Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Monica La Rose

Karya Pemulihan Allah

Salah satu lagu paling menyentuh dalam film musikal The Greatest Showman adalah “From Now On” (Mulai Saat Ini). Sang tokoh utama menyanyikannya setelah ia menyesali perbuatannya yang sering melukai hati keluarga dan teman-temannya. Lagu itu bercerita tentang sukacita yang dialami saat pulang ke rumah dan mendapati bahwa apa yang selama ini dimiliki ternyata sudah lebih dari cukup.

Perlindungan Allah

Adrian Monk, detektif dan tokoh utama dalam serial TV Monk, diceritakan mengidap berbagai fobia, antara lain terhadap jarum, susu, jamur, tangga berjalan, proses melahirkan, lebah, lebah dalam blender—dan itu baru sebagian kecil saja. Namun, ketika Monk dan rival bebuyutannya, Harold Krenshaw, terperangkap bersama dalam bagasi sebuah mobil, Monk mengalami terobosan yang membuatnya berhasil mengatasi salah satu fobianya—klaustrofobia, alias ketakutan yang berlebihan terhadap ruang yang sempit.

Perkataan yang Benar

Dalam satu-dua tahun terakhir ini, sejumlah penulis mendorong orang-orang Kristen untuk meninjau kembali “kosa kata” yang dipakai dalam lingkungan iman kita. Seorang penulis, contohnya, menekankan bahwa kosa kata yang kaya makna secara teologis sekalipun dapat kehilangan dampaknya. Karena telah terbiasa dan terlalu sering digunakan, kata-kata tersebut tidak lagi membuat kita mengagumi kedalaman Injil dan kebutuhan kita akan Allah. Ketika itu terjadi, si penulis menyarankan, mungkin kita perlu mempelajari ulang bahasa iman kita “dari nol”, dengan melepaskan asumsi yang ada sampai kita dapat melihat kembali keindahan Injil untuk pertama kalinya.

Dalam Kondisi Terburuk

“Ia tidak jelek, tetapi tidak cukup cantik untuk memikat saya.” Kalimat yang diucapkan Mr. Darcy dalam novel Pride and Prejudice karya Jane Austen itu menjadi alasan saya tidak akan pernah melupakan novel tersebut dan dampaknya terhadap saya. Setelah membaca kalimat itu, saya memutuskan bahwa saya tidak akan pernah menyukai Mr. Darcy.

Kecil Tetapi Perkasa

Sesekali pada larut malam di Gurun Sonora yang keras di Amerika Utara, sayup-sayup terdengar suara lolongan melengking. Namun, tidak ada yang mengira sumber suara itu adalah seekor hewan kecil tetapi perkasa—tikus belalang yang melolong nyaring untuk menandai wilayah kekuasaannya. 

Janji yang Berharga dan Sangat Besar 

Saat mengalami kegagalan yang besar, amat mudah bagi kita untuk meyakini bahwa segalanya sudah terlambat dan kita sudah kehilangan kesempatan untuk menjalani hidup yang bernilai dan bermakna. Begitulah perasaan Elias, seorang mantan narapidana yang mendiami penjara berpengamanan maksimum di New York, ketika masih dipenjara. “Aku telah mengandaskan . . . janji-janji, janji tentang masa depanku sendiri, janji tentang kesempatan yang seharusnya bisa aku ambil.”

Masa Depan Penuh Pengampunan

Pada tahun 1994, negara Afrika Selatan, yang bertransisi dari pemerintahan bersistem apartheid (pemisahan berdasarkan ras) kepada demokrasi, menghadapi pertanyaan sulit tentang penuntasan kasus kejahatan yang dilakukan di masa silam. Para pemimpin tidak dapat mengabaikannya, tetapi menjatuhkan hukuman keras terhadap para pelakunya berisiko memperparah luka bangsa. Dalam buku No Future Without Forgiveness (Tiada Masa Depan Tanpa Pengampunan), Uskup Agung Desmond Tutu berkata, “Kita bisa saja menegakkan . . . keadilan pidana, tetapi Afrika Selatan akan hancur lebur.”

Pencobaan yang Bermanfaat

Dalam The Imitation of Christ (Mengikuti Jejak Kristus), biarawan Thomas à Kempis dari abad ke-15 memberikan pandangan yang mungkin mengagetkan tentang pencobaan. Ketimbang berfokus pada penderitaan dan kesulitan yang dialami akibat pencobaan, Kempis menulis, “[pencobaan] bermanfaat karena dapat membuat kita rendah hati, membersihkan kita, dan mengajar kita.” Ia menjelaskan, “Kunci kemenangan adalah kerendahan hati dan kesabaran yang sungguh; olehnya kita dapat mengalahkan musuh.”

Hidup Bagai Dahan

Waktu saya menceritakan kepada konselor tentang emosi saya yang naik turun setelah menjalani satu minggu yang penuh tekanan, ia mendengarkan dengan saksama, lalu meminta saya mengarahkan pandangan saya ke luar jendela. Saya diajak melihat pepohonan yang lebat dengan daun berwarna kuning keemasan khas musim gugur dan dahan-dahan yang bergoyang-goyang ditiup angin.