Penulis

Lihat Semua
Bill Crowder

Bill Crowder

Bill Crowder bertanggung jawab untuk isi materi pengajaran. Ia telah menulis banyak buklet Discovery Series dan buku Discovery House Publishers. Bill dan istrinya, Marlene, memiliki lima anak dan beberapa orang cucu.

Artikel oleh Bill Crowder

Ingat dan Rayakan

Pada tanggal 6 Desember 1907, ledakan besar mengguncang sebuah komunitas kecil di Virginia Barat, Amerika Serikat. Itulah salah satu bencana terburuk dalam sejarah industri pertambangan batu bara. Kurang lebih tiga ratus enam puluh penambang tewas, dan tragedi memilukan tersebut diperkirakan telah membuat 250 wanita menjadi janda dan 1.000 anak menjadi yatim. Para sejarawan mengatakan bahwa kebaktian doa yang diadakan untuk mengenang para korban ledakan tersebut menjadi cikal bakal peringatan Hari Ayah di AS. Dari kehilangan yang besar timbul peringatan dan—akhirnya—perayaan.

Pengharapan di Tengah Dukacita

Dalam perjalanan menuju bandara Heathrow, London, pengemudi taksi menceritakan kisah hidupnya kepada kami. Ia tiba di Inggris seorang diri saat berusia lima belas tahun, dengan tujuan menjauhi kehidupan yang sulit dan peperangan di kampung halamannya. Sekarang, sebelas tahun kemudian, ia sudah berumah tangga dan dapat menafkahi keluarganya, sesuatu yang tidak dapat dilakukan sekiranya ia masih tinggal di negaranya. Namun, ia juga sedih karena ia masih terpisah dengan keluarga dan saudara-saudara kandungnya. Ia mengatakan bahwa perjalanan hidupnya yang berat itu tidak terasa lengkap jika ia belum bisa berkumpul kembali dengan keluarganya.

Kehidupan yang Damai

Di Perth, Australia, ada sebuah tempat bernama Shalom House (Rumah Damai) yang berfungsi sebagai pusat rehabilitasi bagi kaum pria yang berjuang melawan kecanduan mereka. Di sana, mereka akan bertemu dengan staf yang penuh perhatian dan yang memperkenalkan mereka kepada shalom dari Allah (damai dalam bahasa Ibrani). Kehidupan orang-orang yang sebelumnya hancur akibat kecanduan narkoba, alkohol, judi, dan perilaku merusak lainnya tersebut dijamah dan terus diubahkan oleh kasih Allah.

Air yang Kita Butuhkan

Danau Baikal, danau terdalam di dunia, sangat luas dan luar biasa indah. Dengan kedalaman 1,6 kilometer, panjang 636 km, dan lebar 79 km, danau tersebut menampung seperlima jumlah air tawar dunia. Namun, sebagian besar air itu tidak dapat diakses. Danau Baikal terletak di Siberia—salah satu wilayah paling terpencil di Rusia. Dengan besarnya kebutuhan dunia akan air tawar, sungguh ironis bahwa persediaan air sebanyak itu justru tersembunyi di tempat yang tidak terjangkau oleh banyak orang. 

Yang Tidak Bisa Dilihat

Sejarawan mengatakan bahwa Zaman Atom dimulai pada tanggal 16 Juli 1945 ketika bom nuklir pertama diledakkan di tengah gurun terpencil di New Mexico. Namun, filsuf Yunani Demokritos (±460–370 SM) sudah  meneliti keberadaan dan kekuatan atom jauh sebelum ada penemuan apa pun yang dapat memampukan orang melihat bagian terkecil penyusun alam semesta itu. Karena memahami lebih daripada yang bisa dilihatnya, Demokritos pun menghasilkan teori tentang atom.

Harga yang Harus Dibayar

Karya-karya seni Michelangelo mengeksplorasi banyak segi kehidupan Yesus, tetapi salah satu karyanya yang paling mengharukan datang dari salah satu yang paling sederhana. Pada dekade 1540-an, Michelangelo membuat sketsa “pieta” (gambar ibu Yesus memangku tubuh Kristus yang sudah mati) untuk sahabatnya, Vittoria Colonna. Gambar yang dibuat dengan kapur itu melukiskan Maria yang menengadah ke langit sambil memangku tubuh Sang Putra yang sudah kaku. Menjulang di belakang Maria adalah sebuah salib yang pada palangnya tercantum kata-kata dari sajak berjudul Paradise (Firdaus) karya Dante, “Tidak terpikirkan oleh mereka harga darah yang tertumpah.” Maksud Michelangelo sangat tegas: ketika kita merenungkan kematian Kristus, kita juga harus memikirkan besarnya harga yang telah Dia bayar.

Seperti Yesus

Sewaktu kecil, teolog Bruce Ware pernah merasa frustrasi dengan bagian Alkitab dalam 1 Petrus 2:21-23 yang memanggil kita untuk menjadi seperti Yesus. Ware menulis tentang kejengkelan masa mudanya itu dalam buku berjudul The Man Christ Jesus (Manusia Kristus Yesus). “Menurut saya itu tidak adil. Khususnya ketika ayat tersebut meminta kita mengikuti jejak satu Pribadi yang ‘tidak berbuat dosa.’ Sungguh keterlaluan . . . Saya pikir tidak mungkin Allah serius meminta kita melakukannya.”

Lubuk Hati yang Terdalam

Victor Hugo (1802–1885) adalah seorang penyair dan novelis yang hidup dalam zaman pergolakan sosial dan politik di Prancis pada abad ke-19. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah novel klasik Les Miserables. Lebih dari seabad kemudian, adaptasi musikal dari kisah tersebut menjadi salah satu pertunjukan drama yang paling populer dalam generasi ini. Sebenarnya ini bukan hal yang mengejutkan. Hugo sendiri pernah berkata, “Musik sanggup mengungkapkan apa yang tidak dapat terucapkan dan yang tidak mungkin dibiarkan terpendam.”   

Pesan Salib

Pendeta Tim Keller pernah berkata, “Tak seorang pun belajar mengenali dirinya dengan cara diberi tahu. Hal itu harus ditunjukkan.” Ini sejalan dengan ungkapan, “Perbuatan lebih berbicara daripada kata-kata.” Pasangan suami-istri menunjukkan perhatian dengan cara mendengarkan dan mengasihi satu sama lain. Orangtua menunjukkan penghargaan kepada anak-anak dengan cara merawat mereka sepenuh hati. Pelatih menunjukkan kepada para atlet bahwa mereka berbakat dengan cara mengembangkan potensi mereka sebaik-baiknya. Masih banyak contoh lainnya. Sebaliknya, perbuatan menyakiti orang lain bisa menunjukkan pesan kebencian dan perseteruan.