Masa “Mengunyah”
Baru-baru ini istri saya memberikan seekor anak anjing kepada saya. Kami menamainya Max. Suatu hari Max menemani saya di ruang kerja. Saat sedang berkonsentrasi bekerja, saya mendengar suara kertas robek di belakang saya. Saya menoleh dan mendapati tampang bersalah pada anak anjing itu. Sebuah buku telah terbuka lebar dan selembar kertas dari buku itu berjuntai di mulutnya.
Salah Berkata-Kata
Baru-baru ini, saya mengirimkan pesan pendek kepada istri saya, Cari, dengan menggunakan program deteksi suara untuk menuliskan pesan itu. Saat itu saya hendak keluar menuju ke mobil untuk mengajak Cari pulang dari tempat kerjanya. Saya bermaksud mengirimkan pesan, “Mau dijemput di mana, mami sayang?”
Merindukan Allah
Suatu hari putri saya berkunjung ke rumah kami bersama anak laki-lakinya yang berumur satu tahun. Saat itu saya sedang bersiap-siap meninggalkan rumah untuk sebuah pekerjaan. Namun, begitu saya keluar dari ruangan, cucu saya mulai menangis. Itu terjadi dua kali, dan setiap kali saya selalu kembali ke ruangan untuk menemaninya sebentar. Begitu saya mengarah ke pintu untuk ketiga kalinya, bibir mungilnya mulai bergetar lagi. Saat itu putri saya berkata, “Ayah, ajak saja ia ikut denganmu.”
Allah Melihat Setiap Detail
Saat anak anjing Labrador saya yang berwarna cokelat berumur tiga bulan, saya membawanya ke dokter hewan untuk diperiksa kesehatannya dan divaksin. Ketika dokter hewan kami memeriksa tubuh anak anjing itu dengan saksama, ia memperhatikan sebuah bercak kecil berwarna putih di telapak kaki kiri belakang anjing itu. Dokter itu tersenyum dan berkata kepada si anjing, “Di sinilah Allah memegangmu saat Dia mencelupkanmu ke dalam pewarna cokelat.”
Berbagi Penghiburan
“Allah telah membawa Anda untuk menghibur hati saya!”
Memberikan Hadiah Doa
“Saya tak menyadari arti doa sebagai hadiah sampai ketika saudara laki-laki saya sakit dan kalian semua mendoakannya. Kami sangat terhibur oleh doa-doa kalian!”
Berharga di Mata Allah
Namanya David, tetapi kebanyakan orang menyebutnya “pemain biola jalanan”. David adalah seorang pria tua lusuh yang senantiasa tampil di tempat-tempat keramaian di kota kami untuk menghibur orang-orang yang lalu-lalang dengan permainan biolanya yang istimewa. Sebagai apresiasi terhadap permainan musiknya, terkadang para pendengar menaruh uang di dalam kotak biola yang terbuka di atas trotoar di depan mereka. David pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya untuk berterima kasih seraya terus memainkan biolanya.
Menjauhkan Diri dan Menjadi Kuat
“Tangkis!”
Pengharapan Sejati
Baru-baru ini saya mengunjungi Empire State Building bersama seorang teman. Antrean masuknya terlihat pendek—hanya di sepanjang blok dan di seputar tikungan. Namun saat memasuki gedungnya, kami menemukan orang-orang berbaris sepanjang lobi, menyusuri tangga, hingga masuk ke suatu ruangan. Di balik setiap tikungan, kami melihat bahwa ternyata tujuan kami masih jauh.