Penulis

Lihat Semua
Julie Ackerman Link

Julie Ackerman Link

Setelah perjuangan panjang melawan kanker, Julie Ackerman Link berpulang ke rumah Bapa pada 10 April 2015. Setiap bulan sejak tahun 2000, Julie telah menulis sejumlah renungan bagi Our Daily Bread. Jutaan pembaca di seluruh dunia telah diberkati oleh tulisan-tulisannya yang inspiratif dan cerdas. Julie juga pernah menulis buku-buku berjudul Above All, Love and A Heart for God, yang diterbitkan oleh Discovery House, anggota keluarga dari Our Daily Bread Ministries.

Artikel oleh Julie Ackerman Link

Lebih Baik Daripada Yang Direncanakan

Gangguan bukanlah hal baru. Jarang sekali segala sesuatu dalam satu hari itu berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.

Ketika Tak Ada Yang Datang

Pada suatu malam di musim dingin, komposer Johann Sebastian Bach dijadwalkan untuk menggelar pertunjukan perdana dari gubahan musik terbarunya. Bach tiba di gereja dengan harapan tempat tersebut akan dipenuhi penonton. Akan tetapi, ternyata tak seorang pun datang. Dengan tetap bersemangat, Bach meminta para musisinya untuk tetap tampil sesuai rencana. Mereka menempati posisi masing-masing, Bach mengangkat tongkat kecilnya, dan gereja kosong itu pun segera dipenuhi dengan musik yang luar biasa.

Kehadiran

Setelah 20 anak dan 6 karyawan terbunuh di sebuah sekolah di Connecticut, seluruh bangsa tertegun karena tidak pernah menyangka bahwa peristiwa mengerikan seperti itu bisa terjadi. Perhatian semua orang berfokus pada tragedi itu dengan pertanyaan-pertanyaan: Orang macam apa yang dapat melakukan hal seperti itu, dan apa alasannya? Bagaimana mencegah agar hal itu tidak terjadi lagi? Bagaimana cara menolong korban yang selamat? Di tengah kekacauan itulah sebuah kelompok yang tidak terduga telah melakukan aksi yang berpengaruh besar.

Lampu-Lampu Natal

Setiap bulan Desember tiba, ada 13 keluarga yang tinggal di dekat tempat tinggal kami yang akan memasang 300.000 lampu Natal untuk menampilkan suatu pertunjukan cahaya yang memukau. Orang-orang yang tinggal di tempat yang jauh rela datang dan mengantri berjam-jam untuk menyaksikan pertunjukan dari serangkaian lampu berwarna-warni dan mendengar musik yang telah diatur sesuai dengan kelap-kelip lampu-lampu tersebut. Paduan sinar dan musik tersebut begitu rumit sampai-sampai dibutuhkan 64 unit komputer untuk mengatur seluruh pertunjukan tersebut.

Allah Menanti

Di masa Natal ini kita banyak menanti. Kita menanti di tengah kemacetan lalu lintas. Kita menanti dalam antrian di kasir untuk membayar hadiah yang kita beli. Kita menanti anggota keluarga kita untuk tiba dan berkumpul bersama. Kita menanti saatnya untuk berkumpul di sekitar meja makan yang dipenuhi dengan makanan kesukaan kita. Kita menantikan waktunya untuk membuka hadiah yang kita terima sebagai ungkapan kasih dari orang lain.

Plagiatisme Rohani

Ketika mengajar mata pelajaran mengarang dalam bahasa Inggris, saya meminta para siswa untuk menulis saat pelajaran berlangsung di kelas. Saya mengetahui bahwa tulisan yang mereka hasilkan di kelas adalah karya mereka sendiri. Dengan demikian, saya dapat mengenali gaya tulisan dari masing-masing siswa sekaligus mengetahui apakah mereka terlalu berlebihan dalam “meminjam” gaya penulis lain. Para siswa tidak menduga bahwa gaya tulisan mereka itu—mencakup isi tulisan serta cara mereka menuangkannya—sama khasnya dengan gaya bicara mereka. Seperti halnya kata-kata yang kita ucapkan berasal dari dalam hati kita, demikian pula kata-kata yang kita tuangkan dalam bentuk tulisan. Tulisan kita mengungkapkan siapa diri kita.

Kepada Yang Berhak

Saya dan suami tinggal di suatu daerah pedesaan yang dikelilingi oleh tanah pertanian yang terkenal dengan slogan berikut: “Jika engkau menyantap makananmu hari ini, ucapkanlah terima kasihmu kepada para petani.” Para petani memang berhak menerima ucapan terima kasih kita. Merekalah yang bekerja keras dengan berpanas-panasan dalam mengolah tanah, menanam benih, dan memanen hasil pertanian supaya kita dapat makan dan tidak mati kelaparan.

Dikasihi Untuk Mengasihi

Hati seseorang tidak dinilai dari seberapa besar ia mengasihi, tetapi dari seberapa besar ia dikasihi oleh orang lain.” Saya membaca kutipan dari The Wizard of Oz ini pada suatu hiasan dinding yang dipajang di sebuah toko yang menjual oleh-oleh.

Mengasihi Dan Mengetahui

Dalam novel karya Jonathan Safran Foer, salah satu tokohnya mengomentari Empire State Building di New York dengan mengatakan, “Aku tahu bangunan ini karena aku mencintainya.”