Penulis

Lihat Semua

Artikel oleh Amy Boucher Pye

Hikmat dan Pengertian

Pada tahun 1373, ketika masih berusia tiga puluh tahun, Julian dari Norwich jatuh sakit dan hampir meninggal dunia. Ketika seorang hamba Tuhan mendoakannya, Julian menerima beberapa penglihatan yang membuatnya makin dalam merenungkan penyaliban Yesus Kristus. Setelah kesehatannya pulih secara ajaib, ia menghabiskan dua puluh tahun berikutnya dengan menyendiri dalam sebuah kamar di gereja, berdoa dan merenungkan pengalaman tersebut. Ia menyimpulkan bahwa “maksud [Allah] adalah kasih”; artinya, pengorbanan Kristus adalah wujud tertinggi dari kasih Allah.

Pemberian yang Murah Hati

Jenderal Charles Gordon (1833–1885) mengabdi kepada Kerajaan Inggris dalam dinas ketentaraannya di Tiongkok dan tempat-tempat lain. Ketika tinggal di Inggris, ia pernah menyumbangkan 90 persen pendapatannya. Saat mendengar terjadinya bencana kelaparan di Lancashire, ia menggores tulisan dari medali emas murni yang diterimanya dari seorang pemimpin dunia, lalu mengirimkannya ke sana dengan pesan agar mereka meleburnya dan menggunakan uangnya untuk membeli roti bagi orang miskin. Hari itu ia menulis dalam buku hariannya: “Harta duniawi terakhirku yang berharga di dunia ini telah kuserahkan kepada Tuhan Yesus.”

Karunia Pertobatan

“Tidak! Aku tidak melakukannya, Ma!” Jane mendengar penyangkalan putranya yang masih remaja itu dengan hati sedih, karena ia tahu putranya berbohong. Jane berdoa dalam hati, memohon pertolongan Allah sebelum kembali menanyai Simon tentang apa yang terjadi. Simon terus menyangkal dirinya berbohong, sampai akhirnya Jane menyerah dengan jengkel. Saat ia hendak melangkah pergi untuk menjernihkan pikirannya, tiba-tiba Simon menyentuh bahunya dan meminta maaf. Menanggapi teguran Roh Kudus, Simon pun bertobat.

Datang Menyembah

Saat lagu-lagu pujian dinaikkan dalam sebuah kebaktian antargenerasi, banyak anggota jemaat mengalami sukacita dan kedamaian. Namun, tidak demikian dengan seorang ibu yang kerepotan. Sambil mengayun-ayun bayinya yang hampir menangis dalam gendongan, ia memegangi buku nyanyian untuk anaknya yang berusia lima tahun, sambil berusaha menahan anak batitanya agar tidak kabur. Lalu seorang bapak tua yang duduk di belakangnya menawarkan diri untuk mengajak anak batita itu berjalan-jalan mengitari gereja, dan seorang wanita muda membantu memegangi buku nyanyian untuk si sulung. Dalam waktu dua menit saja, pengalaman si ibu berubah, sehingga ia dapat bernapas lega, memejamkan mata, dan menyembah Allah. 

Kedutaan Allah

Ludmilla, seorang janda berusia 82 tahun, menyatakan rumahnya di Republik Ceko sebagai “Kedutaan Kerajaan Surga”. Ia berkata, “Rumahku adalah perluasan dari Kerajaan Kristus.” Ia menyambut siapa saja, baik teman maupun orang asing, yang sedang menderita dan membutuhkan penerimaan yang hangat. Ludmilla terkadang menyediakan bagi mereka makanan dan tempat tidur—selalu dengan semangat penuh belas kasih dan doa. Dengan mengandalkan karya Roh Kudus untuk menolongnya mengurus para tamu, Ludmilla bersukacita melihat cara Allah menjawab doa-doa mereka.

Sikap Rendah Hati

“Taruh tanganmu di belakang punggung. Kau akan baik-baik saja.” Itulah nasihat penuh kasih yang selalu diterima Jan dari suaminya sebelum ia berbicara di depan banyak orang. Ketika Jan tergoda untuk membuat orang terkesan atau berusaha mengendalikan situasi, ia akan mengambil sikap seperti itu karena itu membuatnya merasa siap mendengar dan menerima masukan. Ia menggunakannya sebagai pengingat untuk mengasihi mereka yang ada di hadapannya, bersikap rendah hati, dan siap menerima tuntunan Roh Kudus.

Firman dan Tahun Baru

Michellan tumbuh besar di Filipina dengan menghadapi banyak tantangan, tetapi ia selalu senang dengan kata-kata dan menemukan penghiburan dengan menikmatinya. Pada suatu hari di bangku kuliah, ia membaca pasal pertama Injil Yohanes, dan “hatinya yang keras tergerak.” Ia merasa seolah-olah seseorang berkata, “Ya, kamu menyukai kata-kata, dan tahukah kamu? Ada Firman Kekal, Pribadi yang . . . dapat mengenyahkan kegelapan, sekarang dan sampai selama-lamanya. Firman yang telah menjadi manusia. Firman yang dapat mengasihimu.”

Raja Damai

Ketika flu yang diderita John memburuk jadi radang paru-paru, ia pun harus dirawat di rumah sakit. Saat itu, di rumah sakit yang sama, ibunya juga dirawat karena kanker. Hati John begitu diliputi kekhawatiran tentang sang ibu dan kesehatannya sendiri. Pada suatu malam Natal, saat radio memutar lagu Malam Kudus, John diliputi perasaan damai yang mendalam dari Allah. Ia menyimak lirik lagu yang bercerita tentang kelahiran Sang Juruselamat: “Yang susah penat bersukacitalah, kar’na Raja mulia lahirlah!” Saat itu juga, kekhawatiran tentang dirinya dan ibunya pun sirna.

Suatu Kumpulan Besar

Kami semua berkumpul menghadiri kebaktian pernikahan hari itu dengan gembira. Meski tetap menjaga jarak karena pandemi COVID-19, kami menyambut baik kesempatan untuk merayakan pernikahan Gavin dan Tijana. Teman-teman kami asal Iran yang melek teknologi membantu menyiarkan acara ini kepada teman dan keluarga yang tersebar di Spanyol, Polandia, dan Serbia. Pendekatan kreatif ini membantu mengatasi kendala saat kami berbahagia merayakan janji pernikahan itu. Roh Allah mempersatukan kami dan memberi kami sukacita.