Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Winn Collier

Hasrat Sejati yang Terdalam

Seekor tikus bersuara melengking, Reepicheep, mungkin adalah tokoh paling pemberani dalam serial The Chronicles of Narnia. Ia terjun ke medan perang sambil mengayunkan pedang mungilnya. Ia tidak takut saat kapal Dawn Treader membawanya berlayar menuju Pulau Kegelapan. Apa rahasia keberanian Reepicheep? Ia memendam kerinduan yang sangat mendalam untuk masuk ke negeri Aslan. “Itulah hasrat hatiku,” katanya. Reepicheep tahu betul apa yang diinginkannya, dan keinginannya itu membawanya bertemu dengan rajanya.

Tidak Takut Lagi

Seorang gadis kecil berusia dua belas tahun telah diculik, dibawa ke hutan, dan dianiaya oleh tujuh laki-laki di Etiopia. Ketika polisi menemukannya seminggu kemudian, tiga ekor singa bersurai hitam mengelilingi dan menjaganya, seolah-olah ia adalah bagian dari kawanan mereka. Rupanya, ketika gadis itu berteriak minta tolong, sekawanan kecil singa mendengar teriakannya dan datang mengusir kawanan penculik itu. “[Singa-singa itu] berjaga mengelilingi gadis itu. Ketika kami datang, mereka meninggalkannya begitu saja seperti memberi kami hadiah, dan masuk kembali ke dalam hutan,” cerita Sersan Wondimu saat diwawancara.

Benih-Benih Anugerah

Selama hampir empat dekade, seorang pria di India bekerja keras membuat sebuah lahan kosong yang berpasir menjadi hijau kembali. Setelah melihat erosi dan perubahan ekosistem merusak pulau yang ia cintai, ia pun mulai menanam pohon satu demi satu, dari pohon bambu hingga pohon kapas. Sekarang, pohon-pohon hijau dan satwa liar memenuhi lahan seluas 1.300 hektar itu. Namun, pria itu bersikeras bahwa kelahiran kembali wilayah tersebut dari kegersangan bukanlah hasil kerja kerasnya. Ia menyadari betapa luar biasanya cara kerja alam ini sekaligus kagum pada cara angin yang dapat membawa benih-benih ke tanah yang subur. Burung-burung dan hewan-hewan liar ikut berpartisipasi dalam menaburkannya, dan sungai juga berperan dalam membantu berbagai tanaman dan pohon berkembang.

Pelaku Utama

Saya pernah mendengar cerita tentang seorang mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah berkhotbah di sebuah seminari terkemuka. Anak muda itu, dengan gaya yang terlalu percaya diri, menyampaikan khotbahnya dengan fasih dan penuh semangat. Selesai berkhotbah, ia duduk dengan perasaan puas. Dosennya terdiam sejenak, lalu memberikan tanggapannya: “Khotbahmu sangat baik dan pesannya sangat kuat. Strukturnya tertata rapi dan isinya menyentuh hati. Persoalannya, Allah tidak pernah menjadi subjek utama dalam satu kalimat pun.”

Berjalan Mundur

Tanpa sengaja, saya menemukan potongan film milik kru berita Inggris yang merekam Flannery O’Connor saat masih berumur enam tahun di lahan pertanian keluarganya pada tahun 1932. Flannery menarik perhatian kru tersebut karena mengajari seekor ayam berjalan mundur. Bagi saya, terlepas dari uniknya perbuatan Flannery, potongan masa lampau itu adalah gambaran yang sempurna dari pencapaian Flannery di kemudian hari sebagai penulis terkenal. Lewat ketajaman sastra dan keyakinan imannya, Flannery menghabiskan tiga puluh sembilan tahun masa hidupnya berpikir dan menulis dengan “berjalan mundur”—melawan arus budaya pada masanya. Baik penerbit maupun pembaca dibuat tercengang karena tema-tema iman yang diangkatnya telah melawan arus pandangan agama yang lazim saat itu.

Kisah Sedih

Sangatlah menyedihkan mendengar tentang terkuaknya kejahatan yang sudah sekian lama diabaikan—pelecehan seksual terhadap banyak wanita yang dilakukan oleh laki-laki yang berkuasa atas mereka. Saat membaca berita demi berita, hati saya sedih saat mendengar bukti pelecehan seksual yang dilakukan oleh dua laki-laki yang saya kagumi. Gereja pun tidak kebal terhadap masalah ini.

Menjadi Utuh Kembali

Dalam film dokumenter Look & See: A Portrait of Wendell Berry, seorang penulis bernama Berry berbicara tentang perceraian sebagai gambaran keadaan dunia saat ini. Kita tercerai-berai dari sesama, terpisah dari sejarah, tercabut dari negeri kita. Hal-hal yang seharusnya utuh justru dicerai-beraikan. Ketika ditanya apa yang patut kita lakukan mengenai fakta menyedihkan itu, Berry berkata, “Kita tidak bisa menyatukan semuanya kembali. Namun, kita bisa mengambil dua bagian yang terpisah dan menyatukannya.” Kita mengambil dua hal yang terpisah dan menyatukannya lagi.

Allah Jauh Lebih Besar

Giles Kelmanson, seorang penjaga wilayah perburuan di Afrika Selatan menggambarkan peristiwa luar biasa: dua ekor musang madu bertarung melawan enam ekor singa. Walau kalah dari segi jumlah, musang madu pantang mundur melawan predator ganas yang besarnya 10 kali ukuran tubuh mereka. Singa-singa itu mengira akan menang mudah, tetapi rekaman video menunjukkan justru musang madu yang meninggalkan kawanan singa dengan kepala tegak.

Mengoyakkan Selubung

Mary Ann Franco pernah mengalami kecelakaan mobil yang menyebabkan ia buta total. “Semuanya gelap,” Franco menjelaskan. Dua puluh satu tahun kemudian, ia sempat jatuh dan tulang belakangnya cedera. Setelah terbangun dari operasi (yang tidak berhubungan dengan matanya), penglihatannya secara ajaib pulih kembali! Untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade, Franco dapat melihat wajah anak perempuannya. Dokter bedah tidak mempunyai penjelasan ilmiah atas pulihnya penglihatan Franco. Kegelapan total yang seakan tidak pernah berakhir kini telah digantikan oleh terang dan keindahan.