Penulis

Lihat Semua
David C. McCasland

David C. McCasland

David McCasland mulai menulis untuk Our Daily Bread sejak tahun 1995. Ia telah menulis sejumlah buku untuk Discovery Series Publishers dan bekerja di televisi Day of Discovery. David dan istrinya, Luann, tinggal di Colorado Springs, Colorado. Mereka memiliki empat putri dan enam cucu.

Artikel oleh David C. McCasland

Buku di Balik Cerita

Jutaan orang di seluruh dunia telah menonton film Gone with the Wind (Sirna Bersama Angin), yang diputar perdana di Amerika Serikat pada 15 Desember 1939. Film tersebut berhasil memenangi 10 piala Oscar dan tetap menjadi salah satu film Hollywood tersukses secara komersial. Film itu didasarkan atas novel karya Margaret Mitchell yang terbit pada tahun 1936. Buku itu pun terjual sebanyak satu juta jilid dalam waktu 6 bulan, menerima Anugerah Pulitzer, dan telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 40 bahasa. Sebuah film yang sukses sering bersumber pada sebuah judul buku yang berkarakter kuat dan abadi.

Akhir yang Bahagia

Suatu hari seorang teman sedang menonton sepakbola di TV dan putri kecilnya bermain di dekatnya. Karena timnya bermain buruk, ia marah dan meraih mainan yang ada di dekatnya lalu melempar-nya. Mainan kesayangan putrinya itu hancur berantakan, begitu pula hati putrinya. Ia segera memeluk putrinya dan meminta maaf. Ia pun mengganti mainan itu dan berpikir segala sesuatunya sudah beres. Namun ia tidak menyadari bahwa luapan amarah itu begitu menakutkan dan membekaskan luka yang dalam pada diri putrinya yang berusia 4 tahun. Pengampunan baru dialami di kemudian hari.

Jangan Khawatir!

George Burns, seorang aktor dan humoris asal Amerika Serikat, berkata, “Kalau Anda bertanya, ‘Apakah kunci utama untuk hidup panjang umur?’ Saya akan menjawab: jangan khawatir, stres, dan tegang. Kalau pun Anda tidak bertanya kepada saya, saya tetap akan mengatakannya.” Burns, yang hidup hingga usia 100 tahun, suka sekali membuat orang lain tertawa, dan rupanya ia mengikuti nasihatnya sendiri.

Sakit yang Mulia

Saya bertanya pada beberapa teman tentang pengalaman tersulit dan menyakitkan dalam hidup mereka. Jawaban mereka mencakup peperangan, perceraian, operasi, dan wafatnya orang yang mereka kasihi. Jawaban istri saya, “Kelahiran anak pertama kita.” Saat itu, persalinan di sebuah rumah sakit militer yang sepi tersebut berlangsung lama dan berat. Namun saat mengingat hal itu, ia merasa sangat bersukacita “karena rasa sakitnya punya maksud yang mulia.”

Siapakah Anda?

Dari waktu ke waktu, kita membaca tentang orang-orang yang tersinggung karena merasa tidak dihormati dan disegani sebagaimana mestinya. “Kamu tidak tahu siapa saya?” teriak mereka dengan nada marah. Sikap itu membuat kita teringat pada pernyataan yang berbunyi, “Jika Anda sampai perlu memberi tahu orang tentang siapa diri Anda, mungkin sebenarnya diri Anda tidaklah sepenting yang Anda kira.” Kita melihat dalam diri Yesus suatu sikap yang sangat bertolak belakang dengan keangkuhan dan peninggian diri seperti itu. Sikap itu bahkan ditunjukkan Yesus ketika Dia mendekati akhir masa hidup-Nya di dunia.

Keluarga dalam Iman

Pada dekade 1980-an, kelas pembinaan bagi kaum lajang di gereja kami menjadi sebuah keluarga yang akrab bagi banyak orang yang telah kehilangan pasangan akibat perceraian atau kematian. Ketika seseorang akan pindah, para anggota kelas itu akan membantu untuk mengemas barang-barang, mengangkut perabotan, dan menyediakan makanan. Hari ulang tahun dan hari libur tidak lagi dijalani seorang diri, karena iman dan persahabatan telah melebur menjadi suatu hubungan yang langgeng dan sangat menguatkan. Banyak dari ikatan yang terjalin pada masa-masa sulit tiga dekade lalu itu terus berkembang dan menopang sejumlah pribadi dan keluarga hingga saat ini.

Nama Baik

Nama Charles Ponzi akan selamanya dikaitkan dengan kasus-kasus penipuan keuangan yang dijadikannya sebagai mata pencaharian. Setelah didakwa bersalah atas suatu tindak kejahatan keuangan kecil dan mendekam di penjara untuk sementara waktu, pada awal tahun 1920 ia mulai menawarkan kepada para investor laba sebesar 50 persen setelah 45 hari dan 100 persen setelah 90 hari. Meskipun gagasan ini kedengarannya agak kurang masuk akal, banyak orang yang tetap menyetorkan uang mereka. Ponzi memakai uang investor baru itu untuk membayar investor terdahulu dan membiayai gaya hidupnya yang mewah. Ketika penipuan ini terbongkar pada Agustus 1920, para investor telah menderita kerugian sampai 20 juta dolar dan lima bank mengalami pailit. Ponzi dihukum 3 tahun penjara, lalu dideportasi ke Italia, dan pada tahun 1949, ia meninggal di usia 66 tahun dalam keadaan miskin.

Mengejar Kekudusan

Kita sering melihat jajak pendapat yang menanyakan apakah seseorang merasa bahagia, puas dengan pekerjaan mereka, atau menikmati hidup mereka. Akan tetapi, saya tidak pernah melihat ada jajak pendapat yang menanyakan, “Kuduskah Anda?” Bagaimana Anda akan menjawab pertanyaan itu?

Hidup Yang Tekun

Ketika sedang mempelajari kitab Daniel, saya terkesan saat mengetahui bahwa Daniel sebenarnya dapat dengan mudah meluputkan dirinya supaya tidak dilempar-kan ke dalam gua singa. Para pejabat tinggi dalam pemerintahan Babel yang merasa iri hati kepada Daniel telah mengatur sebuah jebakan yang dipicu oleh ketekunan Daniel dalam berdoa kepada Allah setiap hari (Dan. 6:2-10). Daniel sepenuhnya telah menyadari rencana jebakan yang mereka siapkan itu. Sebenarnya ia bisa saja memutus-kan untuk berdoa secara sembunyi-sembunyi selama satu bulan sampai keadaan tenang kembali. Namun Daniel bukanlah orang seperti itu.