Percaya kepada-Nya
“Ayah, jangan lepaskan aku!”
Warisan Kasih
Saya sedang membuka-buka halaman Alkitab milik nenek buyut saya saat sesuatu yang berharga jatuh ke pangkuan saya. Itu adalah secarik kertas yang mencantumkan tulisan tangan seorang anak kecil dan bertuliskan, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur” (Mat. 5:3-4). Di samping ayat tersebut, terlihat tanda tangan ibu saya yang masih berantakan.
Kasih yang Tak Berubah
Ketika masih SMA, saya pernah bergabung dalam tim tenis sekolah. Untuk meningkatkan kemahiran saya bermain tenis, saya menghabiskan banyak waktu dengan berlatih di empat lapangan semen yang terletak hanya dua blok dari rumah saya.
Belajar Mempercayai
Saat masih remaja, adakalanya saya menantang ucapan ibu saya yang mendorong saya untuk lebih mempunyai iman. “Percayalah kepada Tuhan. Dia akan menjagamu,” kata ibu saya. “Tapi tak semudah itu, Bu!” jawab saya dengan keras. “Tuhan hanya menolong orang yang mau menolong dirinya sendiri!”
Rindu Tinggal Bersama-Nya
Salah satu doa pertama yang saya pelajari semasa kanak-kanak adalah “Tuhan, sekarang aku mau tidur. Jagalah aku, Tuhan . . .” Itulah doa yang saya pelajari dari orangtua saya, dan kemudian saya mengajarkannya kepada putra-putri saya ketika mereka masih kecil. Sebagai anak kecil, saya bisa tidur dengan tenang setelah menyerahkan diri saya ke dalam tangan Allah melalui doa yang saya ucapkan tadi.
Waktu yang Diberikan
Hari itu, saya sangat tergesa-gesa masuk ke kantor pos karena ada sejumlah hal yang hendak saya kerjakan. Namun, setelah masuk, saya merasa frustrasi karena melihat antrean yang mengular panjang sampai ke pintu. “Sudah cepat-cepat, tetapi masih harus menunggu,” gumam saya sambil melirik arloji dengan kesal.
Perlindungan dari Badai
Ketika masih tinggal di Oklahoma, saya memiliki seorang teman yang hobi “mengejar” tornado. John melacak badai dengan saksama melalui komunikasi radio dengan para “pengejar” badai lainnya dan radar setempat. Ia berusaha menjaga jarak aman sambil mengamati jalur tornado agar ia dapat melaporkan perubahan yang terjadi dan memperingatkan warga di daerah yang akan dilewati tornado tersebut.
Bergantung Penuh
Ibunda Laura sedang berjuang melawan penyakit kanker. Suatu pagi, Laura dan seorang teman mendoakan ibunya. Teman Laura yang telah bertahun-tahun menderita cerebral palsy (kelumpuhan pada tulang belakang) itu berdoa: “Tuhan, Engkau selalu menolongku. Sekarang tolonglah juga ibunya Laura.”
Kasih yang Rendah Hati
Ketika Benjamin Franklin masih muda, ia pernah membuat daftar berisi dua belas kebajikan yang ingin dicapainya sepanjang perjalanan hidupnya. Ia menunjukkan daftar itu kepada seorang teman yang kemudian menyarankan kepadanya untuk menambahkan “kerendahan hati” dalam daftarnya. Franklin senang dengan saran itu. Ia lalu menambahkan sejumlah panduan untuk membantunya dalam mencapai setiap kebajikan yang diharapkannya itu. Dalam tulisan Franklin, Yesus disebutnya sebagai salah satu pribadi rendah hati yang ingin diteladaninya.