Penulis

Lihat Semua
Marvin Williams

Marvin Williams

Marvin Williams mulai menulis untuk buku renungan Our Daily Bread sejak tahun 2007 dan juga menulis untuk buku renungan Our Daily Journey. Marvin adalah pendeta pengajar senior di Trinity Church di Lansing, Michigan. Ia dan istrinya, Tonia, memiliki tiga anak.

Artikel oleh Marvin Williams

Usia Hanyalah Angka

Usia muda seharusnya tidak menghentikan siapa pun untuk berprestasi. Yang jelas, itu tidak menghentikan Mikaila yang berusia sebelas tahun. Bukan sekadar mendirikan kios penjualan jus limun, Mikaila justru membuka usaha limun, “Me & the Bees Lemonade,” dengan menggunakan resep sang nenek. Usahanya itu berhasil memperoleh suntikan dana sebesar 60.000 dolar dari para penanam modal di acara televisi Shark Tank. Ia juga menandatangani kontrak untuk menjual produknya di lima puluh lima cabang sebuah toko swalayan besar.

Allah Membersihkan Semua Noda

Bagaimana jika pakaian kita bisa bersih sendiri setelah tertumpah saus tomat, kecap, atau minuman? Menurut kantor berita BBC, para insinyur di Tiongkok telah mengembangkan “lapisan khusus yang membuat katun bisa bersih sendiri dari noda dan bau ketika terkena sinar ultraviolet.” Bisakah Anda bayangkan akibatnya mempunyai pakaian yang bisa bersih sendiri?

Bersedia Menunggu

Menunggu sering kali membuat kita kehilangan damai sejahtera. Menurut ahli komputer Ramesh Sitaraman, salah satu sumber “rasa frustrasi dan kemarahan universal” terbesar dari para pengguna internet adalah menunggu perambah (browser) yang lamban saat memuat halaman web. Penelitian menyatakan bahwa waktu untuk kita bersedia menunggu video daring dimuat rata-rata adalah dua detik. Setelah lima detik, sekitar dua puluh lima persen pengguna akan urung, dan setelah sepuluh detik, setengah dari pengguna membatalkan niatnya. Betapa tidak sabarannya kita!

Bukan untuk Kenyamanan Kita 

Dan sedang mengendarai sepeda motor ketika sebuah mobil mendadak masuk ke jalurnya dan menabraknya hingga ia terlempar ke jalur yang berlawanan. Ketika terbangun di suatu pusat rehabilitasi dua minggu kemudian, kondisinya “babak belur.” Parahnya lagi, ia menderita cedera tulang belakang yang membuatnya lumpuh. Dan berdoa meminta kesembuhan, tetapi kesembuhan itu tidak pernah datang. Namun, ia percaya Allah telah mengajarinya dengan penuh kasih bahwa “hidup ini dimaksudkan agar kita menjadi serupa dengan citra Kristus. Sayangnya, itu tidak terjadi ketika semuanya baik dan indah. Hal itu . . . justru terjadi ketika hidup kita sulit. Ketika kita didesak mengandalkan Allah melalui doa, hanya untuk dapat melewati hari demi hari.”

Tidak Menaruh Dendam

Dalam suatu acara promosi tahun 2011, dua mantan atlet Liga Sepak Bola Kanada berumur 73 tahun terlibat dalam perkelahian di atas panggung. Keduanya masih menyimpan dendam yang belum tuntas dari pertandingan yang berakhir kontroversial pada tahun 1963. Setelah salah satu dari mereka menjatuhkan lawannya dari atas panggung, penonton berteriak agar ia menyudahi perkelahian dan segera berdamai.

Berjaga-jagalah!

Seorang pegawai bank di Jerman yang tengah mentransfer 62,40 euro dari bank ke rekening seorang nasabah tanpa sadar tertidur sejenak di mejanya. Ia tertidur dengan jari memencet tombol “2”. Alhasil, 222 juta euro (300 juta dolar) berpindah ke rekening nasabah tersebut. Akibat kesalahan ini, si pegawai dan koleganya yang mengesahkan transfer tersebut ikut dipecat. Kekeliruan ini memang segera diketahui dan dapat diperbaiki, tetapi karena kelalaian pegawai yang mengantuk tadi, kesalahan kecil itu nyaris menjadi mimpi buruk bagi bank tersebut.

Kompas Milik Allah

Pada Perang Dunia II, Waldemar Semenov bertugas sebagai insinyur junior di kapal SS Alcoa Guide. Suatu hari, kapal selam Jerman muncul dan menembaki kapalnya dalam posisi kira-kira 483 km dari perairan Carolina Utara. Alcoa Guide terkena tembakan, terbakar, lalu tenggelam. Semenov dan krunya menurunkan sekoci, dan dengan petunjuk kompas berlayar menuju jalur lalu lintas kapal. Tiga hari kemudian, pesawat patroli melihat sekoci mereka dan kapal USS Broome mengevakuasi mereka keesokan harinya. Berkat kompas tersebut, Semenov dan dua puluh enak awak kapal lainnya diselamatkan.

Nama yang Sempurna

Pada suatu hari yang panas dan lembap di bulan Agustus, istri saya melahirkan putra kedua kami. Namun, hingga berhari-hari kemudian ia belum diberi nama, karena kami masih mencari-cari nama yang cocok. Setelah berjam-jam mendiskusikannya sambil menikmati es krim dan jalan-jalan naik mobil, kami belum juga memutuskan nama yang tepat. Setelah selama tiga hari hanya disebut sebagai “Bayi Williams”, akhirnya kami menamainya Micah.

Dia Mengisi Kekosongan Kita

Psikolog Madeline Levine memperhatikan baju lengan panjang yang dipakai seorang gadis berusia lima belas tahun di hadapannya. Orang-orang yang pernah melukai diri sendiri biasa mengenakan model baju itu untuk menutupi tangan mereka yang memiliki bekas luka. Ketika gadis itu menyingsingkan lengan bajunya, Levine terkejut melihat kata “empty” (kosong) yang digoreskan si gadis dengan silet pada kulitnya. Meski sedih, Levine bersyukur anak remaja itu bersedia menerima pertolongan yang sangat dibutuhkannya.