Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh John Blase

Tempat Perlindungan Kita

Awalnya lahan itu menjadi tempat bison berkeliaran di Amerika Utara. Lalu datanglah suku-suku Indian Plains ke tempat itu, diikuti oleh para pemukim yang membawa ternak dan palawija. Di kemudian hari, lahan itu dijadikan tempat pembuatan bahan kimia setelah peristiwa pengeboman Pearl Harbor pada masa Perang Dunia II, bahkan berlanjut menjadi tempat demiliterisasi senjata pada masa Perang Dingin. Namun, pada suatu hari di sana ditemukan sebuah sarang elang botak, dan tak lama kemudian didirikanlah Suaka Margasatwa Nasional Rocky Mountain Arsenal—suatu padang rumput, lahan basah, dan area hutan seluas lima belas ribu hektar di tepi kota Denver, Colorado. Sekarang tempat itu adalah salah satu suaka margasatwa perkotaan terbesar di Amerika Serikat—tempat yang aman dan terlindung bagi lebih dari tiga ratus spesies hewan, mulai dari musang berkaki hitam, burung hantu penggali, hingga elang botak, dan satu lagi: bison yang hidup bebas.

Tidak Kehilangan Kontak

Penulis rohani, Madeleine L’Engle, membiasakan diri menelepon ibunya seminggu sekali. Beberapa tahun kemudian, setelah ibunya makin lanjut usia, Madeleine lebih sering lagi menelepon, “supaya tidak kehilangan kontak.” Karena alasan yang sama, Madeleine senang jika anak-anaknya menelepon dan tetap menjaga hubungan dengannya. Kadang-kadang, obrolan mereka panjang dan berisi percakapan penting. Di lain waktu, mereka menelepon hanya untuk memastikan bahwa nomor yang digunakan masih aktif. Seperti yang Madeleine tulis dalam bukunya, Walking on Water, “Sungguh baik bila anak-anak tidak kehilangan kontak dengan kita. Begitu juga kita semua, anak-anak Allah. Sungguh baik bila kita tidak kehilangan kontak dengan Bapa kita.”

Siraman Semangat

Saya menyebutnya sebagai keajaiban “dari gersang menjadi subur”. Hal ini terjadi setiap musim semi selama lebih dari lima belas tahun. Setelah bulan-bulan musim dingin, rumput di halaman kami penuh dengan debu dan berwarna cokelat pekat, sampai-sampai orang yang melihatnya mungkin mengira rumput itu sudah mati. Colorado memang memiliki pegunungan yang bersalju, tetapi iklim di dataran rendahnya selalu kering, bahkan pada musim panas daerah itu selalu terancam kekeringan. Namun, sekitar akhir Mei setiap tahun, saya menyalakan alat penyiram yang mengeluarkan sedikit air tetapi konsisten. Lalu, dalam waktu dua minggu, rumput yang semula kering dan cokelat berubah menjadi lebat dan hijau.

Tetapi Aku Berkata Kepadamu 

“Ibu tahu apa yang mereka katakan. Tapi, Ibu bilang sama kamu . . .” Waktu masih kecil, mungkin ribuan kali saya mendengar ibu saya mengucapkan petuah seperti itu. Konteksnya selalu soal tekanan dari teman sebaya. Ibu mencoba mengajarkan kepada saya untuk tidak begitu saja ikut arus. Namun, meski bukan anak-anak lagi, mentalitas untuk ikut arus masih cukup kuat bercokol dalam diri ini. Contohnya nasihat ini: “Tempatkanlah dirimu di antara orang-orang yang berpandangan positif.” Meski kalimat itu sudah umum, kita patut mengujinya dengan bertanya: “Apakah itu sesuai dengan ajaran Kristus?”

Allah yang Mengejar 

Beberapa tahun lalu, seorang pria dengan tangan penuh bawaan berjalan sekitar satu blok jauhnya di depan saya. Tiba-tiba ia tersandung dan semua barang bawaannya berserakan. Beberapa orang membantu pria itu berdiri dan menolong mengumpulkan barang-barangnya, tetapi dompetnya ketinggalan. Saya pun memungut dompet itu dan berlari mengejar si pria, ingin mengembalikan benda penting itu kepadanya. Setelah saya berteriak, “Pak, Pak!” akhirnya ia mengalihkan pandangannya ke arah saya. Saat saya menyodorkan dompetnya, pria itu terlihat terkejut, sekaligus lega dan penuh syukur. Saya takkan pernah melupakan ekspresinya saat itu. 

Mengingat dan Mendoakan

“Aku akan mengingat dan mendoakanmu.” Ketika mendengar kata-kata itu, Anda mungkin bertanya-tanya apakah orang tersebut bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Namun, ketika Edna Davis yang mengatakannya, Anda tidak perlu bertanya-tanya. Semua orang di kota kecil itu tahu tentang “buku catatan kuning milik Edna”. Pada halaman-halamannya tertulis barisan nama-nama. Setiap pagi, wanita yang sudah berumur tersebut berdoa kepada Allah dengan suara lantang. Tidak semua orang dalam daftarnya mendapat jawaban seperti yang diinginkan, tetapi beberapa bersaksi pada pemakaman Edna bahwa sesuatu yang besar telah mereka alami dari Allah, dan mereka menyebut itu berkat doa tulus yang dipanjatkan Edna.

Lihatlah dari Buahnya

“Silakan [nama orang] yang asli berdiri.” Inilah kalimat pemungkas acara televisi To Tell the Truth. Panel berisi empat orang selebriti mengajukan serangkaian pertanyaan kepada tiga orang yang mengaku sebagai orang yang sama. Tentu saja, dua dari mereka bukan orang yang asli, tetapi juri harus menebak mana yang asli. Dalam satu episode, para selebriti mencoba menebak “Johnny Marks yang asli”, penulis lirik lagu Rudolph the Red-Nosed Reindeer. Meski sudah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang jitu, para panelis kesulitan menebak Johnny Marks yang asli. Kedua Johnny yang palsu berhasil mengecoh mereka, sehingga menghasilkan suatu acara televisi yang sangat menghibur.

Kita Membutuhkan Pertolongan Yesus

Akhirnya hari itu tiba—hari ketika saya menyadari ayah saya bukan orang yang tidak terkalahkan. Sewaktu saya kecil, saya mengenal kekuatan dan keteguhan tekad Ayah. Namun, ketika saya beranjak dewasa, beliau mengalami cedera punggung, dan saya pun tersadar bahwa beliau hanyalah manusia biasa. Saya tinggal bersama orangtua saya agar saya dapat menolong ayah saya ke kamar mandi, membantunya berpakaian, bahkan membantunya minum. Tidak mudah bagi beliau untuk mengakui segala keterbatasan itu. Awalnya ia mencoba melakukan beberapa hal kecil sendirian, tetapi ia mengakui, “Aku tak bisa melakukan apa-apa tanpa pertolonganmu, Nak.” Akhirnya kekuatannya pulih kembali, tetapi pengalaman tadi mengajarkan hal penting bagi kami berdua. Manusia hidup saling membutuhkan. 

Percakapan Iman di Rumah

“Tiada tempat seindah rumah. Tiada tempat seindah rumah.” Ucapan Dorothy yang terkenal dalam film The Wizard of Oz tersebut memperlihatkan alur penceritaan yang terdapat juga dalam banyak film klasik lainnya, dari Star Wars hingga Lion King. Alur tersebut dikenal sebagai “perjalanan sang pahlawan”. Intinya: seorang biasa, yang sedang menjalani kehidupan yang biasa-biasa saja, tiba-tiba dihadapkan pada petualangan yang luar biasa. Sang tokoh meninggalkan rumah dan pergi ke dunia yang berbeda. Di sana telah menanti berbagai ujian dan tantangan, sekaligus para mentor dan penjahat. Bila sang tokoh lulus ujian dan terbukti layak disebut pahlawan, maka langkah akhirnya adalah pulang ke rumah dengan membawa hikmah dan kisah luar biasa untuk dibagikannya. Bagian akhir ini sangatlah krusial.