Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Kimya Loder

Menjangkau Saya

Dalam postingannya baru-baru ini, blogger Bonnie Gray bercerita saat kesedihan yang luar biasa mulai merasuk ke dalam hatinya. Katanya, “Tiba-tiba saja, saat saya sedang bahagia-bahagianya . . . saya mulai mengalami serangan panik dan depresi.” Ia mencoba menempuh berbagai cara untuk mengatasi masalahnya, tetapi segera menyadari bahwa ia tidak cukup kuat untuk menanganinya sendiri. “Saya tidak ingin orang mempertanyakan iman saya, jadi saya merahasiakannya dan berdoa agar depresi saya lenyap. Namun, Allah ingin menyembuhkan kita, bukan mempermalukan atau membuat kita bersembunyi dari rasa sakit kita.” Gray menemukan kesembuhan melalui kehadiran Allah yang menghiburkan dirinya; Dia sajalah jangkar yang dapat diandalkan di tengah ombak yang mengancam untuk menelannya.

Bekerja dengan Kasih

Dr. Rebecca Lee Crumpler adalah perempuan Afrika-Amerika pertama yang berhasil memperoleh gelar dokter. Namun, selama hidupnya (1831–95) ia sering sekali “diabaikan, diremehkan, dan dianggap tidak penting”. Meski demikian, ia tetap setia mengobati sesama dan menggenapi tujuan hidupnya. Meski ada orang yang menilainya hanya berdasarkan ras dan jenis kelamin, Crumpler berkata bahwa ia selalu “bersemangat dan siap memenuhi tugas kapan dan di mana saja diperlukan”. Itulah juga yang selalu dikerjakannya. Ia meyakini, dengan merawat wanita dan anak-anak, serta mengobati para budak yang sudah dimerdekakan, ia sedang melayani Allah. Sayangnya, semua pencapaiannya baru dihargai setelah hampir satu abad kemudian. 

Allah Mengenal Anda

Sepertinya ibu saya dapat mengendus masalah dari jarak jauh. Pernah suatu kali, setelah melewati hari yang sulit di sekolah, saya berusaha menyembunyikan perasaan frustrasi saya dan berharap tidak ada yang menyadarinya. “Ada apa?” tanya ibu saya. Lalu beliau menambahkan, “Sebelum bilang tidak ada apa-apa, ingat, aku ibumu. Ibu yang melahirkanmu, dan mengenalmu lebih dari dirimu sendiri.” Ibu saya sering mengingatkan bahwa pengenalannya yang mendalam tentang diri saya membantunya untuk siap menolong saya di saat saya paling membutuhkan dirinya.

Berharap kepada Allah

Menjelang masa libur hari raya, biasanya pengiriman paket sering mengalami penundaan karena pemesanan lewat daring tiba-tiba melonjak. Saya ingat suatu masa ketika keluarga saya memilih pergi ke toko untuk berbelanja karena tahu kami tidak dapat mengandalkan pengiriman lewat pos. Meski demikian, ketika ibu saya berlangganan sebuah akun yang dilengkapi layanan pengiriman yang lebih cepat, ekspektasi itu berubah. Sekarang dengan jaminan pengiriman dua hari, kami terbiasa menerima barang-barang dengan cepat, dan merasa frustrasi jika terjadi keterlambatan.

Mukjizat Keselamatan

Hidup Kevin Lynn, seorang blogger, sempat hancur berantakan. Dalam sebuah artikel baru-baru ini, ia menulis: “Saya sudah menodongkan pistol ke kepala saya . . . Dan Allah secara ajaib melangkah ke dalam kamar dan hidup saya. Saat itu, saya sungguh-sungguh menemukan apa yang sekarang saya tahu adalah Allah.” Allah campur tangan dan mencegah Lynn mengambil nyawanya sendiri. Dia memenuhi hati Lynn dengan keyakinan dan mengingatkannya pada kehadiran-Nya yang penuh kasih. Alih-alih menyimpan sendiri perjumpaan yang luar biasa ini, Lynn membagikan pengalamannya kepada dunia, membuat pelayanan melalui YouTube untuk membagikan kisah transformasinya hidupnya dan juga kisah-kisah orang lain.

Berani Mengambil Sikap

Di sebuah kota kecil di negara bagian Illinois, 40% dari seluruh tindak kriminal dalam masyarakat adalah kekerasan dalam rumah tangga. Menurut seorang pendeta setempat, masalah KDRT sering disembunyikan di dalam komunitas rohani karena tidak nyaman untuk dibicarakan. Namun, alih-alih menghindari masalah, sekelompok rohaniwan di kota itu memilih mempraktikkan iman mereka dan dengan berani menangani masalah tersebut. Mereka memulainya dengan mengikuti berbagai pelatihan untuk mengenali tanda-tanda terjadinya kekerasan dan mendukung sejumlah organisasi nirlaba yang khusus menangani masalah ini. Menyadari besarnya pengaruh iman dan perbuatan, salah seorang rohaniwan berkata, “Kami percaya, doa dan belas kasihan kita, ditambah dukungan nyata, dapat membawa perubahan yang berarti.”

Percaya kepada Allah

Sebuah studi pada tahun 2018 menemukan bahwa rata-rata orang dewasa di Inggris memeriksa ponsel pintar mereka setiap dua belas menit sekali. Namun, jujur saja, bagi saya statistik ini sepertinya terlalu rendah, mengingat betapa seringnya saya menggunakan Google untuk mencari jawaban atas suatu pertanyaan, atau menanggapi berbagai notifikasi yang tidak henti-hentinya masuk ke ponsel saya. Banyak dari kita terus-menerus mengandalkan gawai kita dengan keyakinan bahwa melaluinya kita akan terbantu untuk menjalani hidup yang teratur, terhubung, dan tidak ketinggalan informasi.

Hati yang Melayani

Sebuah pelayanan di Carlsbad, New Mexico, mendukung komunitas lokal dengan menyumbangkan lebih dari dua belas ton makanan gratis kepada warga setempat setiap bulannya. Pemimpin pelayanan tersebut menyatakan, “Semua orang boleh datang, karena kami menerima mereka dan melayani apa yang mereka butuhkan. Tujuan kami adalah . . . memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari supaya kami dapat menjawab kebutuhan spiritual mereka.” Sebagai orang percaya, Allah ingin kita menggunakan karunia dan berkat yang diberikan-Nya kepada kita untuk memberkati orang lain, supaya komunitas kita bisa lebih mengenal-Nya. Bagaimana kita dapat mengembangkan hati yang melayani, yang memuliakan Allah?

Bertumbuh dalam Iman

Pada awal bercocok tanam, saya bangun pagi-pagi dan berlari ke kebun untuk melihat apakah sudah ada yang bertunas. Tidak ada. Setelah mencari di internet info mengenai “pertumbuhan tanaman yang cepat”, saya akhirnya tahu bahwa pembibitan adalah tahap terpenting pada masa kehidupan tumbuhan. Sesudah mengetahui bahwa proses itu tidak dapat diburu-buru, saya mulai menghargai kekuatan tunas-tunas kecil yang berupaya keras menembus permukaan tanah ke arah sinar matahari dan ketahanan mereka terhadap cuaca yang berubah-ubah. Setelah beberapa minggu menanti dengan sabar, akhirnya saya melihat tunas-tunas hijau yang menembus tanah untuk menyapa saya.