Mengenakan Pakaian Terbaik
Dalam bukunya Wearing God (Mengenakan Allah), penulis Lauren Winner mengatakan bahwa secara diam-diam, pakaian kita dapat mengungkapkan jati diri kita kepada orang lain. Apa yang kita kenakan dapat saja menunjukkan karier, komunitas atau identitas, suasana hati, atau status sosial kita. Pikirkanlah apa yang digambarkan oleh kaos dengan slogan tertentu, setelan bisnis, seragam, atau celana jin yang berlumur minyak. Winner menulis, “Sungguh menarik, sama seperti pakaian, orang Kristen mungkin secara diam-diam menyatakan sesuatu tentang Yesus.”
Hati yang Penuh Sukacita
Cucu saya, Moriah, sangat menyukai salah satu lagu mars karya John Philip Sousa. Sousa, yang dijuluki sebagai “Raja Mars”, adalah komposer asal Amerika Serikat yang hidup pada akhir abad ke-19. Moriah yang berusia 20 bulan sangat menyukai iramanya dan bisa menyenandungkan beberapa nada dari lagu itu. Ia mengaitkan lagu itu dengan saat-saat yang gembira. Ketika keluarga kami berkumpul, kami sering menyenandungkan lagu itu sembari bertepuk tangan dan membuat suara-suara lainnya. Lalu cucu-cucu kami menari dan berbaris melingkar mengikuti irama. Mereka melakukannya sampai kepala mereka terasa pusing karena berputar-putar dan tidak bisa berhenti tertawa.
Sungguh Amat Baik!
Adakalanya sebuah hari terasa memiliki tema yang sama untuk sepanjang hari itu. Baru-baru ini saya mengalaminya. Hari itu, pendeta kami memulai khotbahnya dari Kejadian 1 dengan menampilkan potret bunga-bunga mekar yang menawan selama dua menit. Kemudian di rumah, ketika menjelajahi media sosial, saya melihat sejumlah gambar bunga yang dikirimkan oleh beberapa teman. Masih pada hari yang sama, saat berjalan-jalan di hutan, kami dikelilingi oleh bunga-bunga liar khas musim semi yang indah—bunga trillium, marigold, dan iris.
Waktu Bersama
Selama dua jam perjalanan kembali ke rumah dari acara pernikahan seorang kerabat, ibu saya bertanya untuk ketiga kalinya tentang apa yang baru dalam pekerjaan saya. Sekali lagi saya mengulang sejumlah hal, seolah-olah saya bercerita untuk pertama kalinya, sambil berpikir bagaimana menyusun kata-kata saya agar dapat lebih diingatnya. Ibu saya menderita Alzheimer, sebuah penyakit yang terus menggerus memori, sangat mempengaruhi perilaku, dan berujung pada hilangnya kemampuan bicara—dan masih banyak lagi.
Obat Iri Hati
Dengan senang hati saya menjaga kedua cucu saya sementara orangtua mereka pergi keluar suatu malam. Saya menanyakan apa yang mereka lakukan akhir pekan yang lalu. (Keduanya memiliki petualangan yang berbeda). Bridger, umur 3 tahun, menceritakan dengan seru pengalamannya bermalam di rumah om dan tantenya—di sana ia makan es krim, naik komidi putar, dan nonton film! Lalu giliran Samuel yang berumur 5 tahun untuk menceritakan pengalamannya. Ketika ditanya apa yang dilakukannya, ia menjawab dengan singkat, “Berkemah.” “Asyik, tidak?” tanya saya. “Biasa saja,” jawabnya dengan muram.
Mazmur untuk Berkemah
Ketika saya dan suami berjalan-jalan keluar menikmati alam, biasanya kami membawa kamera untuk memotret dari jarak dekat tanaman-tanaman kecil di dekat kaki kami. Segala tanaman itu terlihat seperti sebuah dunia kecil. Alangkah menakjubkan keragaman dan keindahan yang kami lihat, seperti jamur yang mekar pada malam hari dan menghiasi hutan dengan warna oranye, merah, dan kuning yang cerah!