Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Amy Boucher Pye

Oasis yang Menyegarkan

Ketika Andrew dan keluarganya bersafari di Kenya, mereka senang menonton beragam jenis binatang mendatangi sebuah danau kecil yang muncul di tengah-tengah padang gersang. Jerapah, wildebeest, kuda nil, dan unggas air mendatangi mata air yang memberi kehidupan itu. Sambil mengamati hewan-hewan yang datang dan pergi, Andrew membayangkan bahwa “Alkitab adalah bagaikan mata air ilahi”. Tidak hanya menjadi sumber pedoman dan hikmat, Alkitab juga merupakan oasis menyegarkan yang memuaskan dahaga orang-orang dari segala lapisan kehidupan.

Air Hidup

Kondisi keluarga Andrea sangat buruk, sehingga ia memutuskan kabur dari rumahnya pada usia empat belas tahun. Ia mencari pekerjaan dan menumpang di rumah teman-temannya. Karena merindukan kasih sayang dan penerimaan, ia pun sempat tinggal bersama seorang pria, yang kemudian memperkenalkannya pada narkoba. Namun, hubungannya dengan pria itu, serta minuman keras dan narkoba yang dikonsumsinya, tak dapat memuaskannya. Andrea terus mencari, hingga beberapa tahun kemudian bertemu dengan beberapa orang percaya yang dengan tulus melayani dan mendoakannya. Beberapa bulan kemudian, akhirnya ia bertemu dengan Pribadi yang dapat memuaskan dahaganya akan kasih sayang, yaitu Yesus sendiri.

Gembala yang Baik

Ketika Pendeta Warren mendengar bahwa seorang pria di gerejanya telah meninggalkan istri dan keluarganya, ia memohon kepada Allah agar menolongnya bertemu dengan pria tersebut dengan cara yang seolah-olah kebetulan supaya ia dapat berbicara dengannya. Lalu Allah mengabulkan doanya! Saat Warren memasuki sebuah restoran, ia melihat pria itu di meja di dekatnya. “Permisi, masih ada tempat untuk satu orang yang lapar?” tanyanya. Tak lama kemudian mereka pun berbagi cerita dan berdoa bersama.

Terlepas dari Gua Singa

Ketika Taher dan istrinya, Donya, percaya kepada Tuhan Yesus, mereka menyadari ancaman penganiayaan yang bisa mereka terima di negara asal mereka. Benar saja, suatu hari mata Taher ditutup, tangannya diborgol, dan ia dipenjara dengan tuduhan murtad. Sebelum diseret ke pengadilan, Taher dan Donya sepakat tidak akan mengkhianati Yesus. 

Sahabat Seumur Hidup

William Cowper (1731–1800), penyair asal Inggris, bersahabat dengan John Newton (1725–1807), pendetanya yang mantan pedagang budak. Cowper menderita gangguan depresi dan kecemasan, bahkan pernah mencoba bunuh diri lebih dari sekali. Manakala Newton mengunjunginya, mereka akan pergi berjalan-jalan sambil bercakap-cakap tentang Allah. Agar Cowper kembali berkreasi dan punya alasan untuk menulis puisi, sang pendeta terpikir untuk membuat buku nyanyian. Cowper pun menyumbangkan banyak lagu, termasuk “God Moves in a Mysterious Way” (Dengan Cara-Mu yang Ajaib, Nyanyian Rohani Methodist no. 135). Ketika Newton pindah ke gereja lain, persahabatannya dengan Cowper terus terjalin dan mereka berkorespondensi secara rutin hingga akhir hidup Cowper.

Harapan dan Keinginan

Ketika saya pindah ke Inggris, hari raya Thanksgiving yang biasa dirayakan di Amerika menjadi hari Kamis biasa di bulan November. Meski saya mengadakan perjamuan pada akhir pekannya, saya rindu berkumpul kembali bersama keluarga dan teman-teman di hari istimewa itu. Namun, saya paham, bukan saya saja yang memendam keinginan seperti itu. Kita semua ingin bersama dengan orang-orang yang kita kasihi pada momen-momen khusus dan hari raya. Bahkan saat merayakannya, kita mungkin merindukan seseorang yang tidak bisa bersama dengan kita, atau kita mungkin mendoakan keluarga kita yang tidak utuh lagi agar memperoleh damai sejahtera.

Mengasihi Sesama

Dalam masa-masa isolasi mandiri dan pembatasan di tengah pandemi virus corona, kata-kata Martin Luther King Jr. dalam “Surat dari Penjara Birmingham” yang ditulisnya terasa sangat tepat. Ia mengatakan, ketika berbicara tentang ketidakadilan, ia tidak bisa duduk diam di satu kota tanpa mencemaskan apa yang terjadi di kota lain. “Tak terhindarkan bahwa kita semua terperangkap dalam jaringan yang sama,” ia berkata, “terikat dalam satu nasib yang sama. Apa pun yang mempengaruhi seseorang secara langsung, mempengaruhi kita semua secara tidak langsung.”

Perubahan Sejati

Sebagai anak yang dibesarkan dalam keluarga yang berantakan di London Selatan, Claud mulai berjualan ganja saat berusia 15 tahun dan heroin pada usia 25 tahun. Untuk menutupi kegiatannya, ia bekerja menjadi mentor anak-anak muda. Tak lama kemudian, ia mulai tertarik dengan penyelianya, seorang yang percaya kepada Yesus, dan tergerak untuk ingin tahu lebih banyak. Setelah menghadiri pertemuan yang menolongnya untuk mengenal iman Kristen, ia “menantang” Kristus untuk masuk ke dalam hidupnya. “Aku merasa disambut dengan hangat,” ujarnya. “Orang langsung melihat perubahan dalam diriku. Aku menjadi pengedar narkoba paling gembira di dunia!”

Kristus yang Berdiam

Pengkhotbah asal Inggris F. B. Meyer (1847–1929) menggunakan telur untuk mengilustrasikan apa yang ia sebut sebagai “filosofi mendalam tentang Kristus yang berdiam”. Ia mengatakan bahwa kuning telur yang telah dibuahi adalah “benih kehidupan” kecil yang terus bertumbuh setiap hari hingga anak ayam terbentuk di dalam cangkangnya. Demikian pula Yesus tinggal di dalam kita melalui Roh Kudus untuk terus mengubahkan kita. Meyer berkata, “Mulai sekarang Kristus akan terus tumbuh dan bertambah dan menyerap segala sesuatu ke dalam diri-Nya, dan terbentuk di dalam diri Anda.”