Hanya Oleh Iman

Kebanyakan dari kita dididik dengan keyakinan bahwa penerimaan, imbalan, dan pujian itu harus kita raih. Di rumah, kita menjaga tingkah laku agar orangtua kita senang. Di sekolah, kita belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai yang baik. Di tempat kerja, kita dituntut untuk mencapai target agar bisa naik jabatan. Ketika gagal mencapai standar, kita pun bisa merasa bersalah atau tidak layak.

Apakah kita juga bersikap demikian dalam hubungan kita dengan Allah, dan berpikir bahwa kita harus menjadi orang Kristen yang “baik” agar bisa masuk surga? Apakah kita berusaha tidak terlambat ke gereja, menolong orang lain semampu kita, dan bertingkah laku yang sopan? Dan saat kita gagal, apakah kita merasa tidak lagi layak untuk datang kepada Allah?

Pemikiran-pemikiran itu sebenarnya tidak salah, tetapi semua itu tidak akan membuat kita dapat meraih keselamatan. Yesus tidak mengatakan bahwa setiap orang “yang berbuat baik” atau “yang baik karakternya” tidak akan binasa. Dengan jelas, Yesus mengatakan, “setiap orang yang percaya” akan beroleh hidup yang kekal.

Allah menerima kita masuk ke dalam kerajaan-Nya semata-mata atas dasar iman, bukan karena perbuatan atau karakter kita. Alangkah leganya kita terbebas dari rasa bersalah dan takut gagal! Yang perlu kita lakukan hanyalah percaya pada anugerah Allah yang menyelamatkan dan pada karya Yesus di kayu salib.

Namun iman tidak hanya berarti kita mengakui kebenaran Injil, melainkan juga menyerahkan dan mempercayakan hidup kita kepada Yesus, sehingga kita bergantung hanya kepada-Nya. Hari ini, maukah Anda “percaya”?