Penulis

Lihat Semua
Dave Branon

Dave Branon

Selain menulis untuk Our Daily Bread, Dave Branon juga merupakan seorang editor untuk Discovery House Publishers dan telah menulis 15 judul buku. Ia dan istrinya, Sue, suka bermain rollerblade dan meluangkan waktu bersama anak dan cucu mereka.

Artikel oleh Dave Branon

Hadirat Allah

Monique sedang bergumul. Saat melihat beberapa temannya yang Kristen, ia mengagumi cara mereka menangani pergumulan hidup. Ia bahkan agak cemburu kepada mereka. Akan tetapi, Monique tidak yakin dapat hidup seperti teman-temannya itu. Ia mengira bahwa beriman kepada Kristus itu berarti mengikuti aturan-aturan agama. Akhirnya, seorang teman kuliah membantunya melihat bahwa Allah tidak bermaksud untuk mempersulit hidupnya. Sebaliknya, Allah menginginkan yang terbaik baginya di tengah pasang surut kehidupan. Setelah memahami hal itu, Monique siap untuk mempercayai Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya dan menerima kebenaran luar biasa tentang kasih Allah baginya.

Kasih Karunia dari Allah

Saat memeriksa setumpuk makalah para mahasiswa di kelas penulisan yang saya asuh, saya terkesan dengan salah satu makalah. Makalah itu ditulis dengan sangat baik! Namun, saya segera menyadari bahwa tulisan yang terlalu bagus itu justru mencurigakan. Setelah menyelidikinya, saya menemukan bahwa isi makalah itu ternyata menjiplak sebuah artikel daring.

Persekutuan dalam Yesus

Saya tidak yakin siapa yang bertanggung jawab untuk mematikan lampu dan mengunci gerbang gereja setelah kebaktian Minggu, tetapi saya yakin orang tersebut akan terlambat menikmati makan malamnya. Itu karena masih ada begitu banyak orang yang senang berkumpul sesudah ibadah untuk berbincang-bincang tentang berbagai keputusan dan pergumulan dalam hidup mereka. Sungguh senang melihat ke seluruh ruangan dan menemukan banyak orang yang tetap menikmati kebersamaan bahkan dua puluh menit setelah kebaktian usai.

Sama di Hadapan Allah

Suatu hari dalam liburan, saya dan istri mengayuh sepeda bersama di pagi hari. Dalam salah satu rute yang kami tempuh, kami melintasi sebuah kompleks rumah mewah bernilai jutaan dolar. Kami melihat berbagai jenis orang—para penghuni yang mengajak jalan anjing mereka, sesama pesepeda, dan sejumlah pekerja yang sedang membangun rumah-rumah baru atau merawat taman. Segala macam orang dari berbagai lapisan masyarakat ada di sana, dan itu mengingatkan saya pada kenyataan yang luar biasa: Sesungguhnya tidak ada perbedaan yang signifikan di antara kita. Kaya atau miskin, kaum berada maupun pekerja, terkenal atau tidak. Kami semua yang berada di jalanan pagi itu sebenarnya sama. “Orang kaya dan orang miskin mempunyai satu hal yang sama: Tuhanlah yang menciptakan mereka semua” (Ams. 22:2 bis). Terlepas dari perbedaan-perbedaan yang ada, kita semua diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:27)

Selembar Kartu Nama dan Doa

Wanita yang baru menjanda itu semakin cemas. Untuk dapat melakukan klaim asuransi jiwa dan memperoleh dananya, ia membutuhkan informasi penting tentang kecelakaan yang merenggut nyawa suaminya. Ia sudah berbicara dengan seorang petugas polisi yang berkata akan membantunya, tetapi wanita itu kehilangan kartu nama petugas itu. Jadi ia pun berdoa untuk memohon pertolongan Allah. Tak lama kemudian, ketika berada di gereja dan melewati sebuah jendela, ia melihat selembar kartu—kartu nama polisi tadi—tergeletak di ambang jendela. Ia tidak tahu bagaimana kartu itu bisa ada di sana, tetapi ia tahu alasannya.

Menemukan Kehidupan

Bagi Brett, masuk ke sebuah perguruan tinggi Kristen dan belajar tentang Alkitab di sana adalah jalan hidup yang wajar. Di sepanjang hidupnya, ia selalu berada bersama orang-orang yang sudah mengenal Yesus—di rumah, sekolah, atau gereja. Ia bahkan memilih jalur studi untuk menjalani sebuah karier dalam pelayanan Kristen.

Ada Pertanyaan?

Ann menemui seorang ahli bedah mulut untuk menjalani pemeriksaan awal. Ia sudah mengenal dokter itu selama bertahun-tahun. Ketika dokter itu bertanya, “Ada pertanyaan?” Ann menjawab, “Ada, dok. Apakah dokter pergi ke gereja hari Minggu lalu?” Pertanyaan Ann tidak dimaksudkan untuk menghakimi lawan bicaranya, melainkan hanya untuk memulai percakapan tentang iman.

Cara yang Baru dan Berbeda

Menjelang akhir abad ke-19, Mary Slessor berlayar menuju Calabar (sekarang Nigeria) di Afrika. Ia sangat antusias melanjutkan pekerjaan misi yang telah dirintis oleh almarhum David Livingstone. Tugas pertama Mary adalah mengajar di sekolah dan tinggal bersama sesama misionaris. Namun, ia terbeban untuk melayani dengan cara yang berbeda. Mary pun melakukan sesuatu yang jarang dilakukan di daerah itu. Ia memilih tinggal bersama orang-orang yang dilayaninya. Mary mempelajari bahasa setempat, hidup seperti penduduk setempat, dan makan makanan mereka. Mary bahkan menampung puluhan anak telantar. Selama hampir 40 tahun, Mary membawa pengharapan dan kabar baik Injil kepada orang-orang yang membutuhkan keduanya.

Dari Kegelapan kepada Terang

Tidak ada yang dapat mengeluarkan Aakash dari perasaan depresinya yang sangat dalam. Setelah terluka parah dalam kecelakaan truk, ia dibawa ke sebuah rumah sakit misi di Asia Barat Daya. Meskipun delapan kali operasi berhasil memperbaiki tulang-tulangnya yang patah, ia tidak bisa makan. Depresi pun melanda jiwanya. Sebagai tulang punggung keluarga, ia tidak bisa mencari nafkah, dan kenyataan itu membuat dunianya semakin suram.