Dalam Khotbah di Bukit, Yesus menyajikan suatu gagasan mendasar tentang kehidupan dalam kerajaan-Nya. Karena pemikiran-Nya yang agung begitu berlawanan dengan cara hidup dunia, para ahli menyebut apa yang Yesus ucapkan tersebut sebagai pengajaran seorang Raja dari suatu kerajaan yang terbalik.

Namun, yang terbalik sebenarnya adalah dunia kita. Sistem nilai dan cara berpikir dari budaya di sekitar kitalah yang telah memutarbalikkan pemikiran dunia ini.

Ayub hanya dapat berdiri di hadapan Allah Mahakuasa, terdiam dan tercengang. Ia ingin tahu “Mengapa?” tetapi Allah menjawab dengan “Siapa.” Inilah pelajarannya bagi kita: Jika Allah dapat mengatur seluruh alam semesta dengan cara yang sedemikian luar biasa, kita dapat mempercayai kasih dan hikmat-Nya saat menghadapi segala misteri kehidupan yang tidak terjelaskan dan membingungkan. Kita tidak tahu apa yang akan Allah lakukan di masa mendatang untuk kita atau untuk orang-orang terdekat yang sedang menderita, tetapi kita tahu kita dapat mempercayai Dia.

Ucapan pembuka Yesus tentang kebahagiaan begitu mengejutkan karena sangat menantang pemikiran dan sistem nilai kita.

Kita sungguh-sungguh perlu memperbaiki sudut pandang kita yang terbalik, dan ucapan pembuka Yesus tentang kebahagiaan—dikenal dengan Ucapan Bahagia (Mat. 5:3-12)—begitu mengejutkan karena sangat menantang pemikiran dan sistem nilai kita. Apa yang disebut Yesus berbahagia, disebut dunia sebagai kebodohan. Lagi pula, siapa yang berani menyatakan orang yang miskin, berduka, atau teraniaya sebagai orang yang berbahagia? Hanya Yesus. Dia menyatakan:

    • Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,
      karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
    • Berbahagialah orang yang berdukacita,
      karena mereka akan dihibur.
    • Berbahagialah orang yang lemah lembut,
      karena mereka akan memiliki bumi.
    • Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
      karena mereka akan dipuaskan.
    • Berbahagialah orang yang murah hatinya,
      karena mereka akan beroleh kemurahan.
    • Berbahagialah orang yang suci hatinya,
      karena mereka akan melihat Allah.
    • Berbahagialah orang yang membawa damai,
      karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
    • Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran,
      karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
    • Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.

Pernyataan kebahagiaan yang disampaikan Yesus bukanlah petunjuk bagaimana memulai hubungan dengan Dia atau menjadi warga kerajaan-Nya. Pernyataan-Nya menggambarkan orang-orang yang sudah hidup di bawah kekuasaan satu-satunya Raja yang sejati. Contohnya, orang-orang yang berduka bukan berbahagia karena mereka berdukacita, melainkan karena Allah akan memberikan penghiburan atas dukacita tersebut (ay.4). Ini bukanlah transaksi, melainkan suatu pengharapan. Di tengah dukacita yang dialami, mereka tahu bahwa Allah itulah sumber segala penghiburan.

Dalam kerajaan-Nya yang tegak berdiri, Yesus meyakinkan kita bahwa tanggapan-Nya terhadap apa pun yang kita hadapi akan selalu mampu membawa kita melewatinya. Ketika kita menyadari bahwa kebahagiaan yang kita alami tidak datang dari keadaan hidup tetapi dari Sang Raja yang setia memelihara umat-Nya, kita dapat terus tegak berdiri dalam menjalani hidup ini.

Bill Crowder, penulis Our Daily Bread


Saksikan juga:

Gunung Arbel, Khotbah di Bukit, dan Amanat Agung

Khotbah di Bukit merupakan salah satu pengajaran yang paling luar biasa dari pelayanan Yesus di muka bumi. Khotbah itu dimulai dengan Ucapan Bahagia, tetapi diakhiri dengan cukup senyap. Namun, kegairahan kembali terasa ketika Yesus kembali ke bukit yang sama ini untuk memberikan Amanat Agung-Nya.


Pelayanan Our Daily Bread Ministries di Indonesia didukung terutama oleh persembahan kasih dari para pembaca, baik individu maupun gereja di Indonesia sendiri, yang memampukan kami untuk terus membawa hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup kepada banyak orang di dalam negeri.