Penulis

Lihat Semua
Cindy Hess Kasper

Cindy Hess Kasper

Cindy Hess Kasper telah melayani di RBC selama lebih dari 30 tahun, dimana kini ia menjadi wakil editor untuk renungan Our Daily Bread. Cindy adalah putri dari editor senior RBC, Clair Hess, yang darinya Cindy belajar untuk mencintai tulisan. Cindy dan suaminya, Tom, memiliki tiga anak dan tujuh cucu.

Artikel oleh Cindy Hess Kasper

Membasuh Kaki dan Mencuci Piring

Charley dan Jan merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang kelima puluh dengan menikmati sarapan bersama di sebuah kafe bersama anak mereka, Jon. Namun, para hari itu, kafe tersebut sedang kekurangan staf. Hanya ada seorang manajer, juru masak, dan gadis muda yang merangkap sebagai penerima tamu, pelayan meja, sekaligus tukang bersih-bersih. Selesai sarapan, Charley menoleh kepada istri dan anaknya, lalu bertanya, “Apakah kalian punya acara penting selama beberapa jam ke depan?” Istri dan anaknya menjawab tidak.

Kekelaman dan Cahaya Allah

Ketika Elaine didiagnosis menderita kanker stadium lanjut, ia dan Chuck, suaminya, menyadari bahwa tidak lama lagi dirinya akan berpulang ke rumah Bapa. Namun, keduanya memegang erat janji dalam Mazmur 23, yang menyatakan bahwa Allah akan selalu menyertai mereka di tengah lembah terdalam dan tersulit yang mereka jalani dalam lima puluh empat tahun kebersamaan mereka. Mereka menaruh harapan pada kenyataan bahwa Elaine sudah siap bertemu dengan Tuhan Yesus, karena ia sudah beriman di dalam Dia selama berpuluh-puluh tahun.

Jangan Tawar Hati

Saya tidak ingat masa-masa ketika Dorothy, ibu saya, dalam keadaan sehat. Bertahun-tahun lamanya ia menjadi penderita diabetes yang rapuh, dan gula darahnya tidak pernah stabil. Akhirnya ia mengalami komplikasi dan ginjalnya yang rusak memerlukan dialisis permanen. Neuropati dan patah tulang pun mengharuskan beliau untuk memakai kursi roda. Penglihatannya menurun dan ia hampir buta.

Janji yang Digenapi

Waktu masih kecil, saya menempuh perjalanan lebih dari 300 km setiap musim panas untuk berlibur selama satu minggu di rumah kakek dan nenek. Setelah dewasa, barulah saya menyadari betapa banyak hikmat yang saya terima dari kedua orang yang saya kasihi itu. Pengalaman hidup dan perjalanan iman mereka bersama Allah telah memberi mereka perspektif yang tak terbayangkan oleh pikiran saya yang masih muda saat itu. Percakapan dengan mereka tentang kasih setia Allah telah meyakinkan saya bahwa Allah sungguh layak dipercaya dan akan menggenapi setiap janji yang dibuat-Nya.

Ruang Hening

Jika Anda menyukai kedamaian dan ketenangan, Anda pasti akan menyukai sebuah ruangan di Minneapolis, Minnesota. Ruangan itu dapat menyerap bunyi sampai 99,99 persen! Ruang bebas gema (anechoic) yang terkenal itu terdapat di dalam Orfield Laboratories dan disebut sebagai “tempat paling sunyi di bumi”. Orang yang ingin merasakan ruang tanpa bunyi itu diharuskan duduk agar tidak mengalami disorientasi yang disebabkan oleh ketiadaan bunyi. Menurut catatan, tak seorang pun mampu menghabiskan waktu lebih dari empat puluh lima menit di dalam ruangan itu.

Segalanya untuk Yesus

Ketika Jeff berusia empat belas tahun, ibunya mengajaknya menonton pertunjukan seorang penyanyi terkenal. Selayaknya banyak musisi pada zamannya, B. J. Thomas pernah terjebak dalam gaya hidup yang merusak diri sendiri di sepanjang tur musiknya. Namun, semua itu terjadi sebelum ia dan istrinya mengenal Tuhan Yesus. Hidup mereka diubahkan total saat mereka percaya kepada Kristus.

Lakukan atau Tidak

Ketika saya masih kanak-kanak, sebuah tank bekas Perang Dunia II dipajang di taman dekat rumah kami. Terpasang beberapa papan peringatan untuk memperingatkan bahayanya menaiki kendaraan tersebut, tetapi beberapa teman saya langsung berebut memanjat dan menaikinya. Ada dari kami yang agak enggan, tetapi akhirnya kami memanjat juga. Seorang anak menolak, sambil menunjuk ke arah papan-papan peringatan tersebut. Yang lain bergegas melompat turun ketika ada orang dewasa mendekat. Godaan untuk bersenang-senang mengalahkan niat kami untuk menaati aturan.

Melihat Sebuah Kebutuhan

Beberapa hari sebelum ayah saya meninggal, seorang perawat datang ke kamarnya dan bertanya kepada saya apakah ia boleh mencukur ayah saya. Sambil mencukur wajah beliau dengan lembut, Rachel menjelaskan, “Orang tua seumur beliau biasanya senang bercukur setiap hari.” Rachel melihat adanya sebuah kebutuhan dan bertindak mengikuti dorongan hatinya untuk menunjukkan kebaikan, penghargaan, dan sikap hormat kepada seseorang. Perawatan penuh kasih yang diberikannya mengingatkan saya pada teman saya Julie yang masih mengecat kuku ibunya yang sudah tua karena penting bagi beliau untuk “terlihat cantik”. 

Sungguh Indah

Saya masih kecil saat mengintip melalui jendela ruang bayi di rumah sakit dan untuk pertama kalinya melihat bayi yang baru lahir. Ketika itu saya terkejut melihat seorang bayi mungil keriput dengan kepala kerucut tanpa rambut. Ibu bayi itu berdiri di dekat kami, dan berulang kali mengatakan kepada semua orang, “Cantik, ya?” Saya teringat pada peristiwa itu saat menyaksikan video seorang ayah muda yang dengan lembut menyanyikan lagu “You Are So Beautiful” (Kau Sangat Indah) kepada bayi perempuannya. Bagi ayahnya yang terpesona, gadis kecil itu adalah hal terindah yang pernah diciptakan Allah.