Penulis

Lihat Semua
Anne Cetas

Anne Cetas

Anne Cetas mulai menulis untuk buku renungan ini sejak tahun 2004 dan menjabat sebagai editor pengelola publikasi. Ia dan suaminya, Carl, suka bersepeda bersama, dan melayani sebagai mentor dalam suatu pelayanan perkotaan.

Artikel oleh Anne Cetas

Satu Regangan

Selama bertahun-tahun, Sarah telah menderita sakit punggung bagian bawah yang makin memburuk. Dokter mendorongnya untuk menjalani terapi fisik, dan ia diminta untuk melakukan 25 kali peregangan setiap hari. Sakitnya memang berkurang tetapi tidak hilang sepenuhnya. Jadi dokter mengadakan pemeriksaan dengan sinar-X dan memintanya untuk ke terapis yang lain. Sarah diminta berhenti melakukan peregangan seperti yang dianjurkan terapis sebelumnya dan cukup melakukan satu kali peregangan saja dalam satu hari. Ajaibnya, justru satu kali peregangan sederhana itulah yang berhasil menolongnya.

Pahlawan Yang Mengalahkan Dosa

Beberapa waktu yang lalu, seseorang mengajukan suatu pertanyaan yang sangat sulit kepada saya: “Berapa lama Anda bisa bertahan tanpa berbuat dosa? Seminggu, sehari, atau satu jam?” Bagaimana kita dapat menjawab pertanyaan semacam itu? Jika mau jujur, kita mungkin berkata, “Tak ada hari tanpa aku berbuat dosa.” Atau ketika kita mengingat kembali sepanjang minggu yang baru saja berlalu, mungkin kita menyadari bahwa kita belum mengakui dosa-dosa kita kepada Allah. Tentulah kita sedang mem-bodohi diri sendiri apabila kita berkata bahwa kita tidak pernah berbuat dosa dalam pikiran maupun tindakan kita selama seminggu ini.

Hadiah Untuk Sikap Baik

Dalam pelayanan sekolah Minggu bagi anak-anak di gereja saya, kami memberikan selembar kartu kepada anak-anak yang kami lihat telah bersikap baik. Mereka dapat mengumpulkan kartu-kartu tersebut dan menerima hadiah atas sikap baik mereka. Kami berusaha mendorong anak mengembangkan sikap yang baik ketimbang berfokus pada sikap yang tidak baik.

Gerakan Berlaku Baik

Setiap tahun para pemuda di lingkungan kami berpartisipasi dalam gerakan sosial berjudul “Be Nice” (Berlakulah Baik) yang dipelopori oleh sebuah organisasi kesehatan mental. Dalam salah satu acara mereka di tahun 2012, sekitar 6.000 orang siswa membentuk kata-kata “BE NICE” dengan gerak tubuh mereka di tengah lapangan olahraga sekolah mereka masing-masing. Salah seorang kepala sekolah mengatakan, “Kami ingin para siswa dapat datang ke sekolah dan belajar tanpa diusik perasaan takut atau sedih atau merasa tidak nyaman di sekitar teman-teman sebaya mereka. Kami bekerja keras untuk memastikan bahwa semua siswa akan mendukung satu sama lain, dan bukan saling menjatuhkan.”

Saya Tidak Dipandang

Teman saya Jane pernah mengatakan sesuatu dalam suatu rapat kerja dan tidak ada yang menanggapinya. Jadi ia mengulangi perkataannya dan sekali lagi tidak ada yang menanggapinya; rekan sekerjanya mengabaikannya sama sekali. Ia menyadari bahwa pendapatnya tidak berpengaruh besar. Ia pun merasa diabaikan dan tidak dipandang. Anda mungkin pernah merasakannya juga.

Berani Main Warna

Sebuah iklan radio untuk sebuah merek jam tangan menyarankan para pendengarnya agar membeli jam tangan dengan tali berwarna cerah, dan kemudian memadukannya dengan pakaian yang berbeda warnanya. Ketika orang memperhatikan jam tangan Anda karena warnanya yang kontras, iklan itu berkata, “Mereka akan melihatmu ‘berani main warna.’ Mereka pun ingin menjadi seperti dirimu.” Ada sesuatu di dalam diri kita yang merasa senang jika orang lain meneladani kita.

Semua Karena Kasih

Saya melihat satu tulisan pada papan penanda di depan sebuah gereja yang menurut saya sangat tepat untuk menjadi moto dalam hubungan kita dengan sesama: Terimalah kasih. Berilah kasih. Terus ulangi demikian.

Tidak Tertarik Pada Ibadah

Sebuah iklan radio tentang suatu gereja menarik perhatian saya: “Mungkin dari apa yang Anda dengar tentang kekristenan, Anda jadi tidak berminat pada ibadah. Tahukah Anda, dan ini mungkin akan mengejutkan Anda—Yesus pun tidak berminat pada ibadah. Namun Dia sangat mementingkan relasi dan mengajar kita untuk saling mengasihi.” Iklan itu berlanjut, “Anda mungkin tak menyukai setiap hal tentang gereja kami, tetapi kami menawarkan suatu relasi yang tulus, dan kami terus belajar untuk mengasihi Allah dan sesama. Silakan berkunjung ke gereja kami.”

Ditopang 
Atau Tidak?

Ditopang atau tidak? Itulah kebingungan Marilyn saat menanam sebatang tunas pohon pada musim panas lalu. Penjualnya berkata, “Pasanglah penopang selama setahun agar pohon itu tetap kukuh dalam terpaan angin yang keras. Setelah itu lepas penopang tersebut sehingga akarnya dapat tumbuh semakin dalam dengan sendirinya.” Namun tetangganya berkata, “Memberi penopang lebih banyak membawa kerugian daripada manfaat. Pohon perlu menumbuhkan akar yang kuat sesegera mungkin, atau pohon itu takkan pernah punya akar yang kuat. Tidak menopangnya adalah tindakan tepat untuk kesehatan jangka panjang pohon itu.”