Penulis

Lihat Semua
Dave Branon

Dave Branon

Selain menulis untuk Our Daily Bread, Dave Branon juga merupakan seorang editor untuk Discovery House Publishers dan telah menulis 15 judul buku. Ia dan istrinya, Sue, suka bermain rollerblade dan meluangkan waktu bersama anak dan cucu mereka.

Artikel oleh Dave Branon

Mengajukan Pertanyaan Dari Sisi Lain

Setelah tragedi melanda, ada banyak pertanyaan yang muncul. Kehilangan orang yang kita kasihi mungkin membuat kita mengajukan pertanyaan berikut kepada Allah: “Mengapa Engkau izinkan hal ini terjadi?” “Salah siapakah semua ini?” “Tidakkah Engkau peduli dengan penderitaanku?” Percayalah, sebagai seorang ayah yang pernah berduka karena kehilangan seorang putri remaja secara tragis, saya pun pernah mengajukan beragam pertanyaan tersebut.

Siapakah Orang Ini?

Sewaktu Kelly Steinhaus mengunjungi Harvard Square untuk menanyai para mahasiswa tentang Yesus, pendapat yang mereka berikan mengungkapkan suatu rasa hormat pada diri-Nya. Seorang mengatakan, “Dia begitu peduli pada sesama manusia.” Yang lain mengatakan, “Sepertinya Dia orang yang menyenangkan.” Yang lain menolak-Nya mentah-mentah: “Dia hanya manusia biasa. Kurasa Dia bukan Juruselamat.” Ada pula yang berkata, “Aku tidak bisa menerima keyakinan atau agama yang menyatakan, ‘Akulah satu-satunya jalan kepada Allah.’” Ada yang memang serius memikirkan tentang Yesus tetapi ada juga yang menolak-Nya.

Membuatnya Menarik

Alkisah pada zaman lampau, ada seorang bocah laki-laki yang berusaha mencari nafkah dengan cara menjual apel di atas kereta api berpenumpang. Ia menyusuri gerbong demi gerbong, sambil berseru, “Apel! Apel! Adakah yang mau membeli apel?” Sesampainya di gerbong terakhir, si bocah masih memiliki apel sekantong penuh, tetapi tidak ada uang.

Anak-Anak Di Dunia

Setelah sekelompok siswa SMA berkun-jung ke sebuah panti asuhan dalam suatu pelayanan, seorang siswa terlihat sangat sedih. Ketika ditanya, ia mengatakan bahwa panti asuhan tersebut membuatnya teringat pada kehidupannya sendiri 10 tahun yang lalu.

Perhatikan Baik-Baik

Salah satu tempat yang saya suka kunjungi di Jamaika adalah Ocho Rios, sebuah kota yang memiliki Air Terjun Sungai Dunn—suatu objek pemandangan yang selalu memukau saya. Jeramnya mengalirkan air turun melalui serangkaian panjang bebatuan menuju ke Laut Karibia. Para petualang bisa mendaki air terjun itu, dengan merangkak susah payah di atas bebatuan yang bulat dan menikmati lintas alam yang menyegarkan hingga puncaknya. Air yang mengalir serta permukaan batu yang cukup licin dan curam membuat perjalanan lintas alam ini bergerak lambat dan agak berbahaya.

Berbicara Tentang Yesus

Tony Graffanino, seorang mantan pemain di liga utama bisbol, menceritakan tentang pelayanan yang berlangsung di sebuah negara di Eropa. Setiap tahun, lembaga pelayanan-nya mengadakan pelatihan bisbol selama seminggu penuh. Sepanjang minggu tersebut, mereka juga mengadakan kelas pendalaman Alkitab harian. Pada tahun-tahun sebelumnya, para pengajar berusaha mencari cara-cara yang masuk akal untuk meyakinkan para peserta tentang keberadaan Allah agar mereka mau beriman kepada-Nya. Setelah 13 tahun, hanya 3 peserta saja yang memutuskan untuk percaya dan mengikut Yesus.

Sudah Terlambat

Kejadian ini hampir selalu terjadi di tiap semester. Saya sering berkata pada para mahasiswa tingkat satu dalam mata kuliah menulis bahwa mereka harus menyelesaikan berbagai tugas menulis untuk syarat kelulusan mereka. Namun hampir di setiap semester, ada saja murid yang tidak mempercayai per-kataan saya. Mereka itu biasanya mengirimi saya e-mail di hari terakhir semester dengan nada panik serta menjabarkan alasan mereka tidak menyelesaikan tugas. Saya tidak suka melakukannya, tetapi saya harus tetap mem-beritahukan kepada mereka, “Maafkan saya. Sekarang sudah terlambat. Anda tidak lulus mata kuliah menulis.”

“Allah Itu Hebat Ya!”

Suatu hari, Katie, cucu perempuan saya yang berumur 3 tahun, mengucapkan sesuatu yang mengejutkan ayah dan ibunya. Mereka kaget karena pernyataannya yang sarat dengan makna teologis. Ia berkata kepada mereka, “Papa dan Mama punya saudara yang sudah meninggal. Lalu Tuhan membawa mereka ke surga untuk tinggal bersama-Nya. Allah itu hebat ya!”

Masih Giat Bekerja

Vivian dan Don kini sama-sama berusia 90-an tahun dan mereka telah menikah selama lebih dari 70 tahun. Baru-baru ini kesehatan Vivian memburuk ketika ia jatuh dan tulang panggulnya patah. Keadaan itu semakin menyulitkan mereka, karena selama beberapa tahun belakangan, Don dan Vivian merasa sedih saat menghadapi kenyataan bahwa mereka tidak lagi cukup kuat untuk tetap aktif dalam beragam kegiatan dan pelayanan di gereja mereka.