Ditopang Atau Tidak?
Ditopang atau tidak? Itulah kebingungan Marilyn saat menanam sebatang tunas pohon pada musim panas lalu. Penjualnya berkata, “Pasanglah penopang selama setahun agar pohon itu tetap kukuh dalam terpaan angin yang keras. Setelah itu lepas penopang tersebut sehingga akarnya dapat tumbuh semakin dalam dengan sendirinya.” Namun tetangganya berkata, “Memberi penopang lebih banyak membawa kerugian daripada manfaat. Pohon perlu menumbuhkan akar yang kuat sesegera mungkin, atau pohon itu takkan pernah punya akar yang kuat. Tidak menopangnya adalah tindakan tepat untuk kesehatan jangka panjang pohon itu.”
Memandang Ke Bawah
Setelah saya menjalani operasi kecil pada mata saya, perawat mengatakan kepada saya, “Jangan memandang ke bawah sampai 2 minggu mendatang. Jangan memasak atau bersih-bersih.” Saya lebih mudah untuk tidak memasak dan bersih-bersih daripada tidak memandang ke bawah! Bekas operasinya perlu waktu untuk sembuh, dan ia tidak ingin saya memberi beban yang tidak perlu pada mata saya dengan melihat ke bawah.
Corine
Musim dingin yang lalu, ketika kami sedang menyusun paket-paket berisi materi untuk suatu acara pertemuan dengan para pembaca Our Daily Bread di Orlando, Corine datang dan menyapa kami. Saat itu sudah menjelang siang dan ia merasa bahwa kami pasti lapar dan haus. Saya mengatakan kepadanya bahwa kami “baik-baik saja,” tetapi ia menjawab, “Aku tahu kalian baik-baik saja, tetapi kalian perlu makan.” Selang beberapa menit, ia kembali dengan membawa minuman dingin dan makanan ringan.
Apakah Kasih Itu?
Ketika ditanya, “Apakah kasih itu?”, anak-anak punya jawaban yang luar biasa. Noelle, usia 7 tahun, berkata, “Kasih itu adalah saat seorang wanita bilang ia menyukai baju seorang pria, dan pria itu memakai baju itu setiap hari.” Rebecca, usia 8 tahun, menjawab, “Sejak nenek mengidap radang sendi, ia tak bisa membungkuk untuk mengecat kuku kakinya. Jadi kakek yang melakukannya setiap saat, bahkan setelah tangan kakek juga terkena radang sendi. Itu namanya kasih.” Jessica, yang juga berusia 8 tahun, menyimpulkan, “Jangan berani bilang ‘Aku sayang kamu’ kecuali kamu memang sungguh-sungguh. Jika kamu sungguh-sungguh sayang, katakan itu berulang-ulang. Orang itu gampang lupa.”
Tujuan Hidup Anda
Ada satu nasihat yang saya baca di sebuah buku pengembangan diri yang terdengar cukup baik: Lakukan saja apa yang paling mahir Anda lakukan, pada saat itulah Anda akan merasa paling berhasil. Penulis buku tersebut berusaha menolong para pembaca untuk mencapai suatu hidup yang mereka idam-idamkan. Saya tidak tahu dengan Anda, tetapi jika saya hanya melakukan apa yang paling mahir saya lakukan, tidak ada banyak hal yang bisa saya hasilkan!
Penglihatan Akan Kekekalan
Saya menerima kabar baik ketika memeriksakan mata saya bulan lalu—penglihatan jarak jauh saya telah membaik. Saya anggap ini kabar baik, sampai seorang teman mengatakan: “Penglihatan jarak jauh memang akan membaik seiring dengan bertambahnya usia, tetapi penglihatan jarak dekat yang mungkin akan berkurang.”
Hari Terburuk
Di bulan Mei 2011, seorang wanita muda berlindung di dalam bak mandinya selama terjangan tornado yang menghancur-kan Joplin, Missouri, kota tempat tinggalnya. Sang suami melindungi tubuh wanita itu dengan tubuhnya dan menerima setiap hantaman dari puing-puing yang berterbangan. Suaminya itu pun meninggal, dan wanita ini diselamatkan oleh tindakan heroik sang suami. Wajar jika si wanita ini bergumul dengan pertanyaan, “Mengapa?” Namun setahun kemudian, ia bisa mengatakan dirinya ter-hibur oleh kenyataan bahwa di seburuk apa pun hari dalam hidupnya, ia sungguh dikasihi.
Dari Mana Asal Saya?
Teman saya Tobias, seorang bocah berusia tujuh tahun keturunan Afrika-Amerika, mengajukan sebuah pertanyaan yang mengusik pikiran saya: “Karena Adam dan Hawa berkulit putih, dari mana asalnya orang berkulit hitam?” Saya berkata bahwa kita tidak tahu apa “warna” kulit Adam dan Hawa dan bertanya mengapa menurutnya mereka berkulit putih. Ia menjawab bahwa itulah yang selalu dilihatnya dalam buku-buku cerita Alkitab di gereja dan di perpustakaan. Saya pun terenyuh dan bertanya-tanya, mungkinkah hal itu yang membuatnya berpikir bahwa derajatnya lebih rendah atau bahkan merasa bukan bagian dari ciptaan Tuhan.
Orang Yang Berutang
Konon ketika masih muda, Robert Robinson (1735-1790) senang berbuat nakal bersama teman-temannya. Namun di saat berumur 17 tahun, ia mendengar khotbah George Whitefield dari Matius 3:7, lalu menyadari kebutuhannya akan keselamatan di dalam Kristus. Tuhan mengubah hidup Robinson, dan ia pun menjadi seorang pengkhotbah. Ia juga menulis beberapa himne, salah satunya yang paling terkenal adalah “Come, Thou Fount of Every…