Biasanya, digantikan keluar dalam sebuah pertandingan bukanlah hal yang menyenangkan. Kita mungkin cedera, tidak bermain dengan baik, atau pelatih mau mengubah taktik pertandingannya (dan kita tidak ada dalam rencananya; ini bukan pertanda yang baik).

Namun Tuhan menyatakan bahwa, tidak seperti di sepakbola, digantikan keluar dalam kehidupan ini adalah hal terbaik yang dapat terjadi kepada kita. Siapapun dari kita dapat menerima tawaran pergantian-Nya itu—sekalipun kita merasa sudah tidak ada harapan.

Ketika kita merelakan diri untuk digantikan, kita setuju bahwa pertandingan itu terlalu berat untuk kita. Kita tahu kita tidak dapat memenanginya. Kita tahu bahwa kita tidak punya cukup daya untuk menyelesaikannya. Kita tahu, seberapa pun kerasnya kita berusaha dan berjuang, akhirnya kita akan mati dan kehilangan semuanya. Kemenangan mustahil untuk digapai. Kalau begitu, mengapa tidak kita menerima saja pergantian pemain yang Tuhan tawarkan?

Yesus Kristus adalah pemain pengganti yang sempurna. Lebih dari 2.000 tahun yang lalu Dia datang ke bumi tidak hanya untuk menunjukkan bahwa Tuhan ada, tapi juga bahwa Dia ingin memindahkan kita dari tim yang kalah kepada tim yang pasti meraih kemenangan. Alkitab memberi tahu kita bahwa Yesus datang ke dunia untuk satu tujuan utama: menggantikan kita agar kita dapat memiliki hidup-Nya. Tidak seperti kita, Dia menjalani kehidupan dengan sempurna, berkenan kepada Allah dalam segala hal, dan tidak pernah melakukan pelanggaran apa pun. Kemudian Dia menerima kematian yang sepantasnya kita terima.

Dia disalibkan, bukan sebagai sebuah kecelakaan atau karena memberontak—melainkan karena rencana Tuhan. Alkitab menuliskan, “[Yesus] telah mati sekali untuk segala dosa kita [hidup kita yang mengabaikan Tuhan, hidup hanya untuk diri sendiri, dan melakukan perbuatan yang kita tahu salah], Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah” (1 Petrus 3:18).

“Bagus. Katakan ia adalah Pelé. Suruh ia bangun dan main lagi.” John Lambie (setelah tahu salah satu pemainnya tidak lagi mengenali dirinya sendiri setelah kepalanya terbentur)

Bayangkanlah seperti ini: ketika Yesus berlari masuk ke lapangan menggantikan kita, pada laporan pertandingan, nama-Nya tertera pada semua pelanggaran yang kita telah lakukan, semua kartu peringatan yang sudah kita dapatkan, dan semua gol bunuh diri yang telah kita buat. Bukan itu saja, nama kita kemudian tertera pada catatan pertandingan sempurna yang pernah Dia mainkan! Ini adalah pergantian pemain yang menyeluruh dan luar biasa! Itulah yang Yesus lakukan bagi kita ketika Dia mati disalib.

Ketika bangkit tiga hari kemudian, Dia meyakinkan kita bahwa kematian sudah dikalahkan dengan telak. Kematian bukan lagi akhir segalanya. Ketika kita mengizinkan Dia menggantikan kita dan mau percaya kepada-Nya, kita akan mendapat awal yang sama sekali baru. Kehidupan yang baru, dan tim yang baru! Kita tidak lagi bermain untuk tim yang kalah, yang hanya berlari-lari di atas lapangan dengan sia-sia. Sekarang, Tuhan tidak lagi menjadi wasit, melainkan pelatih kita! Kita masuk di dalam tim pemenang yang diasuh-Nya.