Jack Kuhatschek

Saat ini, kita hidup di tengah masyarakat yang semakin terkotak-kotak, dan persahabatan sejati sulit ditemukan. George Gallup Jr. menggambarkan keadaan terisolasi kita itu dalam tulisannya: “Secara jasmani, hubungan kita satu sama lain terputus. Kita sering berpindah tempat tinggal. Dari data survey terungkap bahwa tujuh dari sepuluh orang tidak mengenal tetangga mereka. Sepertiga warga Amerika mengaku merasa kesepian, dan ini merupakan faktor kunci dari tingginya tingkat bunuh diri di kalangan lansia.”

Bila hendak mengabarkan Injil kepada generasi masa kini, kita harus mengundang mereka untuk mengalami kasih dan kesatuan yang hanya dapat diberikan oleh Yesus Kristus sendiri. Berikut beberapa cara praktis untuk melakukannya.

Menyadari bahwa penginjilan membutuhkan kerja sama. Banyak orang Kristen merasa tertekan karena harus memberitakan iman mereka secara langsung kepada mereka yang belum percaya. Padahal Tuhan Yesus tidak bermaksud menyuruh kita melakukan penjangkauan sendirian. Salah satu cara paling efektif yang bisa kita lakukan adalah memperkenalkan teman-teman kita yang belum percaya kepada saudara-saudari seiman kita. John Burke menulis, “Dalam konteks pasca-Kristen dewasa ini, kerap dibutuhkan pertemuan dari tiga unsur berikut bagi sekelompok orang untuk menemukan iman dan menjadi gereja:

  1. Bersahabat dengan seseorang yang benar-benar berperilaku seperti Yesus—mau mendengar, peduli, rela melayani, dan dapat berdiskusi secara terbuka tentang iman dengan cara yang tidak memaksa.
  2. Berhubungan dengan empat sampai lima orang Kristen lain dalam satu kelompok yang mereka sukai dan membuat mereka merasa diterima.
  3. Berada dalam lingkungan yang menerima mereka ‘apa adanya’, tempat mereka bisa belajar tentang Yesus, biasanya selama enam sampai delapan belas bulan.” 

Yang dimaksud oleh Burke dengan istilah “pasca-Kristen” adalah suatu masyarakat (khususnya di dunia Barat) yang tidak lagi menganggap iman Kristen sebagai dasar kehidupan. Masyarakat pada umumnya sudah tidak lagi mengenal atau memahami konsep-konsep dasar dan cerita-cerita Alkitab. Orang pun biasanya tidak menganggap nilai-nilai Kristen mempunyai kebenaran yang unik.

Bila hendak mengabarkan Injil kepada generasi masa kini, kita harus mengundang mereka untuk mengalami kasih dan kesatuan yang hanya dapat diberikan oleh Yesus Kristus sendiri.

Mengajak orang-orang yang belum percaya untuk ikut kegiatan kelompok kecil. Dalam banyak gereja sekarang ini, kelompok kecil telah menjadi komponen yang sangat penting untuk mewadahi persekutuan dengan orang Kristen lainnya. Sayangnya, sebagian besar kelompok kecil terbatas hanya untuk orang percaya saja, dan ada perasaan tidak pantas apabila harus mengundang teman atau tetangga yang belum percaya ke dalamnya. Ini sangat disayangkan. Padahal, bukankah itu tempat yang sangat tepat bagi orang yang belum percaya untuk melihat bagaimana kasih dan kesatuan dipraktikkan saat kita berdoa dan mempedulikan kebutuhan bersama?

Namun, anggota kelompok kecil Anda harus sadar bahwa sebagian orang yang belum percaya mungkin akan mengungkapkan keraguan tentang Alkitab, menggunakan bahasa yang menyinggung, atau keluar sebentar untuk merokok. Bila kita memang berniat menyediakan lingkungan belajar yang menerima orang luar “apa adanya”, kita tidak bisa mengharapkan orang yang belum percaya berperilaku seperti kita.

Mengundang mereka ke gereja. Jika Anda belum menjadi bagian dari kelompok kecil—atau sekalipun sudah—ada baiknya Anda mempertimbangkan untuk mengundang teman-teman yang belum percaya itu ke gereja. Banyak kebaktian gereja memberitakan Injil secara sederhana dan menyampaikan khotbah yang menekankan cara menjalani hidup sehari-hari. Beberapa waktu lalu, seorang pendeta mengundang saya makan siang bersama seorang wanita yang dahulu lesbian. Wanita itu menceritakan bagaimana ia pertama kalinya datang ke gereja sewaktu ia tahu bahwa pendeta itu akan menyampaikan serangkaian khotbah selama tujuh minggu tentang seksualitas. Yang membuat wanita ini benar-benar tertarik adalah karena pada minggu terakhir dari rangkaian khotbah itu akan dibahas soal hubungan sesama jenis. Ia tidak mengira gereja benar-benar mau membahas hal-hal seperti itu. Ia pun memutuskan untuk menghadiri seluruh sesinya. Bukan saja banyak pertanyaannya yang terjawab, ia juga heran sekaligus gembira karena orang-orang menyambut dan menerimanya. Beberapa bulan kemudian, ia menjadi percaya dan akhirnya bergabung sebagai staf gereja dalam bidang pelayanan kepada orang-orang yang bergumul dengan seksualitas mereka.

Saat Anda berupaya mengasihi sesama seperti diri Anda sendiri bersama dengan orang-orang Kristen lain yang peduli, masyarakat di lingkungan Anda akan menerima manfaat baik secara materi maupun rohani.

Berpartisipasi dengan umat Kristen lain dalam proyek-proyek pelayanan gereja. Saat ini, banyak gereja menawarkan kesempatan pelayanan kepada masyarakat di sekitarnya yang bisa diikuti oleh kelompok-kelompok kecil dan kelas-kelas Sekolah Minggu. Sebagai contoh, sebuah gereja di Amerika Serikat mencantumkan proyek-proyek pelayanan berikut dalam situs mereka:

  • Mendampingi keluarga pendatang: Bantulah para pendatang atau pengungsi beradaptasi dengan lingkungan baru agar mereka mengenali rute transportasi umum atau tahu cara berbelanja kebutuhan sehari-hari! Anda dapat membantu dengan menjadi tenaga sukarela di lembaga mana pun.
  • Bimbingan belajar: Setiap Senin malam, anak-anak usia Sekolah Dasar berkumpul di kompleks apartemen Capitol Village dan membutuhkan bantuan untuk mengerjakan PR atau tugas sekolah. Dibutuhkan sukarelawan untuk menolong mereka, termasuk untuk memberikan bimbingan privat sepanjang minggu bila diperlukan.
  • Pelayanan administratif: Para pengungsi yang berada di dalam penampungan sementara mengeluhkan panjangnya proses birokrasi serta banyaknya dokumen yang harus mereka lengkapi. Dua minggu sekali, pada hari Kamis, para pengungsi dan sukarelawan berkumpul di kompleks Apartemen Timber di Clayton Lane untuk mengisi bersama berbagai formulir dan aplikasi yang mereka perlukan. Sumbangkan tenaga Anda hari ini!
  • Kegiatan amal: Setiap tahun menjelang Natal, gereja kami menyediakan beragam hadiah, pakaian, dan peralatan rumah tangga untuk warga kurang mampu. Dibutuhkan sukarelawan sementara untuk membantu mengatur dan melaksanakan program amal itu, juga untuk membungkus dan mengantar hadiah.

Saat Anda berupaya mengasihi sesama seperti diri Anda sendiri bersama dengan orang-orang Kristen lain yang peduli, masyarakat di lingkungan Anda akan menerima manfaat baik secara materi maupun rohani. Mereka akan melihat bahwa para pengikut Kristus tak hanya saling mengasihi, tetapi juga mengasihi orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Sepanjang sejarah, banyak orang membuka diri untuk mau mendengar Injil karena melihat kasih Kristus terwujud lewat tubuh-Nya, yaitu gereja. Itulah yang Yesus katakan, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Matius 5:16).


Baca Juga:

Seri Terang Ilahi Berbagi Kabar Baik: Penjangkauan Melalui Komunitas

Dalam buklet ini, Jack Kuhatschek menunjukkan bagaimana Anda dapat membagikan pesan Injil lewat ucapan dan tindakan Anda agar mereka yang belum percaya tertarik untuk mengenal Sumber pengharapan kita yang sejati.


Pelayanan Our Daily Bread Ministries di Indonesia didukung terutama oleh persembahan kasih dari para pembaca, baik individu maupun gereja di Indonesia sendiri, yang memampukan kami untuk terus membawa hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup kepada banyak orang di dalam negeri.