Baru-baru ini, saya meluangkan beberapa hari bersama seorang CEO yang tidak terlalu antusias menimbun keuntungan maupun merencanakan akuisisi meskipun ia dipercaya mengelola dana miliaran dolar. Sebaliknya, ia langsung bersemangat saat memikirkan bagaimana menggunakan modal yang ada untuk menciptakan kebaikan bagi orang lain: mendirikan banyak sekolah berteknologi tinggi di negara-negara berkembang, mendesak perusahaan-perusahaan untuk mendukung kesejahteraan pekerjanya, dan memakai pengaruh yang dimilikinya dalam perusahaan untuk menghasilkan keputusan-keputusan yang baik.

Baru-baru ini saya juga dilibatkan dalam grup surel oleh seorang teman yang bekerja sebagai direktur komunikasi di sebuah universitas riset. Ia sedang mengatur rencana jangka panjang untuk mengumpulkan dukungan berupa makanan, transportasi, dan donasi bagi seorang murid sekolah yang perlu menjalani kemoterapi. Kemudian, seorang teman lain, yang mahir menyelidiki hal-hal kompleks, mempelajari masalah tingkat kematian lebah madu yang mengkhawatirkan serta dampaknya yang membahayakan persediaan makanan kita. Ia menyampaikan informasi praktis tentang cara-cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk membantu keberlangsungan lebah-lebah itu dan menciptakan ekosistem yang lebih sehat untuk kita dan sesama kita.

Tiga orang yang jauh berbeda, dalam konteks dan musim kehidupan yang beragam—masing-masing dengan keahlian serta sumber daya yang jelas-jelas berbeda—memberikan diri dan modal yang mereka miliki untuk melayani sesamanya. Demikianlah cara hidup yang dinasihatkan Rasul Petrus kepada kita: “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah” (1 Ptr. 4:10).

Petrus tidak mengatakan apa-apa tentang seberapa banyak (atau sedikitnya) pengaruh, keahlian, atau uang yang kita miliki. Ia tidak tertarik dengan seberapa pentingnya suatu pekerjaan atau seberapa besar dampaknya. Sebaliknya, sang rasul ingin meyakinkan kita bahwa Allah telah mempercayakan (sejumlah) karunia tertentu kepada kita masing-masing, dan karunia itu patutlah kita digunakan demi kepentingan sesama.

Winn Collier, Penulis Our Daily Bread


Saksikan Juga:

Hadiah untuk Anda Sendiri

Apakah dosa membanding-bandingkan diri dengan orang lain telah merenggut sukacita Anda? Dalam video renungan ini, Denise Jones dari grup Point of Grace membagikan bagaimana Allah telah menciptakan kita masing-masing dengan karunia-karunia unik untuk tujuan khusus yang dikehendaki-Nya.

Ditulis dan disajikan oleh Dennis Jones.


Pelayanan Our Daily Bread Ministries di Indonesia didukung terutama oleh persembahan kasih dari para pembaca, baik individu maupun gereja di Indonesia sendiri, yang memampukan kami untuk terus membawa hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup kepada banyak orang di dalam negeri.