Penulis

Lihat Semua
Bill Crowder

Bill Crowder

Bill Crowder bertanggung jawab untuk isi materi pengajaran. Ia telah menulis banyak buklet Discovery Series dan buku Discovery House Publishers. Bill dan istrinya, Marlene, memiliki lima anak dan beberapa orang cucu.

Artikel oleh Bill Crowder

Komunitas yang Mengingat

Dalam buku Restless Faith, teolog Richard Mouw membahas pentingnya mengambil dan mengingat hikmah dari peristiwa-peristiwa masa lalu. Ia mengutip perkataan sosiolog Robert Bellah, “Bangsa yang sehat harus menjadi ‘komunitas yang mengingat.’” Bellah menerapkan prinsip yang sama pada ikatan sosial lain seperti keluarga. Mengingat merupakan bagian penting dalam hidup bersama.

Revolusi Bernyanyi 

Faktor apa yang bisa memicu bangkitnya revolusi? Senjata? Bom? Perang gerilya? Di Estonia pada akhir dekade 1980-an, lagulah pemicunya. Setelah berdekade-dekade warga Estonia hidup di bawah pendudukan Soviet, muncul pergerakan yang dimulai dengan menyanyikan serangkaian lagu-lagu patriotik. Lagu-lagu tersebut melahirkan “Revolusi Bernyanyi,” yang kemudian memainkan peran kunci dalam memulihkan kemerdekaan Estonia pada tahun 1991.

Keterampilan Luar Biasa

Pemimpin kelompok paduan suara di kampus kami dapat mengarahkan sekaligus mengiringi nyanyian kami dengan permainan piano. Ia sangat piawai menyeimbangkan kedua tanggung jawab itu. Di akhir suatu konser, ia terlihat sangat lelah, maka saya pun bertanya kepadanya apakah semua baik-baik saja. Ia menjawab, “Aku belum pernah melakukan hal ini sebelumnya.” Lalu ia menjelaskan, “Nada piano yang kumainkan tadi begitu sumbang sampai-sampai di sepanjang konser aku harus memainkan dua kunci berbeda dengan masing-masing tanganku!” Saya sangat terkejut melihat keterampilannya yang luar biasa itu, sekaligus kagum kepada Tuhan yang menciptakan manusia yang mampu melakukan hal-hal tersebut.

Perubahan Tak Terduga

Di bulan Januari 1943, angin panas Chinook menghantam kota Spearfish di Dakota Selatan, AS, sehingga temperatur udara naik drastis dari -20° ke 7°C. Perubahan cuaca drastis sebesar 27 derajat itu terjadi dalam waktu dua menit saja. Lonjakan suhu terbesar yang pernah tercatat di AS dalam kurun waktu dua puluh empat jam adalah 57 derajat! Hal itu terjadi pada tanggal 15 Januari 1972 di kota Loma, Montana, dengan suhu yang naik dari –48° ke 9°C.

Pemburu Badai

“Memburu tornado,” ujar Warren Faidley, “sering kali terasa seperti permainan catur tiga dimensi raksasa yang dimainkan di bidang yang luasnya ribuan kilometer persegi.” Wartawan foto dan pemburu badai itu menambahkan: “Berada di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, merupakan perpaduan dari ramalan cuaca dan navigasi, sementara kita berusaha menghindari hantaman segala macam benda, mulai dari butiran hujan es sebesar bola sofbol, badai debu, dan perangkat pertanian yang beterbangan.”

Sikap Penuh Syukur

Di negara bagian tempat saya tinggal, adakalanya musim dingin berlangsung sangat ekstrem, dengan suhu di bawah nol dan salju yang turun terus-menerus. Pada suatu hari yang sangat dingin, ketika saya sedang menyekop salju untuk kesekian kalinya hari itu, tukang pos kami mampir dan menanyakan kabar saya. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak menyukai musim dingin dan merasa jenuh menghadapi salju di mana-mana. Lalu saya berkomentar bahwa pekerjaan tukang pos pastilah sangat berat dalam kondisi cuaca ekstrem seperti ini. Ia menjawab, “Begitulah, tetapi setidaknya saya punya pekerjaan. Banyak orang tidak punya. Saya bersyukur bisa bekerja.”

Pengakuan dari Satu Pribadi

Ketika komponis legendaris Giuseppe Verdi (1813–1901) masih muda, kehausannya untuk diakui orang menjadi motivasinya meraih sukses. Warren Wiersbe pernah menulis, “Ketika Verdi menampilkan karya operanya yang perdana di kota Firenze, sang komponis berdiri seorang diri di bawah bayang-bayang dengan mata yang terus tertuju kepada wajah seseorang di bangku penonton—Rossini yang agung. Bagi Verdi, tidak penting baginya apakah para penonton bersorak atau mencemoohnya; yang terpenting baginya adalah senyum tanda pengakuan dari sang maestro.”

Baja dan Beludru

Penyair Carl Sandburg menulis tentang mantan presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln, “Dalam sejarah umat manusia, tidak sering kita bertemu seorang manusia yang terbuat dari baja dan beludru, . . . yang menampilkan dalam hati dan pikirannya suatu paradoks antara badai yang mengamuk dan keteduhan yang sempurna.” “Baja dan beludru” menjadi gambaran bagaimana Lincoln berhasil menyeimbangkan kekuasaan dari jabatannya dengan kepeduliannya terhadap orang-orang yang merindukan kebebasan dari perbudakan.

Merasa Kecil

Banyak kritikus film menganggap film Lawrence of Arabia karya David Lean sebagai salah satu film terhebat sepanjang masa. Dengan menampilkan pemandangan gurun jazirah Arab yang membentang seolah tak berujung, film tersebut telah mempengaruhi satu generasi pembuat film—termasuk sutradara pemenang Oscar, Steven Spielberg. “Saya langsung terinspirasi waktu pertama kali menonton film Lawrence,” kata Spielberg. “Film itu membuat saya merasa kecil, bahkan sampai sekarang. Di situlah letak kehebatannya.”