Hati yang Rela Diajar
Sayang sekali, pada masa sekarang, menyerang pendapat yang berbeda sekaligus individu yang melontarkan pendapat tersebut dianggap sudah “normal”. Kenyataan itu juga dapat terjadi di kalangan akademis. Karena itu, saya tercengang ketika akademisi dan teolog Richard B. Hays menulis makalah yang justru mematahkan dalil-dalil yang ia tulis sendiri bertahun-tahun sebelumnya! Dalam bukunya, Reading with the Grain of Scripture, Hays menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa dengan mengoreksi pemikirannya sendiri di masa lalu. Pemikirannya yang berkembang itu selaras dengan komitmennya untuk terus belajar seumur hidup.
Menjadi Berbeda
Pada bulan November 1742, kerusuhan pecah di Staffordshire, Inggris, untuk memprotes pesan Injil yang dikhotbahkan oleh Charles Wesley. Tampaknya Charles dan saudaranya, John, telah mengubah beberapa tradisi lama gereja, dan banyak penduduk kota menganggap hal itu keterlaluan.
Betapa Besarnya Allah Kita!
Meski telah lama digunakan untuk mengidentifikasi seseorang, sidik jari masih dapat dipalsukan dengan membuat salinannya. Demikian pula, pola iris pada mata manusia adalah sumber yang dapat diandalkan untuk mengenali identitas seseorang. Namun, ada pihak-pihak yang sengaja mengubah polanya dengan lensa kontak untuk mengacaukan hasilnya. Penggunaan biometri untuk mengidentifikasi individu pun dapat diakali. Jadi, apa yang memenuhi syarat sebagai pengidentifikasi yang unik? Ternyata pola pembuluh darah setiap orang itu unik dan hampir tidak mungkin dipalsukan. “Peta vena” pada diri Anda adalah pengidentifikasi unik, yang membedakan Anda dari siapa pun juga di muka bumi ini.
Esensi Doa
Ketika Abraham Lincoln menjadi presiden Amerika Serikat, ia bertanggung jawab untuk memimpin negara yang sedang retak. Lincoln dipandang sebagai pemimpin yang bijak dan berbudi luhur, tetapi ada satu unsur lain dari karakternya yang mungkin menjadi fondasi seluruh sifatnya. Ia sadar dirinya tidak cukup cakap mengemban tanggung jawab yang diembannya. Namun, bagaimana respons Lincoln? Ia berkata, “Saya sudah sering didesak untuk berlutut dengan keyakinan kuat bahwa tidak ada jalan lain yang dapat saya tempuh. Hikmat dan seluruh kemampuan saya terasa tidak cukup untuk menghadapi hari itu.”
Tidak Dilupakan
Ketika berpikir tentang misionaris perintis yang bersejarah, nama George Liele (1750–1820) mungkin tidak terlintas di benak kita. Lahir dalam kondisi perbudakan, Liele percaya kepada Kristus di Georgia dan memperoleh kebebasannya sebelum Perang Revolusi Amerika. Ia membawa kabar baik tentang Kristus ke Jamaika, melayani para budak perkebunan di sana, dan menjadi gembala pendiri dua gereja Afrika-Amerika di Savannah, Georgia. Salah satu gereja tersebut dikenal sebagai “induk gereja Baptis kulit hitam”.
Pengharapan yang Tulus
Di awal tahun 1960-an, Amerika Serikat dipenuhi harapan akan masa depan yang cerah. Presiden John F. Kennedy yang berjiwa muda memperkenalkan inisiatif penjelajahan luar angkasa, Korps Perdamaian, dan target menjejakkan kaki di bulan. Perekonomian yang berkembang pesat membuat banyak orang yakin masa depan cerah itu sudah di depan mata. Namun, kemudian Perang Vietnam berkecamuk, terjadi kerusuhan berskala nasional, Kennedy dibunuh, dan optimisme yang sebelumnya dirasakan mulai memudar. Optimisme saja ternyata tidak cukup, sehingga akhirnya tinggallah kekecewaan.
Hancur dengan Indah
Bus kami akhirnya tiba di tujuan yang sudah dinantikan—suatu area penggalian arkeologi di Israel tempat kami akan melakukan penggalian kami sendiri. Pimpinan area itu menjelaskan, benda apa pun yang mungkin kami temukan, semua itu sudah ribuan tahun tidak tersentuh. Saat menggali pecahan tembikar yang terkubur dalam tanah, kami merasa seolah-olah bersentuhan dengan sejarah. Setelah beberapa saat, kami diantar ke bengkel kerja tempat pecahan-pecahan tersebut—dari vas-vas besar yang pecah ribuan tahun lalu—disusun kembali.
Hati yang Bersyukur
Seneca, filsuf besar dari zaman Romawi kuno (4 sm–65 M), pernah dituduh melakukan perzinaan oleh Ratu Messalina. Senat menjatuhkan hukuman mati atas Seneca, tetapi Kaisar Claudius memilih membuangnya ke Pulau Korsika, kemungkinan karena Kaisar menduga tuduhan itu tidak benar. Penangguhan tersebut bisa jadi telah membentuk cara pandang Seneca tentang rasa syukur. Ia menulis: “para pembunuh, penindas, pencuri, pezina, perampok, manusia asusila, dan pengkhianat akan selalu ada, tetapi kejahatan yang lebih buruk daripada semua itu adalah sikap tidak tahu berterima kasih”
Pengertian dari Roh Kudus
Ketika seorang tentara Prancis membuat galian di padang gurun untuk memperkuat pertahanan kamp pasukannya, ia sama sekali tidak mengira bakal menemukan sebuah benda yang sangat penting. Ia melihat sebuah batu saat menggali pasir dengan sekop. Ternyata, itu bukan batu biasa. Itulah Batu Rosetta, sebuah prasasti yang memuat hukum dan maklumat Raja Ptolemaios V yang tertulis dalam tiga bahasa. Prasasti tersebut, yang sekarang disimpan di British Museum, menjadi salah satu temuan purbakala terpenting pada abad ke-19. Temuan ini membantu memecahkan misteri tulisan kuno Mesir yang dikenal dengan nama hieroglif.