Sesungguhnya seluruh generasi umat manusia telah gagal dalam menghadapi persoalan “tetap hidup”! Ketika kita ingin hidup di dunia tanpa Allah, kita sesungguhnya tengah memilih kematian selama kita menolak-Nya. Jadi tidak ada lagikah yang dapat kita lakukan? Mungkinkah ada jawaban yang lebih baik daripada sekedar pasrah.
Ingin merdeka dari semua batasan? Tak ada larangan, ikatan, dan bisa jadi diri sendiri, pasti bahagia. Tunggu dulu. Benarkah itu kebebasan? Temukan jawabannya dalam Seri Pengharapan Hidup ini.
Ada berbagai cara pandang berbeda tentang uang dan kaitannya dengan hidup manusia. Namun, di balik semua itu, isu yang paling dalam sebenarnya bukan soal uang itu sendiri, melainkan kehausan jiwa manusia. Buklet ini mengupas akar masalah di balik uang sekaligus solusinya.
Walaupun memberikan kebahagiaan dan kepuasan, tamasya tak dapat menghapus kehampaan batin atau menjawab pertanyaan tentang tujuan dan makna hidup ini. Di mana kita dapat mengisi kekosongan jiwa dan mendapatkan jawaban yang benar-benar berarti?
Banyak orang tidak menyadari bahwa kekosongan hati manusia tak akan pernah dapat diisi oleh apa pun dari dunia ini. Lalu, bagaimana dan dimanakah kebahagiaan yang sejati itu dapat ditemukan?
Dengan ketidakstabilan ekonomi dan lingkungan kerja saat ini, banyak dari kita yang menghadapi ancaman kehilangan pekerjaan. Siapa yang bisa menolong kita dan memberikan jaminan serta penghiburan, yang selalu hadir untuk menolong dan memelihara kita?
Banyak orang sukses menemukan diri mereka tidak bahagia, meski sudah mencapai segalanya. Mengapa demikian? Bacaan ini mengajak Anda untuk menemukan tujuan hidup sejati Anda sebagai karya agung Allah, yang diciptakan untuk dikasihi dan dihargai oleh Allah.
Ketika vonis yang menakutkan itu dijatuhkan, ketika masa depan tampak suram dan serba tak pasti, masihkah kita memiliki pengharapan? Kalau iya, pengharapan apakah yang dapat kita jadikan pegangan di tengah pergumulan yang penuh ketidakpastian ini?
Apa yang kita pikirkan dan rasakan ketika musibah, bencana, atau sesuatu yang buruk melanda hidup kita? Mungkinkah kita tidak sekadar bertahan, tetapi masih berharap dan bahkan bertumbuh? Bagaimana kita masih dapat hidup dengan keyakinan di tengah dunia yang rawan dengan bahaya?