Penulis

Lihat Semua
Adam R. Holz

Adam Holzz

Author is Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Quisque pellentesque, elit dictum eleifend luctus, massa risus auctor erat, ut porttitor odio urna ac eros. Vestibulum sodales sagittis sodales. Donec sed sodales tortor. Vivamus a nisl ante. Quisque consectetur nec nisl eget commodo. Interdum et malesuada fames ac ante ipsum primis in faucibus. Sed quis arcu metus.2

Artikel oleh Adam Holzz

“Tolonglah Aku yang Tidak Percaya!”

“Di manakah imanku? Bahkan di lubuk hati yang terdalam tidak ada apa-apa selain kekosongan dan kegelapan. . . . Jika Allah ada, kumohon, ampunilah aku.”

Hidup Tenang di dalam Kristus

Awalnya saya tidak terlalu memperhatikannya. Hari itu, saya turun dari kamar hotel untuk sarapan. Segala sesuatu di ruang makan itu terlihat bersih. Makanan tersaji lengkap di meja prasmanan, lemari pendingin terisi penuh, dan wadah peralatan makan tertata rapi. Semuanya sempurna.

Perhatian yang Mudah Teralihkan

Saya meletakkan ponsel, merasa lelah melihat berbagai gambar, tulisan, dan notifikasi yang muncul bertubi-tubi pada layar berukuran kecil itu. Namun, tidak lama kemudian, saya mengambil dan menyalakannya lagi. Mengapa?

Dosa yang Tidak Diingat Lagi

Saya tidak sempat melihat es itu, tetapi bisa merasakannya. Bagian belakang pikap milik Kakek yang saya kendarai tergelincir. Mobilnya meliuk cepat satu, dua, tiga kali—lalu terjun melewati tanggul setinggi 4,5 meter. Saya sempat berpikir, Alangkah luar biasanya kalau aku tidak mati. Sesaat kemudian, truknya mendarat di lereng yang curam dan terguling hingga ke dasar. Saya berhasil merangkak keluar dari kendaraan yang ringsek, tidak cedera sama sekali.

Yang Pertama di dalam Daftar

Pagi hari yang saya jalani selalu bermula seperti suatu perlombaan lari. Begitu bangun, saya melompat dari tempat tidur dan terjun langsung menangani sederet target yang harus diselesaikan hari itu. Mengantar anak-anak ke sekolah. Sudah. Pergi ke kantor. Sudah. Saya mengerahkan segenap tenaga untuk menuliskan daftar tugas yang harus saya lakukan, dengan tanggung jawab pribadi dan pekerjaan datang bertubi-tubi bagaikan longsor:

Bukan Duta Biasa

Persaingan di era internet semakin keras. Perusahaan-perusahaan menempuh cara-cara yang makin kreatif untuk menarik pelanggan. Contohnya merek mobil Subaru. Pemilik mobil Subaru terkenal setia dengan mereknya, sehingga perusahaan mengundang para penggemar berat Subaru yang disebut “Subbie” untuk menjadi “duta” kendaraan tersebut.

Dalam situs web Subaru disebutkan, “Para Duta Subaru adalah kelompok eksklusif yang terdiri dari individu-individu energik yang dengan sukarela membagikan…

Dahsyatnya Kegigihan

Pada tahun 1917, seorang penjahit muda asal Florida bernama Ann Lowe Cone sangat senang ketika ia diterima di salah satu sekolah desain mode ternama di kota New York. Setibanya di sekolah itu, Ann pun mendaftar untuk mengikuti kelas-kelas yang ada. Namun, kepala sekolah memberi tahu Ann bahwa ia tidak diterima. “Terus terang saja, Mrs. Cone, kami tidak tahu Anda berkulit hitam,” katanya. Ann menolak untuk pergi, sambil membisikkan sebuah doa: Tolong aku bertahan di sini. Melihat kegigihannya, kepala sekolah itu membiarkan Ann tinggal, tetapi menempatkannya di luar ruang kelas yang hanya diperuntukkan bagi para murid berkulit putih. Pintu belakang kelas dibiarkan terbuka “agar [Ann] bisa mendengarkan.”

Mengendap-endap dengan Dosa

Anjing kami Winston tahu bahwa ia tidak boleh menggigit sepatu. Jadi ia pun menggunakan siasat, yaitu mengendap-endap. Jadi, kalau Winston sudah mengincar sepatu yang tidak bertuan, ia akan berjalan santai mendekati sepatu itu, menyambarnya, lalu terus berjalan. Mengendap-endap. Seolah tidak terjadi apa-apa. Bahkan terus melenggang ke luar jika tidak ada yang memperhatikan. Anak saya yang menyadarinya akan berujar, “Ma, Winston baru saja mengendap-endap dengan sepatu Mama ke luar rumah.”

Injil di Tempat-Tempat Tak Terduga

Belum lama ini, saya berada di tempat yang sering saya lihat di film dan televisi: Hollywood, California. Di sana, di kaki bukit Los Angeles, dari jendela kamar hotel, saya melihat tulisan besar berwarna putih itu berjajar dengan megah di lereng bukit.