Penulis

Lihat Semua
Lawrence Darmani

Lawrence Darmani

Lawrence Darmani adalah novelis asal Ghana. Novel pertamanya, Grief Child, memenangi anugerah Commonwealth Writers’ Prize sebagai buku terbaik dari benua Afrika. Ia tinggal bersama keluarganya di Accra dan menjadi editor majalah Step dan CEO dari Step Publishers.

Artikel oleh Lawrence Darmani

Pilihan yang Pasti

Ayah saya dahulu pernah menyembah dewa-dewa leluhur. Pernyataannya di penghujung hidupnya berikut ini sungguh luar biasa: “Ketika aku mati,” ucapnya dengan susah payah, “jangan ada yang melakukan sesuatu selain yang akan dilakukan oleh gereja. Tak perlu ramalan, tak perlu pengorbanan bagi leluhur, tak perlu macam-macam ritual. Hidupku ada di tangan Yesus Kristus, begitu juga kematianku.”

Senjata Mematikan

Petinju legendaris Muhammad Ali memakai sejumlah taktik di atas ring untuk mengalahkan lawan; salah satunya dengan ejekan. Dalam pertarungan melawan George Foreman di tahun 1974, Ali mencecar Foreman, “Ayo, pukul lebih keras! Tunjukkan padaku, George. Tinjumu tak berasa. Kupikir kau lebih kejam dari itu.” Foreman pun bertinju dengan marah, sehingga tenaganya terbuang dan kepercayaan dirinya melemah.

Mendekati Allah

Dahulu saya sempat terusik ketika merasa semakin berdosa justru pada saat saya semakin dekat kepada Allah dalam perjalanan iman saya. Lalu sebuah fenomena di kamar telah menyadarkan saya. Sebuah celah kecil pada tirai yang menutupi jendela meloloskan seberkas cahaya ke dalam kamar saya. Saat mengamatinya, saya melihat partikel-partikel debu yang beter-bangan dalam jalan cahaya itu. Tanpa seberkas cahaya itu, kamar saya terlihat bersih, tetapi kini partikel debu tersebut dapat terlihat jelas.

Menyebut Allah

Ya Allah, berkatilah tanah air kami, Ghana” merupakan baris pertama dari lagu kebangsaan negara Ghana. Contoh lagu kebangsaan negara-negara Afrika lainnya: “Oh Uganda, kiranya Allah menopangmu”, “Tuhan, berkatilah bangsa kami” (Afrika Selatan), dan “Ya Allah Pencipta, tuntunlah perjuangan luhur kami” (Nigeria). Dengan menggunakan lagu kebangsaan sebagai doa, para pendiri negara-negara tersebut memohon kepada Allah untuk memberkati tanah air dan bangsa mereka. Banyak lagu kebangsaan dari negara-negara Afrika dan lainnya di dunia menyebut Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara. Selanjutnya, lagu-lagu kebang-saan itu menyerukan terjadinya perdamaian, perubahan, dan pengharapan bagi anak bangsa yang sering terpecah-belah karena perbedaan suku, politik, dan status sosial.

Di Manakah Engkau?

Ketika mendengar suara mobil orangtua mereka mendekati rumah, kedua remaja pria itu menjadi panik. Bagaimana mereka akan menjelaskan kekacauan yang terjadi di rumah? Pagi itu, sebelum orangtua mereka pergi ke luar kota, sang ayah sudah jelas-jelas memberikan instruksi: tidak boleh berpesta-pora dan tidak boleh mengundang teman yang ugal-ugalan. Namun kedua remaja itu mengabaikan peringatan sang ayah, dan mengizinkan teman-teman mereka yang nakal untuk datang dan tinggal di rumah mereka. Sekarang rumah mereka porak-poranda dan kedua anak tersebut dalam keadaan mabuk dan berantakan. Mereka pun bersembunyi karena ketakutan.