Penulis

Lihat Semua
David C. McCasland

David C. McCasland

David McCasland mulai menulis untuk Our Daily Bread sejak tahun 1995. Ia telah menulis sejumlah buku untuk Discovery Series Publishers dan bekerja di televisi Day of Discovery. David dan istrinya, Luann, tinggal di Colorado Springs, Colorado. Mereka memiliki empat putri dan enam cucu.

Artikel oleh David C. McCasland

Batal Kirim

Pernahkah Anda mengirim e-mail dan tiba-tiba menyadari bahwa e-mail tersebut terkirim ke orang yang salah atau di dalamnya berisi kata-kata yang kasar dan menyakitkan? Andai saja Anda dapat menekan sebuah tombol dan menghentikan pengirimannya. Nah, sekarang Anda dapat melakukannya. Beberapa perusahaan menawarkan fitur yang memberikan sejumlah waktu singkat bagi Anda untuk membatalkan e-mail yang sempat Anda kirimkan. Jika dalam waktu itu Anda tidak menekan fitur tersebut, e-mail yang Anda kirimkan akan menjadi seperti ucapan yang sudah keluar dan tidak dapat ditarik kembali. Fitur “batal kirim” itu seharusnya mengingatkan kita akan pentingnya menjaga ucapan kita dan bukan digunakan sebagai jalan keluar dari semua masalah.

Pemain ke-12

Sebuah papan penanda berukuran besar yang terpasang di stadion sepakbola milik A&M University di Texas mencantumkan tulisan, “HOME OF THE 12TH MAN” (Kandang dari Pemain ke-12). Di atas lapangan, masing-masing regu yang bertanding akan menurunkan 11 pemain. Namun regu dari kampus A&M mempunyai Pemain ke-12, yaitu ribuan mahasiswa yang selalu hadir dan terus berdiri di sepanjang pertandingan untuk menyemangati mereka. Tradisi itu berawal pada tahun 1922 ketika pelatih tim tersebut memanggil seorang mahasiswa dari tempat duduk penonton untuk mengenakan seragam tanding dan bersiap menggantikan seorang pemain yang cedera. Meski mahasiswa cadangan itu tidak jadi turun ke lapangan dalam pertandingan tersebut, kesiapsediaannya di tepi lapangan sangatlah membesarkan hati rekan-rekan satu tim.

Memimpin dengan Kasih

Dalam buku Spiritual Leadership (Kepemimpinan Rohani), J. Oswald Sanders membahas kualitas dan nilai penting dari kearifan dan diplomasi. Sanders mengatakan, “Paduan dari kedua kata itu mengandung makna tentang kecakapan dalam menyatukan sudut-sudut pandang yang bertentangan tanpa melukai masing-masing pihak dan tanpa mengkompromikan prinsip yang dipegang.”

Pasien Pendoa

Almarhum Alan Nanninga, seorang tokoh di kota kami, disebut dalam obituarinya sebagai “saksi Kristus yang terkemuka dan penuh dedikasi”. Setelah menceritakan tentang kehidupan keluarga dan karier Alan, artikel tersebut menyebutkan tentang kesehatannya yang semakin merosot selama hampir sepuluh tahun terakhir. Obituari itu ditutup dengan catatan, “Selama dirawat di rumah sakit . . . Alan mendapat sebutan terhormat sebagai ‘Pasien Pendoa’”, dan itu karena pelayanannya kepada para pasien lain. Alan adalah seseorang yang di dalam masa penderitaannya justru bersedia melayani dengan cara berdoa untuk dan bersama orang-orang di sekitarnya yang membutuhkan pertolongan.

Dari Lubuk Hati

Di banyak budaya, menangis dengan suara kencang, meratap, dan mengoyakkan pakaian adalah cara-cara yang lazim digunakan untuk mengungkapkan rasa duka pribadi atau kesedihan atas bencana besar yang dialami suatu bangsa. Bangsa Israel semasa Perjanjian Lama juga bersikap serupa dalam mengungkapkan dukacita mereka yang mendalam dan pertobatan atas pemberontakan mereka kepada Tuhan.

Mendekap Salib

Pada tahun 1856, Charles Spurgeon, seorang pengkhotbah besar dari London, mendirikan Pastors’ College guna melatih para pemuda untuk terjun ke pelayanan. Kampus itu berubah nama menjadi Spurgeon’s College pada tahun 1923. Saat ini, lencana kampus itu memperlihatkan sebuah tangan yang mendekap salib dengan tulisan dalam bahasa Latin, Et Teneo, Et Teneor, yang berarti, “Aku mendekap dan aku didekap”.

Peringatan dari Allah

Seorang teman saya, Bob Honer, menyebut Yesus sebagai “Pemberi Peringatan yang Agung”. Itu benar sekali, karena kita memang sering ragu dan lupa. Entah sudah berapa sering Yesus memenuhi kebutuhan orang-orang yang datang kepada-Nya semasa Dia hidup, tetapi murid-murid-Nya tetap merasa khawatir bahwa mereka akan berkekurangan. Setelah menyaksikan mukjizat demi mukjizat yang diperbuat Yesus, mereka tetap gagal memahami maksud lebih besar yang Tuhan kehendaki untuk mereka ingat.

Mendoakan Anda Hari Ini

Ketika menghadapi situasi yang sangat pelik atau masalah yang berat, kita sering meminta saudara-saudari seiman untuk mendoakan kita. Kita merasa begitu dikuatkan ketika mengetahui ada seseorang yang peduli dan mendoakan kita kepada Allah. Namun bagaimana jika Anda tidak mempunyai saudara seiman di sekitar Anda yang bisa mendoakan Anda? Mungkin Anda tinggal di suatu wilayah yang melarang pengabaran Injil. Siapa yang mendoakan Anda?

Perkataan bagi yang Letih

Beberapa hari setelah ayahnya meninggal dunia, C. S. Lewis yang saat itu berumur 30 tahun menerima sepucuk surat dari seorang wanita yang pernah merawat ibunya Lewis semasa sakit dan kematiannya lebih dari dua puluh tahun yang lalu. Wanita tersebut mengungkapkan rasa bela sungkawanya dan bertanya apakah Lewis masih mengingatnya. “Suster Davison yang baik,” jawab Lewis. “Mengingat Anda? Sudah tentu saya ingat.”