Oleh Robert M. Solomon
Bagaimana kita akan diingat setelah kita meninggalkan dunia ini?
Eulogi saat pemakaman biasanya mengungkapkan kata-kata indah tentang almarhum, tetapi sebagian besar akan terlupakan seiring berlalunya waktu. Coba, berapa di antara kita yang tahu atau ingat leluhur kita selain kakek-nenek atau buyut kita?
Jika fokus kita hanya untuk meninggalkan warisan, usaha kita tidak lebih daripada tindakan memuliakan diri sendiri, yang akan lenyap seiring berlalunya waktu. Namun, bila kita berfokus pada sikap mengasihi dan menaati Kristus, kita akan meninggalkan sesuatu yang bermakna dan kekal. Marilah kita melihat teladan yang diberikan sendiri oleh Kristus.
Yesus memberikan tiga warisan kepada murid-murid-Nya.
Pertama, Dia memberi mereka Roh Kudus-Nya. Dia menjanjikan kepada mereka kepenuhan Roh, yang dipenuhi saat Pentakosta, dan mengubah para murid. Roh menghasilkan kekudusan dalam diri mereka (karakter Kristus) dan memampukan mereka meneruskan pelayanan Yesus. Roh Yesus adalah warisan-Nya yang abadi karena Roh Kudus akan bersama kita selama-lamanya (Yohanes 14:16).
Kedua, Yesus memberi murid-murid-Nya pengajaran. Yesus mengajar dengan kuasa atau wibawa, tidak seperti guru-guru agama (Markus 1:22). Dia meninggalkan pandangan baru, cara baru dalam memandang Perjanjian Lama, dan cara baru dalam memandang iman dan kehidupan. Semua terekam dalam Perjanjian Baru, yaitu Firman Yesus.
Ketiga, Yesus meninggalkan damai sejahtera-Nya bagi murid-muridnya. Yesus yang telah bangkit memberi salam kepada murid-murid-Nya dengan “Damai sejahtera bagi kamu” (Lukas 24:36; Yohanes 20:19,26). Yesus tidak menjanjikan hidup yang bebas stres ataupun bebas masalah. Di Yohanes 16:33, Dia berkata bahwa “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan.” Tetapi Dia juga mengatakan, “Kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku.” Itulah warisan yang Yesus tinggalkan, yang telah menginspirasi banyak orang dan dinyatakan dalam hidup sedemikian banyak orang selama berabad-abad.
Mempersiapkan Warisan Kita
Yesus meninggalkan umat dan firman-Nya yang diberikan kepada mereka. Dia juga memberi mereka Roh Kudus dan damai sejahtera-Nya. Jika Yesus saja menekankan hal-hal tersebut, bukankah itu juga harus tecermin dalam warisan kita sendiri, dan bagaimana kita menjalani hidup serta menghabiskan hari-hari serta energi kita?
Walaupun kita bukan Yesus, dan kita tidak dapat mewariskan Roh Kudus seperti yang Yesus lakukan, kita dapat meninggalkan semangat yang menjadi karakteristik hidup kita. Warisan ini mewakili karakter, sikap, pelayanan kita, dan itu akan terus berlanjut—menjadi warisan yang hidup.
Ahli Alkitab dan penulis, Eugene Bianchi, berkata, “Mungkin warisan terindah yang dapat ditinggalkan oleh orangtua yang sudah lanjut usia untuk anak-anak mereka adalah pelajaran hidup pribadi yang sudah dijalani, tentang bagaimana menghadapi usia tua dan kematian dengan penuh keberanian dan kasih karunia.” Inilah warisan yang dapat kita tinggalkan untuk anak-anak kandung maupun anak-anak rohani kita.
Setiap hari yang baru datang, seharusnya kita bertanya kepada diri sendiri, mengapa hari ini Allah memberiku hidup?
Ada dua jawaban yang saya dapat berkaitan dengan pertanyaan tersebut. Pertama, pekerjaan Allah dalam diri saya belum selesai—ini berkaitan dengan keserupaan saya dengan Kristus. Kedua, pekerjaan Allah melalui diri saya belum selesai—ini berkaitan dengan pelayanan saya bagi Kristus. Pada hari Allah membawa saya pulang, saya tahu bahwa pekerjaan-Nya di dalam saya dan melalui saya sudah selesai—bagi kemuliaan-Nya.
Kebenaran yang sungguh indah! Karena Allah bekerja di dalam kita dan melalui kita, ketika kita bekerja sama dengan Allah dan mengizinkan-Nya mereproduksi karakter dan pelayanan Kristus dalam hidup kita, maka kita akan meninggalkan warisan hidup yang dibentuk oleh kasih karunia dan kuasa-Nya.
Renungkanlah:
Renungkanlah warisan yang telah Yesus tinggalkan. Pelajaran pribadi apa yang Anda dapatkan dari sana? Apa yang dinyatakan oleh hasil perenungan Anda tentang bagaimana Anda hidup dan apa yang harus menjadi fokus Anda?
Dikutip dan diadaptasi dari Seri Terang Ilahi “Berpikir Tentang Surga” karya Robert M. Solomon.
Saksikan Juga:
Temu Teman Jelajah Kitab Lukas
Kitab Lukas mencatat perjalanan indah tentang hidup dan karya Tuhan Yesus, Juruselamat dunia. Dengan kasih dan kuasa-Nya, Dia mencari dan menyelamatkan, mengampuni dan membawa kita kembali.
Perdalam pengenalan Anda tentang pribadi Yesus Kristus, dengan menyaksikan Temu Teman Jelajah Kitab Lukas bersama Ev. Johan Setiawan.
Pelayanan Our Daily Bread Ministries di Indonesia didukung terutama oleh persembahan kasih dari para pembaca, baik individu maupun gereja di Indonesia sendiri, yang memampukan kami untuk terus membawa hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup kepada banyak orang di dalam negeri.