Anita melirik ke arah kantong-kantong makanan yang belum dibuka di kafetaria, kemudian memandangi satu-satunya relawan lain yang akan membantu saya menyediakan sarapan untuk delapan puluh orang. Tidak banyak waktu lagi. Merasa bahwa kami membutuhkan bantuan, Anita tersenyum dan menawarkan diri.

Sambil kami mencampur adonan dan memasak panekuk, Anita bercerita ia mengurus ibunya yang menderita demensia di rumah. Pagi itu ia telah menyewa perawat agar mempunyai waktu bebas. Namun, dengan senang hati ia menggunakan waktu bebasnya untuk membantu kami menyiapkan sarapan.

Pelayanan Anita yang tanpa pamrih mencerminkan sikap Yesus ketika Dia melayani orang lain. Dalam salah satu contoh yang mengesankan, Dia mengesampingkan pergumulan-Nya sendiri untuk mencuci kaki murid-murid-Nya pada Perjamuan Terakhir. Yesus tahu sebentar lagi Dia akan menghadapi tekanan fisik, mental, dan emosional yang sangat besar. Meski demikian, Dia memikirkan apa yang paling dibutuhkan murid-murid-Nya, dan mengajarkan mereka suatu pelajaran penting.

Ketika bersiap-siap mencuci kaki mereka, Yesus melepaskan hak-Nya untuk dilayani semudah Dia menanggalkan jubah-Nya (Yoh. 13:4). Dialah Pribadi terpenting yang ada di sana­—Rabi yang bijak, keilahian dalam raga manusia. Namun, Yesus melepaskan hak-Nya, sembari berlutut untuk membersihkan telapak kaki para murid dari kotoran dan debu. Sesudahnya, Dia berkata, “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu” (ay.14).

Kristus menunjukkan kepada kita bahwa melayani, dalam skala besar maupun kecil, justru paling bermakna ketika kita menanggalkan “diri” kita untuk meninggikan orang lain. Dengan kuasa Allah, marilah kita melayani orang lain dan mengarahkan mereka kepada Yesus. Dialah Pribadi yang “datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk. 10:45).

Jennifer Benson Schuldt, penulis Our Daily Bread 


Baca juga:

Menyelami Hati Kristus

Menyelami Hati Kristus mengajak kita melihat dua belas perjumpaan pribadi Yesus dengan orang-orang yang terluka—setiap kisah diceritakan dari sudut pandang yang akan menggugah respons dari pembacanya. Dengan menjelajahi kedalaman kisah-kisah tersebut, Anda akan melihat keagungan kasih Kristus, sekaligus kebutuhan kita semua yang besar akan Dia.

Beli di sini:

 


Pelayanan Our Daily Bread Ministries di Indonesia didukung terutama oleh persembahan kasih dari para pembaca, baik individu maupun gereja di Indonesia sendiri, yang memampukan kami untuk terus membawa hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup kepada banyak orang di dalam negeri.