Rahmat Allah di Sepanjang Perjalanan
Bayangkan Anda memulai suatu perjalanan dari kota berdebu bernama Why (Mengapa) di Arizona, barat daya Amerika Serikat (AS). Berjalan menyeberangi negara bagian akan membawa Anda tiba di kota Uncertain (Tidak Pasti) di Texas. Jika menuju ke arah timur laut, Anda dapat beristirahat di kota Dismal (Suram) di Tennessee. Akhirnya, Anda akan tiba di tujuan Anda, kota Panic (Panik) di Pennsylvania. Kota-kota bernama unik itu benar-benar ada di AS, sekalipun rute tersebut mungkin tidak menarik untuk Anda tempuh.
Pekerjaan yang Baik
Saat remaja, Charles Spurgeon pernah bergumul dengan Allah. Ia rajin ke gereja, tetapi merasa apa yang dikhotbahkan hambar dan tidak berarti. Ia sulit untuk percaya kepada Allah, dan menurut Spurgeon, dirinya “membangkang dan memberontak”. Pada suatu malam yang dilanda badai salju, Spurgeon yang berusia enam belas tahun terpaksa berlindung di sebuah gereja Methodis kecil. Ia pun mendengar khotbah pendeta di sana dan merasa pesannya ditujukan khusus untuk dirinya. Di saat itulah, Allah menaklukkan keraguan Spurgeon, dan ia menyerahkan hidupnya kepada Tuhan Yesus.
Dibangun Bersama untuk Melayani
Orang-orang Amish membangun lumbung dengan cara bergotong royong. Butuh waktu berbulan-bulan bagi seorang petani dan keluarganya untuk membangun lumbung, tetapi orang-orang Amish dapat mendirikan lumbung dengan cepat karena pembangunannya dikerjakan bersama-sama. Kayunya sudah dikumpulkan jauh-jauh hari; perkakas pun telah disiapkan. Pada hari yang ditentukan, pagi-pagi benar, seluruh komunitas Amish berkumpul, membagi-bagi tugas, dan bersama-sama bekerja membangun lumbung, yang terkadang selesai dalam sehari.