Janji demi Janji
Saya dan putri saya yang bungsu senang memainkan permainan yang kami sebut “Cubit”. Cara bermainnya begini: Ketika ia menaiki tangga, saya akan mengejarnya dan berusaha mencubitnya. Aturannya adalah saya hanya boleh mencubitnya (dengan lembut tentunya) ketika ia berada di tangga. Begitu ia tiba di lantai atas, ia selamat. Namun, adakalanya ia sedang tidak ingin bermain. Bila saya coba mengejarnya, ia akan dengan tegas berkata, ”Jangan cubit!” Dan saya akan menjawab, “Oke, tak ada cubitan sekarang. Ayah janji.”
Hati Sebagai Hamba
Hari itu pekerjaan di kantor sangat melelahkan. Namun saat sampai di rumah, tiba waktunya bagi saya untuk memulai “pekerjaan lain”: menjadi ayah yang baik. Sambutan dari istri dan anak saya segera berubah menjadi, “Pa, mau makan malam apa?” “Pa, boleh ambilkan aku minum?” “Pa, main bola yuk?”