Kata-kata ini adalah tulisan dari seorang nabi Yahudi bernama Maleakhi. Sebagai jurubicara terakhir dari kitab Perjanjian Lama, ia mempertanyakan sebuah pertanyaan yang menggelitik. Bagaimana kita bisa merasa nyaman di dalam kasih Allah, jika kita tidak merasa dikasihi? Bagaimana jika keadaan kita seolah-olah berkata bahwa Allah tidak mempedulikan kita, bahwa Dia telah mengabaikan kita dalam penderitaan, dan bahwa Dia dengan sengaja menahan sesuatu yang sebenarnya sangat mudah dapat diberikan-Nya kepada kita?
Maleakhi, seorang nabi bagi “umat pilihan” Allah, meyakinkan kita bahwa kita bukanlah orang pertama yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu. Ia memberikan kesempatan kepada kita untuk melihat mengapa kasih Allah adalah salah satu dari kebenaran-kebenaran yang paling disalahpahami di dalam Alkitab.