Pernahkah kita merasa enggan mendoakan hal-hal kecil karena kita menganggap Allah hanya sibuk mengurusi hal-hal besar? Padahal, menurut Alkitab, Allah peduli bahkan pada hal-hal kecil sekalipun. Di antara hukum-hukum yang Allah tetapkan lewat Musa dalam kitab Keluaran terdapat hal-hal mendetail tentang kerugian akibat kebakaran, batas-batas tanah, pakaian yang hilang, dan utang yang tidak dibayar. Tuhan Yesus juga mengingatkan kita bahwa, “Rambut kepalamupun terhitung semuanya” (Matius 10:30).

Bawalah segala persoalan hidup Anda kepada Allah. Dia selalu mendengar.

Allah peduli pada hal-hal kecil dalam hidup Anda. Anda bebas datang kepada-Nya dan mengungkapkan kekhawatiran Anda, seberapapun kecil dan tidak berartinya hal itu. Dia senang mendengarkan doa-doa Anda, bahkan yang paling remeh sekalipun. Kapan pun Anda merasa lelah, frustrasi, terkuras, atau kesepian, pejamkanlah mata Anda dan ingatlah bahwa Allah mendengar. Bicaralah dengan-Nya, berserulah memanggil nama-Nya, dan curahkan semua unek-unek Anda kepada-Nya. Mintalah Dia menenangkan jiwa Anda dan membukakan mata serta hati Anda agar dapat merasakan hadirat-Nya. Lalu, tunggulah Dia datang, dengan sabar dan penuh harap.

Raja Daud tidak segan-segan datang kepada Allah setiap kali ia merasa takut atau kecewa. Bahkan ketika merasa ditinggalkan, Daud tidak ragu menanyai Allah:

Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? (Mazmur 13:2-3)

“Mazmur ratapan” seperti itu mengungkapkan ketakutan kita yang terdalam dan kesungguhan permohonan kita kepada Allah agar kita dilindungi, diselamatkan, dan memperoleh jawaban atas pergumulan kita. Mazmur itu menunjukkan bahwa kita bebas menyatakan kepedihan dan rasa duka kita kepada Allah.

Kita tidak pernah diminta menyangkali kepedihan yang kita alami. Dalam ratapan, kita bebas mengungkapkan kesedihan dan permohonan kita untuk memperoleh kelegaan. Allah adalah satu-satunya tempat yang aman untuk mengakui kepedihan, dosa, atau amarah kita, karena kita tahu bahwa semua curahan hati kita didengar oleh Allah yang penuh belas kasihan.

Allah peduli pada penderitaan kita. Dia rindu kita datang kepada-Nya dengan membawa kekecewaan dan hati yang hancur. Dia mendengar jeritan hati kita yang terdalam, dan Dia akan mengirimkan harapan, pertolongan, dan pemulihan, sama seperti seorang ibu menghibur dan menenangkan anaknya:

Kamu akan menyusu, akan digendong, akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan menghibur kamu. (Yesaya 66:12-13)

Berdoalah:

Ya Tuhan, terima kasih karena Engkau adalah Allah yang penuh kasih, yang tidak hanya sabar mendengarkan tangisan dan keluh kesahku, tetapi juga sabar mendengarkan hal-hal kecil dalam hidupku. Terima kasih sudah menjadi Gembalaku.

Bawalah segala persoalan hidup Anda kepada Allah. Dia selalu mendengar.

Yesus, Teladan Pelayanan yang Penuh Kasih

Baca di sini
Ketika Yesus Kristus datang ke dunia, Dia tidak hanya datang sebagai Penebus, tetapi juga sebagai Pelayan. Dia melayani dan menghibur orang-orang yang sakit di dalam penderitaan mereka. Dia menyembuhkan tubuh sekaligus jiwa, dan jamahan-Nya berdampak hingga hidup yang kekal.

Pertemuan yang Mengubahkan

Baca di sini
Semua pertemuan itu bukanlah sekadar peristiwa pemberian bantuan, melainkan momen-momen pertemuan yang mengubahkan. Ketika Yesus bertemu dan menjawab kebutuhan mereka, saat itulah Dia berkesempatan untuk membagikan belas kasihan, menunjukkan keintiman, dan menyingkapkan siapa diri-Nya serta Allah Bapa yang mengutus-Nya.

Diterjemahkan dari He Walks with Me: Devotions for Your Caregiving Journey with God © 2018 Our Daily Bread Ministries