Orang-orang seperti apa yang tepat untuk terlibat dalam pelayanan media seperti ODB? Kebanyakan kita mungkin langsung memikirkan para penulis, desainer, dan tenaga percetakan. Namun, bayangkan jika pelayanan ODB hanya terdiri dari mereka. Tidak ada gedung dan fasilitas penunjang. Tidak ada orang yang mengerjakan proses pengemasan dan pengiriman. Tidak ada yang menyiapkan sistem dan teknologi medianya. Materi sebagus apapun tidak bisa sampai kepada mereka yang membutuhkan.
Yosia Harsa dan Markus Sugi mungkin bukan orang yang ahli bicara atau menulis, tetapi mereka sudah lebih dari satu dasawarsa ikut melayani bersama ODB Indonesia. Keduanya adalah lulusan teknik sipil dan bekerja di bidang kontraktor bangunan. Saat pertama kali memberi diri untuk melayani sebagai volunter, mereka tidak membayangkan keahlian mereka itu akan banyak dipakai Tuhan.
Yosia pertama kali mengenal Our Daily Bread Ministries melalui buku renungan yang dibacanya saat masih kuliah. Ia sempat ikut membantu beberapa teman yang menerjemahkan renungan itu untuk dibagikan kepada sesama mahasiswa dan jemaat di gereja. Saat ODB membuka kantor pelayanan di Indonesia, ia dengan senang hati memberi diri membantu dengan apa yang ia bisa. Melihat kapasitas dan keahliannya, ia pun diminta untuk bergabung menjadi salah satu pengurus yayasan dan memimpin panitia pembangunan kantor ODB. “Saya dulu belum bisa membayangkan bagaimana Tuhan akan memberkati visi misi yang Dia berikan. Tuntunan Tuhan itu seperti pelita (Mazmur 119:105), bukan obor. Jalan kita tidak langsung benderang semuanya, tetapi setiap kali melangkah, ada terang untuk satu langkah lagi ke depan,” kata Yosia mensyukuri perkembangan pelayanan ODB yang hari ini boleh ia saksikan.
Markus juga pertama kali mengenal ODB melalui renungan Our Daily Bread. Di rumahnya ada slogan “No Bible, No Breakfast”. Buku renungan kecil itu menjadi teman setia yang menolongnya berdisiplin membaca Alkitab. Saat mengetahui kantor ODB mulai dibuka di Indonesia, Markus tergerak mengirim surat, menyatakan keinginannya untuk membantu sebagai volunter, meski sebenarnya ia belum tahu persis apa yang bisa ia lakukan. Tanpa disangka, ia ditawari untuk terlibat dalam pembangunan gedung kantor pelayanan ODB, sesuai dengan keahlian yang ia miliki. “Renungan Our Daily Bread menolong saya untuk mengingat firman Tuhan dalam menjalankan berbagai aktivitas saya sehari-hari … saat saya memakai talenta yang Tuhan berikan untuk membantu ODB, saya tahu bahwa saya juga sedang ikut menyebarkan firman Tuhan,” cerita Markus tentang pelayanannya bersama ODB.
Hari ini kita mungkin belum bisa melihat dengan jelas bagaimana Tuhan dapat mewujudkan visi-Nya melalui hidup kita, tetapi teruslah setia melakukan apa yang kita bisa, tekunlah melangkah dengan talenta yang Dia berikan. Alkitab berkata bahwa kelak seluruh bumi akan dipenuhi dengan pengenalan akan Tuhan (Yesaya 11:9) dan setiap kita dipanggil untuk menceritakan tentang kemuliaan-Nya (Mazmur 96:3). Kemampuan dan kesempatan yang kita miliki berbeda satu sama lain, dan semua itu diberikan oleh Tuhan yang sama agar kita dapat saling melengkapi untuk membawa cerita-Nya yang mulia sampai ke ujung-ujung bumi!