Menjadi Gereja
Selama pandemi Covid-19 berlangsung, Dave dan Carla menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mencari gereja tetap. Mereka rindu bersekutu dengan jemaat Tuhan lainnya, tetapi protokol kesehatan yang membatasi pertemuan tatap muka semakin menyulitkan mereka. Dalam surelnya Carla menulis, “Itu benar-benar waktu yang sulit untuk menemukan gereja.” Dalam diri saya timbul kesadaran bahwa saya juga rindu untuk kembali dipersatukan dengan keluarga rohani saya di gereja. Saya menanggapi dengan berkata, “Ini waktu yang sulit untuk menjadi gereja.” Pada masa yang penuh perubahan itu, gereja kami menyikapinya dengan membagi-bagikan makanan kepada lingkungan sekitar, melakukan ibadah daring, dan menelepon setiap anggota jemaat untuk memberikan dukungan dan doa. Meski saya dan suami ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan tersebut, kami tetap bertanya-tanya apa lagi yang dapat kami lakukan untuk “menjadi gereja” di tengah dunia yang berubah ini.
Menghimpun Kekuatan di dalam Allah
Grainger McKoy adalah seniman yang mempelajari dan memahat patung burung, dengan tujuan mengabadikan keanggunan, kelemahan, serta kekuatan hewan itu. Salah satu karyanya, yang diberi judul Recovery, menampilkan selembar sayap kanan dari seekor bebek pintail yang menjulang tinggi dalam posisi vertikal. Di bawahnya, terdapat sebuah plakat yang menjelaskan bahwa kepak sayap burung ke atas merupakan “momen terlemah seekor burung selama terbang di udara, sekaligus juga momen bagi burung tersebut untuk menghimpun kekuatan yang dibutuhkannya agar terus maju.” Grainger juga mencantumkan ayat ini: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2Kor. 12:9).
Izin untuk Beristirahat
Saya dan teman saya, Soozi, duduk-duduk di atas bebatuan besar, memandangi buih laut bergulung-gulung menerpa tepi pantai. Sambil memperhatikan ombak yang susul-menyusul menghantam bebatuan, Soozi berkata, “Aku suka laut. Laut terus bergerak supaya aku bisa berhenti sejenak!”
Mantel Merah Muda
Saat berjalan menuju pintu keluar mal, mata Brenda terpikat oleh sesuatu berwarna merah muda di etalase. Ia berbalik lalu berdiri terkesima menatap “mantel berwarna gulali”. Wah, Holly pasti suka mantel itu! Koleganya itu, seorang ibu tunggal, sedang bergumul dengan kesulitan finansial. Brenda tahu bahwa Holly membutuhkan baju hangat, tetapi ia yakin Holly tidak akan mengeluarkan uang sebesar itu untuk membeli mantel. Setelah berpikir sebentar, Brenda tersenyum, mengambil dompet, dan mengatur supaya mantel itu dikirimkan ke rumah Holly. Ia menambahkan kartu tanpa nama, “Seseorang mengasihimu”. Langkah-langkah Brenda terasa ringan, karena hatinya sangat senang.
Penguatan dari Makanan Cepat Saji
Maria membawa makan siang cepat sajinya ke meja yang kosong. Saat ia menggigit burgernya, pandangannya tertumbuk pada seorang pria muda yang duduk beberapa meja darinya. Pakaian pria itu kotor, rambutnya lengket, dan ia memegang sebuah gelas kertas yang kosong. Jelas, ia terlihat lapar. Bagaimana Maria dapat menolong? Memberinya uang sepertinya tidak bijaksana. Namun, jika ia membelikan makanan, apakah pria itu akan merasa malu?
Mengucap Syukur dengan Sukacita
Sebuah studi yang dilakukan psikolog Robert Emmons membagi relawan menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok diminta menulis jurnal mingguan. Satu kelompok menulis lima hal yang mereka syukuri. Satu kelompok lagi menggambarkan lima hal yang mengganggu mereka sehari-hari. Kelompok terakhir menulis lima peristiwa yang berdampak kecil pada mereka. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa para anggota kelompok yang bersyukur merasa lebih baik mengenai kehidupan mereka, lebih optimis tentang masa depan, dan melaporkan lebih sedikit masalah kesehatan.
Lubang di Dinding
Suatu hari, saya menemukan ada yang memakan tanaman bunga saya. Sehari sebelumnya, bunga-bunga saya masih bermekaran dengan indahnya, tetapi sekarang hanya batangnya yang tersisa. Saya mengelilingi halaman dan menemukan lubang seukuran kelinci di pagar kayu rumah saya. Kelinci memang lucu, tetapi hewan-hewan yang mengganggu itu bisa memakan habis bunga-bunga di taman dalam hitungan menit.
Monstro Si Ikan Mas
Seekor ikan yang terdampar di dasar akuarium dalam toko hewan peliharaan itu menarik perhatian Lacey Scott. Kondisi ikan itu sangat menyedihkan, dengan sisik-sisik yang menghitam dan penuh luka. Lacey menyelamatkan ikan berumur sepuluh tahun tersebut, menamainya “Monstro” seperti nama paus dalam dongeng Pinokio, dan menaruhnya dalam akuarium “perawatan”, dan mengganti airnya setiap hari. Perlahan-lahan, kondisi Monstro membaik. Ikan itu kembali berenang dan ukurannya bertambah besar. Sisik yang tadinya hitam berubah keemasan. Setelah dirawat Lacey sepenuh hati, Monstro pun menjadi ikan yang baru!
Makanan yang Menyatakan Kasih
Saya pernah menghadiri suatu perayaan ulang tahun keluarga yang menerapkan tema “hal favorit” pada dekorasi, kado, dan terutama makanan. Karena gadis yang berulang tahun sangat menyukai bistik dan salad—serta kue bolu berbahan cokelat putih dengan isi buah rasberi—tuan rumah pun menghidangkan bistik, sayur bayam, dan memesan kue kesukaannya itu. Semua makanan kesukaan itu seperti menjadi cara tuan rumah itu berkata, “Aku sayang padamu.”