Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Alyson Kieda

Sukacita

Saya semakin mendekati fase baru dalam hidup saya. Saya mulai merasakan berbagai kesulitan yang menyertai usia senja, tetapi syukurlah, saya masih dapat mengatasinya. Meskipun tahun demi tahun berlalu dengan begitu cepat dan adakalanya saya ingin memperlambat waktu, saya masih memiliki sukacita yang terus menopang saya. Setiap hari adalah hari baru yang diberikan Tuhan untuk saya. Bersama pemazmur, saya dapat mengatakan, “Sungguh baiklah bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan memuji Engkau, Allah Yang Mahatinggi; mewartakan kasih-Mu di waktu pagi, dan kesetiaan-Mu di waktu malam” (Mzm. 92:2-3 bis).

Yesus Sayang Padaku

Ketika adik saya Maysel masih kecil, ia suka menyanyikan lagu favoritnya dengan caranya sendiri: “Jesus loves me, this I know, for the Bible tells Maysel” (Yesus sayang padaku, Alkitab mengajar Maysel). Saya sangat jengkel mendengarnya! Sebagai kakak yang “lebih tahu”, saya tahu bahwa lirik lagu yang benar adalah “for the Bible tells me so” (Alkitab mengajarku), bukan “tells Maysel”. Namun, adik saya terus saja menyanyikan lagu itu sekehendak hatinya.

Kasih yang Besar

Baru-baru ini, kami menjemput Moriah, cucu perempuan kami yang berusia 22 bulan, untuk bermalam pertama kalinya tanpa kakak-kakak lelakinya. Kami mencurahkan kasih sayang dan perhatian total kepada Moriah. Kami ikut melakukan semua aktivitas yang ia sukai. Keesokan harinya, setelah mengantar Moriah pulang, kami pamit dan melangkah menuju pintu. Saat itu juga, tanpa mengucapkan apa-apa, Moriah meraih tas yang dibawanya menginap (yang masih tergeletak di dekat pintu) dan kembali mengikuti kami keluar.

Beban Masa Lalu

Dalam perjalanan menuju kantor, saya mendengarkan lagu “Dear Younger Me” (Hai Diriku di Masa Lalu). Dengan indah, sang penyanyi bertanya: Seandainya Anda bisa kembali ke masa lalu, apa yang akan Anda katakan kepada diri Anda sendiri? Saya pun terpikir tentang segala peringatan dan petuah yang bisa saya berikan kepada diri saya yang masih muda dan belum berpengalaman. Banyak dari kita tentu pernah terpikir tentang hal-hal tertentu di masa lalu yang dapat kita lakukan dengan cara yang berbeda—seandainya saja ada kesempatan untuk mengulang kembali semua itu.

Secercah Firdaus

Saat menatap keluar dari jendela yang terbuka di ruang kerja saya, saya mendengar kicauan burung-burung dan mendengar serta melihat tiupan angin yang lembut menerpa pepohonan. Ikatan-ikatan jerami menghiasi ladang tetangga yang baru saja digarap. Awan-awan putih dan besar berarak mewarnai langit biru yang cerah.

Dukacita Menjadi Sukacita

Kandungan Kelly mengalami komplikasi, dan para dokter menjadi khawatir. Karena lamanya proses persalinan, dokter memutuskan untuk melakukan operasi sesar. Meski menyakitkan, Kelly segera melupakan rasa sakit itu ketika ia menggendong putranya yang baru lahir. Sukacita menggantikan rasa sakitnya.

Mengenakan Pakaian Terbaik

Dalam bukunya Wearing God (Mengenakan Allah), penulis Lauren Winner mengatakan bahwa secara diam-diam, pakaian kita dapat mengungkapkan jati diri kita kepada orang lain. Apa yang kita kenakan dapat saja menunjukkan karier, komunitas atau identitas, suasana hati, atau status sosial kita. Pikirkanlah apa yang digambarkan oleh kaos dengan slogan tertentu, setelan bisnis, seragam, atau celana jin yang berlumur minyak. Winner menulis, “Sungguh menarik, sama seperti pakaian, orang Kristen mungkin secara diam-diam menyatakan sesuatu tentang Yesus.”

Hati yang Penuh Sukacita

Cucu saya, Moriah, sangat menyukai salah satu lagu mars karya John Philip Sousa. Sousa, yang dijuluki sebagai “Raja Mars”, adalah komposer asal Amerika Serikat yang hidup pada akhir abad ke-19. Moriah yang berusia 20 bulan sangat menyukai iramanya dan bisa menyenandungkan beberapa nada dari lagu itu. Ia mengaitkan lagu itu dengan saat-saat yang gembira. Ketika keluarga kami berkumpul, kami sering menyenandungkan lagu itu sembari bertepuk tangan dan membuat suara-suara lainnya. Lalu cucu-cucu kami menari dan berbaris melingkar mengikuti irama. Mereka melakukannya sampai kepala mereka terasa pusing karena berputar-putar dan tidak bisa berhenti tertawa.

Sungguh Amat Baik!

Adakalanya sebuah hari terasa memiliki tema yang sama untuk sepanjang hari itu. Baru-baru ini saya mengalaminya. Hari itu, pendeta kami memulai khotbahnya dari Kejadian 1 dengan menampilkan potret bunga-bunga mekar yang menawan selama dua menit. Kemudian di rumah, ketika menjelajahi media sosial, saya melihat sejumlah gambar bunga yang dikirimkan oleh beberapa teman. Masih pada hari yang sama, saat berjalan-jalan di hutan, kami dikelilingi oleh bunga-bunga liar khas musim semi yang indah—bunga trillium, marigold, dan iris.