Merasa Ditinggalkan
Dalam buku karyanya The Screwtape Letters (Surat-Surat Screwtape), C. S. Lewis menceritakan percakapan imajiner antara setan senior dan setan junior yang sedang berdiskusi tentang cara-cara yang tepat untuk mencobai seorang Kristen. Kedua setan itu ingin menghancurkan iman orang Kristen tersebut kepada Allah. “Jangan tertipu,” ujar si setan senior kepada juniornya. “Usaha kita berada dalam bahaya yang amat besar ketika seorang anak manusia . . . memandang ke seluruh jagad raya yang seakan tidak lagi menyisakan jejak-jejak [Allah], dan bertanya mengapa ia ditinggalkan oleh-Nya, tetapi masih tetap taat.”
Mencerminkan Kemuliaan Allah
Li Tang, seniman asal Tiongkok dari abad ke-12, sering melukis pemandangan alam yang diramaikan dengan gambar orang, burung, dan kerbau. Karena keahliannya dalam membuat lukisan halus di atas bahan sutra, Li Tang dipandang sebagai pakar seni Tiongkok untuk lukisan pemandangan alam. Selama berabad-abad, para seniman dari mancanegara telah melukiskan apa yang mereka saksikan melalui galeri seni dari karya ciptaan Allah: “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mzm. 19:2). Alkitab memberi tahu kita bahwa kreativitas yang kita miliki sebagai manusia itu disebabkan karena kita diciptakan menurut gambar Allah, Sang Perancang Agung (Kej. 1:27).
Pelayanan yang Setia
Karena pernah bertugas di Perang Dunia I, C. S. Lewis tidak asing lagi dengan tekanan dalam dinas militer. Dalam sebuah pidato pada khalayak umum semasa Perang Dunia II, ia dengan fasih melukiskan kesukaran yang harus dihadapi seorang prajurit: “Segala hal yang kita takutkan dari segala jenis penderitaan . . . ditemukan dalam kehidupan seorang prajurit yang sedang bertugas. Seperti penyakit yang menyebabkan penderitaan dan kematian. Seperti kemiskinan yang membuat seseorang tak mempunyai tempat berlindung, kedinginan, kepanasan, kehausan, dan kelaparan. Seperti perbudakan yang menyebabkan seseorang harus kerja paksa, menerima penghinaan, perlakuan tidak adil, dan peraturan yang sewenang-wenang. Seperti pengasingan yang memisahkan kita dari segala sesuatu yang kita kasihi.”
Tak Pernah Berhenti Belajar
Sheryl bisa disebut sebagai seorang kutu buku. Ketika yang lain menonton televisi atau bermain video game, ia terus asyik membaca bukunya.
Belajar Melalui Penderitaan
Dalam buku berjudul The Problem of Pain (Problema Penderitaan), C. S. Lewis menyatakan bahwa “Kepada kita, Allah berbisik dalam kesenangan kita, berbicara dalam kesadaran kita, tetapi berseru dalam penderitaan kita: Penderitaan adalah pengeras suara-Nya untuk membangkitkan dunia yang tuli.” Penderitaan sering menolong untuk mengembalikan fokus kita. Pikiran kita dialihkan dari situasi yang terjadi di sekitar kita supaya kita dapat mendengarkan Allah dan karya-Nya dalam hidup kita. Hidup kita sehari-hari diubah menjadi suatu pelajaran iman.
Ketika Kita Dikecewakan
Pada 4 Agustus 1991, kapal pesiar MTS Oceanos dihantam badai besar di lepas pantai Afrika Selatan. Ketika kapal mulai tenggelam, kapten kapal dan anak buahnya memutuskan untuk meninggalkan kapal dan tidak memberi tahu penumpang tentang bahaya yang mengancam. Moss Hills, seorang penumpang dan musisi asal Inggris, menyadari adanya bahaya dan mengirimkan isyarat tanda bahaya ke penjaga pantai Afrika Selatan. Lalu, Moss dan Tracy, istrinya, beserta rekan-rekan pemusik yang berada di kapal itu mengambil inisiatif untuk mengevakuasi seluruh penumpang dengan menolong mereka naik ke helikopter.
Pinjam Teropongnya!
Waktu saya masih di sekolah dasar, saya dan teman saya, Kent, sering memandangi langit di malam hari dengan sebuah teropong buatan Jerman. Kami sangat kagum melihat bintang-bintang di langit dan gunung-gunung di bulan. Sepanjang malam kami bergantian berkata, “Pinjam teropongnya!”
Terbebani
Tanggal 10 Agustus 1628 adalah hari yang kelam dalam sejarah angkatan laut. Pada hari itu, sebuah kapal perang kerajaan Swedia, Vasa, diluncurkan untuk menjalani pelayaran perdananya. Setelah menempuh proses pembangunan selama 2 tahun, dengan dileng-kapi hiasan yang megah dan membawa persenjataan sebanyak 64 buah meriam, kapal perang kebanggaan angkatan laut Swedia itu tenggelam hanya dalam jarak satu mil setelah bertolak ke laut. Apa yang salah? Beban yang berlebihan menyebabkan kapal itu terlalu berat untuk layak berlayar. Kelebihan beban telah membuat Vasa karam di dasar laut.
Dipersatukan
Janet, istri saya, memberikan hadiah gitar baru tipe Dreadnought D-35 untuk ulang tahun saya yang ke-65. Gitar Dreadnought yang diproduksi pertama kalinya pada awal abad ke-20 itu berukuran lebih besar dari-pada gitar-gitar yang umumnya diproduksi pada masa itu. Gitar Dreadnought juga terkenal karena bunyi dentingnya yang mantap dan keras. Nama gitar tersebut diambil dari nama kapal perang utama milik Kerajaan Inggris pada Perang Dunia I, yaitu HMS Dreadnought. Ada yang unik pada sisi belakang gitar D-35 itu. Karena langkanya kayu rosewood berkualitas tinggi yang berukuran lebar, para pengrajin secara inovatif menggabungkan tiga potongan kecil kayu menjadi satu, sehingga dihasilkan suatu bunyi yang terdengar lebih kaya.