengubah segalanya untuk selamanya. Kita yang seharusnya mati kini dapat menantikan kehidupan kekal di surga.

Yohanes 3:16 berkata bahwa kita seharusnya binasa, tetapi bukan kebinasaan yang kita terima, “melainkan” hidup yang kekal. Kata “melainkan” menandakan ada dua hal yang kontras atau berbalikan. Di sini, kata tersebut menunjukkan adanya perubahan arah yang dramatis: tadinya kita menuju pada kematian, sekarang kita berbalik menuju pada kehidupan.

Allah akan memberi kita kebalikan dari apa yang sebenarnya layak kita dapatkan, jika kita menerima karya yang telah Yesus perbuat bagi kita. Sudahkah Anda menerima-Nya?