Penulis

Lihat Semua
Bill Crowder

Bill Crowder

Bill Crowder bertanggung jawab untuk isi materi pengajaran. Ia telah menulis banyak buklet Discovery Series dan buku Discovery House Publishers. Bill dan istrinya, Marlene, memiliki lima anak dan beberapa orang cucu.

Artikel oleh Bill Crowder

Ikut Mendampingi

Ketika saudara perempuan saya Carole didiagnosa mengidap kanker payudara, kami sekeluarga merasa khawatir. Diagnosa tersebut, dengan operasi dan perawatan yang harus dijalaninya, memang membuat kami mengkhawatirkan kondisinya. Namun semua itu menggerakkan kami sekeluarga untuk mendoakan dirinya. Bulan demi bulan, Carole dengan jujur menceritakan kepada kami segala tantangan yang dialaminya. Namun kami semua akhirnya bersukacita ketika ia melaporkan bahwa operasi dan perawatan yang dijalaninya ternyata berhasil. Carole pun berangsur-angsur pulih!

Gadis yang Melambaikan Tangan

Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ada seseorang yang selalu menyambut kapal-kapal laut yang tengah merapat di pelabuhan kota Savannah di Georgia, Amerika Serikat. Orang yang dimaksud itu adalah Florence Martus, yang dijuluki “Gadis yang Melambaikan Tangan”. Selama 44 tahun, Florence rajin menyambut kapal-kapal besar dari mancanegara, dengan melambaikan saputangan di siang hari atau lentera di malam hari. Kini, kapal- kapal yang hendak berlabuh akan disambut oleh sebuah patung Florence dan anjingnya yang berdiri di Taman Morrell di Savannah.

Yang Tak Terduga

Dalam turnamen golf wanita Amerika Terbuka tahun 2003, Hilary Lunke, seorang pegolf wanita yang tidak begitu dikenal, berhasil meraih gelar paling bergengsi sekaligus menggoreskan namanya dalam catatan sejarah golf wanita. Gelar juara itu direbut Lunke melalui babak final 18 lubang, dan menjadi satu-satunya gelar yang diraihnya di tingkat profesional. Kemenangan Lunke yang mengejutkan dan menginspirasi itu menegaskan fakta bahwa salah satu hal yang membuat olahraga itu seru adalah hasilnya yang tidak terduga.

Dialah yang Menemukan Aku

Film Amazing Grace (Anugerah yang Ajaib) berlatar belakang kehidupan di akhir abad ke-18. Film itu bercerita tentang William Wilberforce, seorang politikus yang digerakkan oleh imannya kepada Kristus untuk menyalurkan uang dan tenaganya guna menghentikan perdagangan budak di Inggris. Dalam salah satu adegan, kepala pelayan rumah tangga Wilberforce melihat tuannya itu sedang berdoa, lalu ia bertanya, “Apakah tuan menemukan Allah?” Wilberforce menjawab, “Kupikir Dialah yang menemukan aku.”

Nama yang Diberikan

Kebanyakan keluarga mempunyai kisah mereka masing-masing. Salah satu kisah dalam keluarga kami adalah cerita tentang bagaimana saya memperoleh nama saya. Rupanya, saat orangtua saya baru menikah, mereka berbeda pendapat tentang nama yang akan diberikan kepada anak laki-laki sulung mereka. Ibu saya menginginkan nama anak laki-lakinya sama dengan nama Ayah, tetapi Ayah tidak mau menamai anaknya “Junior”. Setelah berdiskusi cukup lama, mereka akhirnya sepakat untuk menamai anak laki-laki mereka sama dengan nama Ayah, hanya apabila anak itu lahir persis di hari ulang tahun Ayah. Yang menakjubkan, saya lahir tepat di hari ulang tahun Ayah. Maka saya pun diberi nama yang persis sama dengan nama Ayah dengan tambahan kata “Junior”.

Kegelapan dan Terang

Ketika masih kecil, saya bekerja mengantarkan koran untuk sekitar 140 rumah di dua ruas jalan yang dihubungkan oleh sebuah pekuburan. Karena mengantarkan koran pagi, saya harus mulai mengantar koran pukul 3 pagi dan berjalan melalui pekuburan itu di tengah kegelapan. Adakalanya saya merasa sangat takut sehingga saya benar-benar melarikan diri! Saya merasakan ketakutan itu sampai saya tiba dengan aman di bawah sinar lampu jalanan di ujung jalan satunya lagi. Kegelapan yang mengerikan itu pun terhalau oleh cahaya.

Ayah yang Sayang

Setelah menempuh perjalanan panjang, kedua orangtua itu terlihat kewalahan menghadapi dua anak balita mereka yang tak bisa duduk diam, apalagi sekarang penerbangan terakhir mereka harus ditunda. Selagi mengamati kedua anak itu berlarian di ruang tunggu yang padat, saya bertanya-tanya dalam hati bagaimana sang ibu dan ayah akan menenangkan mereka selama setengah jam di pesawat dalam penerbangan kami ke Grand Rapids. Ketika kami akhirnya berada di dalam pesawat, ternyata sang ayah dan salah seorang anaknya duduk di belakang saya. Lalu saya mendengar ayah yang kelelahan itu berkata kepada sang anak, ”Kamu mau Ayah bacakan cerita dari salah satu buku ceritamu?” Dan di sepanjang penerbangan tersebut, ayah yang penuh kasih sayang itu membacakan cerita untuk anaknya dengan perlahan dan sabar sehingga anaknya dapat menjadi tenang dan memperhatikan cerita.

Yang Tak Terduga

Fanny Kemble adalah seorang aktris Inggris yang pindah ke Amerika di awal 1800-an dan kemudian menikah dengan Pierce Butler, seorang pemilik perkebunan di bagian selatan negeri itu. Fanny menikmati kehidupan yang mewah di perkebunan tersebut, sampai ia melihat besarnya harga yang harus dibayar para budak yang bekerja di sana demi kemewahan itu.

Cahaya dalam Kegelapan

Dalam suatu perjalanan ke Peru, saya mengunjungi salah satu gua yang banyak terdapat di negara pegunungan itu. Menurut pemandu wisata kami, gua yang satu itu sudah pernah dijelajahi hingga kedalaman 14 km—dan kedalamannya jauh lebih dalam lagi. Di gua itu, kami melihat banyak kelelawar dan burung malam yang mengagumkan serta beragam bentuk karang yang menarik. Akan tetapi lama-kelamaan, kegelapan gua itu membuat saya gelisah—terasa begitu mencekam. Saya merasa sangat lega ketika kami tiba kembali ke mulut gua dan melihat terang cahaya matahari.