Month: April 2022

Warga Dua Dunia

Sebagai pengikut Yesus, kita hidup dalam dua dunia dengan dua kewargaan. Seperti dikatakan Paulus, kita adalah warga surga, tetapi sekarang kita juga menjadi warga di dunia. 

Klitih: PR Besar Bagi Orangtua

Fenomena klitih menjadi pembicaraan yang cukup ramai di media sosial. Sekelompok anak remaja di Yogyakarta dengan senjata tajam di tangan secara acak menyerang siapa pun yang mereka jumpai. Korbannya kebanyakan anak muda yang sedang berkendara di malam hari. Berbeda dengan begal yang menyerang orang lain dengan tujuan mengambil harta korban, klitih adalah ajang menunjukkan keberanian untuk melukai orang lain. 

Datang Menyembah

Saat lagu-lagu pujian dinaikkan dalam sebuah kebaktian antargenerasi, banyak anggota jemaat mengalami sukacita dan kedamaian. Namun, tidak demikian dengan seorang ibu yang kerepotan. Sambil mengayun-ayun bayinya yang hampir menangis dalam gendongan, ia memegangi buku nyanyian untuk anaknya yang berusia lima tahun, sambil berusaha menahan anak batitanya agar tidak kabur. Lalu seorang bapak tua yang duduk di belakangnya menawarkan diri untuk mengajak anak batita itu berjalan-jalan mengitari gereja, dan seorang wanita muda membantu memegangi buku nyanyian untuk si sulung. Dalam waktu dua menit saja, pengalaman si ibu berubah, sehingga ia dapat bernapas lega, memejamkan mata, dan menyembah Allah. 

Menjadi Saksi di Tempat Kerja 

“Apakah kamu masih kecewa karena saya ingin mengurangi jumlah orang dalam divisi favoritmu?” manajer Evelyn bertanya. “Tidak.” Evelyn mengatupkan rahangnya kuat-kuat. Ia frustrasi karena manajernya seolah menjadikan hal itu sebagai gurauan. Padahal ia bermaksud membantu perusahaan dengan menyatukan beberapa kepentingan yang berbeda, tetapi ruang gerak yang terbatas membuat usahanya nyaris mustahil terlaksana. Evelyn menahan air mata, tetapi memutuskan untuk melakukan apa pun yang diminta manajernya. Mungkin ia tidak bisa mewujudkan perubahan yang ia harapkan, tetapi ia masih dapat melakukan pekerjaannya sebaik mungkin.

Satu Hal yang Mengubah Segalanya

Jaroslav Pelikan, profesor senior di Yale yang dipandang sebagai salah seorang “ahli terbaik dalam bidang sejarah kekristenan di generasinya,” terkenal karena pengabdian akademisnya yang panjang. Ia menerbitkan lebih dari tiga puluh judul buku dan dianugerahi Kluge Prize, penghargaan pengabdian seumur hidup atas produktivitasnya dalam menulis. Namun, salah satu muridnya justru menganggap kata-kata terpenting sang guru diucapkannya menjelang kematiannya: “Jika Kristus sungguh bangkit, tidak ada yang lebih berarti. Namun, jika Kristus tidak bangkit—tidak ada lagi yang berarti.”